Mata Legam

23 15 2
                                    

"Menyukaimu dalam diam adalah sebuah cara yang aku lakukan demi melihatmu bahagia"

Selamat Membaca
Kisah Lavanya dan Bimantara
Pada bagian keempat mereka<3

🌷🌷🌷🌷

       Hari Rabu adalah hari paling berat bagi kelas 12 MIPA 1 karena mata pelajaran pada hari ini begitu membuat kepala mereka pusing tujuh keliling. Dimulai dari Matematika Wajib sampai Matematika Peminatan, Ekonomi lintas minat, Fisika, dan yang terakhir Bahasa Indonesia.

Lavanya sedari pagi sudah menampakkan wajah cemberut, dimulai dari pagi melakukan kewajiban nya untuk piket kelas lalu disambut ulangan harian matematika wajib, dilanjut mengerjakan latihan soal matematika peminatan, sungguh membuat mood nya dalam keadaan tidak baik baik saja.

Bunyi bel istirahat membuat wajah Lavanya menjadi berbinar, setidaknya dengan adanya jam istirahat dirinya bisa melupakan sejenak rumus rumus yang sedari tadi berkeliling dalam pemikiran nya.

"Lav, ayo ke kantin." Ajak Renjana.

"Ayo." Ucap Lavanya menerima ajakan Renjana.

Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya menuju kantin untuk mengisi amunisi. Sesampainya mereka di kantin Renjana langsung berlari menuju penjual bakso, sedangkan Lavanya senantiasa mengikuti Renjana dibelakang.

Lavanya mengarahkan arah pandangnya melihat keadaan kantin untuk mencari bangku kosong yang masih ada, tetapi pandangannya tiba tiba berhenti di sudut pojok sebelah kanan. Tepat dimana Bima sedang duduk berdua dengan seorang gadis yang dia tahu namanya, Alana Maheswari.

Menurut rumor yang beredar, Bima memang sedang menyukai Alana, namun belum ada kepastian yang jelas dari Alana sendiri.

Melihat Bima tampak bahagia bersama orang yang disukainya, ternyata sesakit ini ya?

Lama memandang ke arah Bima tanpa menoleh ke arah yang lain membuat sang empu yang sedari tadi ditatapnya sadar, merasa sedari tadi ada yang menatapnya Bima menolehkan pandangannya ke arah Lavanya.

Lavanya menatap pemilik mata hitam legam itu tanpa berkedip sama sekali, sungguh indah sekali ciptaan Tuhan satu itu. Dalam diam lagu Jatuh Cinta dari Tulus mengalun dibenak Lavanya.

Seolah dia menari di mataku
Melekat di kulitku, di hatiku
Apa yang kini harus kulakukan?
Wajahnya selalu ada di pikiran
Oo tiba-tiba aku suka
Senyumnya selalu terbayang-bayang
Caranya bicara oo aku suka
Dia punya semua pesona
Dia punya semua yang ku damba

Bimantara jika kamu ingin tahu perasaan apa yang dirasakan Lavanya saat terjadi kontak mata antara kamu dan dia, di hati yang paling dalam, rasa yang selalu ada itu kian menjalar hangat di seluruh relung jiwanya.

"Lav, udah nih. Ayo makan dulu." Ucapan Renjana mengalihkan pandangan Lavanya yang sedari adu beradu kontak mata dengan Bima.

Dilihatnya Renjana membawa nampan berisikan 2 mangkok bakso dan 2 Es jeruk, membuat Lavanya sadar bahwa dirinya belum menemukan kursi untuk mereka berdua duduki.

"Belum nemu kursinya, gimana?" Tanya Lavanya kepada Renjana.

Lalu pandangan Renjana melihat sekitar dan berhenti saat melihat Abimanyu sepupunya. "Ayo ikut gabung bareng Abi aja." Ajaknya.

Belum mengiyakan ajakan yang dilontarkan Renjana, ternyata temannya satu itu sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan dirinya. Mau tak mau Lavanya mengikuti langkah kaki Renjana.

Sesampainya di meja Abimanyu dan teman teman, Renjana langsung saja duduk disebelah Abimanyu, "Gabung ya." Ucapnya.

"Iya, duduk aja." Jawab Abimanyu sembari bergeser agar Renjana bisa duduk di Samping nya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Abimanyu, Lavanya duduk disamping Renjana, jadi satu bangku panjang berisi Abimanyu di kiri, Renjana di tengah, dan Lavanya di kanan, sedangkan didepan mereka ada tiga laki laki teman Abimanyu, yang Lavanya dan Renjana tidak mengenalnya.

Terimakasih sudah membaca<3

Merapah Akara Bumi PasundanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang