11. PERASAAN MASA LALU?

142 4 0
                                    

Kegiatan mereka tidak lama di buyarkan karena kedatangan sosok gadis berkulit putih dengan rambut yang diikat menjadi dua, seperti kuda. Dan juga porsi tubuh nya yang pendek, membuat gadis itu tidak terlihat seperti anak SMA.

" eh, kalian kenapa?"

Radeva yang tadinya tersenyum mendadak diam, ia langsung menatap dingin gadis itu. Namun tatapan galak radeva dibalas dengan senyuman indah dari gadis tersebut.

Dia adalah Nalarum Arneyva. Sosok gadis ayu dan lembut pemilik tahta tertinggi di servonus. Gadis itu selalu dijaga, nalarum adalah bunga indah milik servonus. Selalu menjadi sosok yang sangat mereka hormati dengan tulus, sosok yang menjadi penengah disaat fikiran mereka sedang kalut. Sosok yang selalu menjadi pemenang dihati anggota servonus. Dan dia adalah sosok yang selalu tertanam di dalam hati seorang Radeva Virendra.

Janu yang tadinya berwajah ketat tersenyum hangat ke arah gadis itu. Wajah kesal diwajah yoga dan enzi pun tidak lagi ada. Mereka semua tersenyum melihat gadis itu hadir.

Bumi melambaikan tangan, yang dibalas senyum manis dari nala. Ucok saja sampai terlena sejenak. Memang, gadis itu selalu membuat banyak orang terhanyut, baik dari senyuman atau dari semua perlakuannya.

" habis dari mana nal?" Tanya bumi.

Ini lah dia, servonus akan merubah cara bicara nya ketika dengan sosok nala.

" aku baru aja dari toilet, kak bum"

Ucok yang mendengar suara nala langsung tersadar, ia membenarkan kerah baju nya Kemudian mendekat ke nala. Berniat ingin tebar tebar pesona.

" kok sendiri?" Suara dingin dari arah belakang janu membuat mereka semua menoleh. Termasuk nala.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya, tatapan tajam dari radeva benar benar selalu berhasil membuat nya merasa tersudut kan. Padahal nala tidak sedang berbuat kesalahan apapun.

Nala menoleh ke arah janu, cowok itu memang diam. Namun nala bisa melihat dengan sorot mata janu bahwa ia menyuruh nya untuk segera menjawab. Gadis itu balik menatap ke arah radeva lagi, kakak angkat nya yang selalu membuat nya tidak bisa sebebas teman teman nya yang lain.

" lagi mau aja, hehehe"

Ia menggaruk kepala nya yang tidak gatal, tatapan itu benar benar membuat nya tidak nyaman. Seringkali membuat nala menjadi tak fokus.

Enzi yang sadar akan tingkah nala pun berdiri mendekati nala. Lalu ia merangkul gadis yang selalu ia anggap kecil itu dengan gemas.

" tumben hari ini ikat dua, biasa juga kepangan" lalu tanganya sedikit mengacak acak rambut rapih milik nala.

Nala tentu merasa kesal, bibir nya mengelembung. Pipi nya yang memang berisi terlihat semakin mengembang sekarang.

" ayah lagi buru buru tadi pagi, udah ah kakak jangan berantakin rambut aku"

Enzi tertawa mendengar nya, adik kecil servonus selalu lucu.

" aelah, kalau kepangan juga gue bisa. Lain kali telpon gue aja, biar gue kepang rambut lo. Dijamin cantik lah" ujar yoga, ia cengengesan dengan ucapannya sendiri.

Nala ingin menjawab namun ucapannya terpotong oleh bumi. Cowok itu berdecak malas.

" jangan mau deh nal, kepangan yoga kayak ikatan tali mati."

Yoga terhenyak dengan ucapan bumi.

" dih? Tau dari mana lo anying!" Cowok itu terkekeh.

" ya tau lah bangsat! Gue orang pertama yang lo kepangin" bumi menelan salivanya sebelum melanjutkan.

PRADIKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang