Olahraga

14 2 0
                                    

"Dunia tidak perlu tahu siapa dia, tapi dunia harus tahu dia istimewa."

Jangan lupa follow sebelum membaca!
Selamat menyelam pada kisah Lavanya dan Bimantara di bagian ke sembilan🌷

Vote dan komen juga!
Happy Reading Lovely🤍

🌷🌷🌷🌷

        Hari Kamis adalah jadwal Kelas 12 MIPA 1 untuk olahraga. Renjana dan Lavanya yang sudah memakai baju khas olahraga SMA Buana Bhakti. Lavanya, Renjana dan teman teman sekelas mereka berjalan menuju lapangan outdoor untuk melakukan pemanasan.

"Wih sepatu baru nih." Ucap Kaiden saat melihat sepatu berwarna merah muda yang tengah dikenakan oleh Lavanya.

"Iya dong, baru." Pamer Lavanya sembari berjalan ala ala bak model kelas atas. Renjana yang melihat itu tertawa kecil.

"Ngeri deh sekarang pakai NB dia Ta." Ucap Kaiden lalu menyenggol lengan Dikta yang berada disampingnya.

"Mana?" Tanya Dikta, netranya mengamati satu persatu sepatu milik teman temannya.

"Masa sih kamu gak lihat Ta? Ini loh, ini." Sahut Lavanya sambil menunjuk nunjuk sepatu yang dia kenakan.

"Ngeri ngeri, mainnya New Balance." Ujar Dikta begitu melihat merk sepatu yang Lavanya kenakan.

"Reebok bisa apa?" Timpal Kaiden, dramatis.

Lavanya yang melihat itu memutar bola matanya malas, lalu dengan sisa tenaganya dia mendorong Kaiden agar menjauh dari pandangannya. Namun Kaiden sudah terlebih dahulu mengerti apa yang akan dilakukan Lavanya, sehingga dia bisa menghindar. Sasaran dorongan itu pun terimbas kepada Renjana, membuat gadis itu terdorong hingga menyenggol lengan Dikta.

Lavanya tidak bisa menahan untuk tidak tertawa, dia tahu bahwa Renjana pernah menyukai Dikta pada saat kelas 11.

Kaiden yang menyadari itu juga ikut tertawa, "Waduh, nanti bakalan ada yang CLBK kayaknya Lav."

"Iya Kai, udah merah itu pipinya." Ucap Lavanya disela sela tawanya.

Renjana yang mendengar kedua temannya sedang mengejeknya hanya mendengus, sedangkan Dikta bersikap masa bodoh. Perlu kalian ketahui Dikta sedang menyukai salah satu teman sekelas mereka, dan yang pasti bukan Lavanya maupun Renjana, Apalagi Kaiden. Dia masih normal.

"AYO YANG DIBELAKANG, BURUAN JALANNYA KEBURU PANAS NANTI." Teriak Rafi, ketua kelas 12 MIPA 1.

"OKE PAKETU, INI JUGA LAGI JALAN." Sahut Kaiden, lalu sebuah ide terlintas dibenaknya.

Kaiden menoleh Lavanya yang berada disampingnya yang tengah berjongkok untuk menali sepatu yang dia kenakan. Lalu ditariknya tali rambut berwarna biru muda yang dikenakan gadis itu.

"KAIDEN, BALIKIN GAK?!" Kesal Lavanya, lalu berlari untuk mengejar laki laki itu. Renjana dan Dikta hanya bisa menghela nafas, lelah dengan kelakuan teman temannya.

Melihat wajah kesal Lavanya membuat Kaiden tertawa terpingkal pingkal, namun hal itu tidak membuat laki laki itu gentar untuk mengembalikan kuncir milik Lavanya.

"KAI, BERHENTI SEKARANG DEH! CAPEK BANGET TAU GAK?! BELUM JUGA PEMANASAN." Teriak Lavanya agar Kaiden segera berhenti dari larinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merapah Akara Bumi PasundanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang