Memulai Semuanya dari Awal

498 57 15
                                    

"Belum ada perkembangan sama sekali?"

Seokmin tidak mampu menjawab. Satu-satunya anggota tubuh yang bergerak adalah tangan, mengaduk kopi hangat yang tersaji di depannya. Tak berminat mengesap. Cukup diaduk, agar setidaknya ia tak begitu terlihat linglung. Pikirnya. Padahal, hanya melihat sekilas pun, Mingyu, sahabat Seokmin, tahu betul apa yang tengah dirisaukannya.

"Sebagai pihak laki-laki, kenapa tidak mencoba melakukannya lebih dulu?"

"Aku kurang mencoba apa lagi?" tanya Seokmin, yang sekaligus menjawab pertanyaan Mingyu. Namun juga pertanyaan yang sangat ingin ia ajukan kepada sang istri. Apa usaha yang sudah Seokmin kerahkan selama ini masih kurang? Kalau iya, katakan kurangnya di mana. Seokmin akan berusaha lebih keras lagi untuk memperbaikinya. Nyatanya selama berperan sebagai suami, Seokmin sudah mencoba berbagai cara. Memang hanya cara-cara yang ringan. Namun itu ia pilih karena khawatir akan membuat Jisoo risi. Seokmin tidak mau Jisoo semakin menjauh. "Aku sering memuji masakannya. Aku yang selalu memulai percakapan saat bertukar pesan."

Mingyu lihat, mata Seokmin berkaca-kaca saat mengatakannya. Ia paham betul. Sebagai lelaki yang sangat minim pengalaman, ini tentu tidaklah mudah. Apalagi dengan kenyataan bahwa Jisoo tidak ada bedanya dengan Seokmin. Tertutup, agak sulit akrab dengan orang asing, juga tak memiliki pengalaman cinta. Apa yang bisa diharapkan? Tidak ada, selain waktu yang akan menjawab kelanjutan hubungan keduanya. Entah itu baik ataupun buruk. Entah itu tetap bersama atau malah berpisah. "Tapi kamu menyukainya, kan?"

"Apa perasaan sukaku bisa dijadikan alasan untuk bertahan?"

Pertanyaan Seokmin membuat Mingyu tersandar. Ia malah bingung bagaimana cara menjelaskannya. Tapi, "bukankah suka itu langkah awal untuk menjadi cinta? Kalau kamu sudah benar-benar cinta, pasti akan melakukan segala cara untuk mempertahankannya."

Seokmin melepaskan sendok dari tangannya. Ikut tersandar. Kafe itu sudah menjadi sunyi, padahal saat Seokmin baru sampai di sana, kafe itu hampir kehabisan meja kosong. "Aku tidak tahu apakah ini sudah memasuki tahap jatuh cinta atau tidak. Tapi aku sangat menikmati malamku setiap kali melihatnya tidur nyenyak di sampingku, walaupun kami tidak pernah bersentuhan." Air mata Seokmin akhirnya turun. Namun ajaibnya, air mata yang turun itu membuat hatinya lebih lega. "Bukankah kami memiliki harapan untuk bertahan?"

Ditambah, senyuman Mingyu yang keluar ketika Seokmin mengajukan pertanyaan tadi. Mingyu menganggukkan kepala. Ya, Seokmin percaya pada Mingyu. Mereka memiliki harapan untuk mempertahankan rumah tangga ini.

˚✧₊⁎ ~ ⁎⁺˳✧

Udara dingin menusuk telapak kaki Seokmin. Membuat pria itu terbangun, ingin segera memakai selimut yang biasanya dibiarkan terbentang di bibir ranjang. Namun, ada hal lain yang menyita perhatiannya. Hong Jisoo. Di mana dia? Pintu kamar mereka tertutup rapat. Seokmin memutuskan berdiam sejenak, menunggu suara yang berasal dari kamar mandi dalam kamar itu. Benar. Suara itu muncul setelah beberapa saat ia menunggu. Sesegera mungkin Seokmin menjatuhkan kepala di atas bantal. Lupakan selimut. Pura-pura tidur sebelum Jisoo masuk.

Mata Seokmin tertutup rapat. Samar ia dapat mendengar langkah kecil menuju ranjang, juga goyangan kecil di ranjang itu saat menerima beban tambahan tepat di samping Seokmin. Aroma khas yang sangat Seokmin sukai menyeruak seketika. Aroma tubuh Jisoo tanpa tercampur parfum ataupun pengharum pakaian. Aroma yang hanya bisa Seokmin nikmati saat Jisoo sudah tertidur dengan nyenyak.

Seokmin hampir melonjak saat merasa ada tangan yang menyentuh kakinya. Tangan itu mengangkat kaki Seokmin perlahan, memindahkannya ke bawah selimut. Perlahan namun pasti selimut itu berjalan naik hingga menutupi setengah dari badan Seokmin. Membuat dada Seokmin bergemuruh. Setelah dua minggu pernikahan mereka, ini kali pertama mereka berada dalam balutan selimut yang sama. Ucapan Mingyu benar. Mereka memiliki harapan untuk mempertahankan pernikahan ini. Saking bahagianya ia pada malam itu, Seokmin jadi tidak bisa tidur. Hanya bisa terus menutup kedua matanya rapat-rapat. Setelah cukup lama, yakin Jisoo sudah kembali tidur, perlahan ia membuka mata. Gadis cantiknya itu sudah tertidur pulas menghadap Seokmin dengan rambut yang tergerai panjang. Cantik. Sungguh cantik. Seokmin berjanji akan memperbaiki kisah pernikahan mereka mulai dari sekarang.

TIRA(MISS-YOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang