Cahaya matahari sudah menyapa lewat sela-sela gorden jendela kamar, seorang pria manis kini membuka matanya karena merasa terganggu oleh cahaya dari jendela kamar.
"Enghh" suara leguhan Alvian.
"Sudah jam berapa sekarang?" melihat ke arah jam yang berada di samping kasurnya.
"SIAL GUA TELAT" Ia pun terburu-buru menuju bathroom dengan tergesa-gesa.
Tak
Tak
TakAlvian terburu-buru menuruni satu persatu anak tangga "bi Vian pergi" ucapnya saat ingin menuruni tangga selanjutnya hentakan terhentikan.
"Vi HARI INI LIBUR"
Alvian mengambil handphonenya yang berada di saku celana,mengeceknya dan benar saja hari ini hari minggu.
"Eh ha ah lah"
"Sini makan dulu"
Vian berjalan menuju meja makan, semua makanan sudah di letakan di atas meja.
"Bi ini gak kebanyakan?" tanya Alvian
"Biar Vian kenyang jadi bibi masak banyak"
"Ini mah banyak banget tapi gapapa vian tetap makan" alvian langsung mengambil nasi serta lauk yang ada.
"Bi" panggil alvian yang kini sedang menaruh piring di cucian piring.
"Kenapa? "
"Rael di mana? " tanyanya
"Rael siapa? "
"Arzael "
"Oh tuan Arzael sudah berangkat kerja"
"Ouh.., kalau gitu Vian ke kamar dulu ya".
-
-
-
-
-
Pagi hari menyapa dengan lembut, cahaya matahari sudah mulai menerangi bumi. Kini sosok anak muda sedang duduk di taman bermain, dengan asik mengelus kucing yang berada di tangannya.
Geraknya pohon - pohon yang berayun - ayun karena adanya angin yang bertiup dengan lembutnya.
Bunga-bunga cantik yang berada di sekeliling taman, membuat taman begitu indah dan bersih.
" Sepi ya cing " ucap pemuda itu yang sedang duduk di ayunan. Kucing yang ia pengang melompat turun ke bawah dan pergi meninggalkannya sendiri.
" aelah tu kucing gitu banget "
Sebuah mobil hitam berhenti di taman. Seseorang lelaki tampan keluar dari mobil dengan menggunakan kecamatan hitamnya, ia berjalan menuju anak muda itu.
'Sapa tu?' gumam anak muda yang kini sedang berdiri bersamaan dengan lelaki yang berada di hadapnya
Lelaki itu melepaskan kacamata hitam yang ia gunakan, menampakkan tampilan mata yang indah dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
"Hai Rio " sapanya
"Pak? Pak si-sio? " tujuk Rio ke arah lelaki tersebut.
" haha..., Simon " jawabnya
"Eh iya pak Simon hehe" Rio menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak terasa gatal karena malu salah memanggil nama Simon.
"Btw apa yang membawa bapak ke sini? "
"Itu..,saya hanya sedang berjalan - jalan saja lalu tidak sengaja melihat kamu di sini sendirian, jadi saya samperin kamu"
"Ouh.. "
"Dimana teman - teman mu? "
"Paling dirumah pak "
Keduanya tidak ada topik lagi yang harus di bicarakan, senyam yang terdengar hanyalah kucing yang sedang bergelut.
Salah satupun mengeluarkan percakapan."Mau ikut jalan - jalan? " tanya Simon sambil memasukkan tangan ke dalam kantong celananya.
"Eemm" terjawab anggukan dari kepala Rio.
Simon berjalan deluan dan diikuti oleh Rio di belakangnya. Keduanya kini berada di dalam mobil.
Simon melihat Rio yang kesusahan memasang sabuk pengaman.
"Bisa? " tanyanya
Simon melepaskan sabuk pengaman nya dan mendekat ke arah Rio untuk memasang sabuk pengaman rio, wajah Rio dan Simon kini berpapasan.
"U-udah" tanya Rio
"A-ai ya" Simon kembali ke arahnya serta memasang sabuk miliknya dan membawa mobilnya
Rio menatap ke arah jendela mobil dengan wajah yang memerah kedua tangan memegang sabuk pengaman.
'Dia mengemaskan, tapi tidak mungkin kan kalau dia...? ' gumam Simon sambil sedikit melilirik ke arah Rio.
Ia kembali fokus mengemudi dengan pandangan ke depan untuk melupakan apa yang terjadi tadi.
𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜.....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕎ℍ𝔸𝕋! 𝐆𝐮𝐫𝐮𝐤𝐮 𝐉𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐊𝐮
RomanceAlvian anak geng motor gak sama kayak anak geng motor lain nya ia lebih suka nongkrong anak baik, dia juga anak OSIS. Kedua orang tuanya menjodohkan Alvian dengan Guru di sekolah nya. Guru tersebut bukanlah guru tetap melainkan guru penganti sement...