Toto (2)

2 1 0
                                    

Terlihat Koji sedang mempersiapkan barang barangnya untuk pergi ke kampus. Setelah selesai Koji berpamitan dengan orang tuanya untuk berangkat. "Ayah, Ibu aku berangkat dulu ya" Ucap Koji melambaikan tangan pada kedua orang tuanya. Ditengah perjalanan, ada yang aneh dengan tingkah laku Koji, ia bukan pergi mengarah ke kampus, tapi malah mengarah sebaliknya. Terlihat Koji sudah berada di depan gedung besar, gedung tempat di mana orang orang kaya menghabiskan uang nya. Koji memasuki gedung itu dan menemui seseorang di sana. Terlihat seseorang yang berpenampilan rapi duduk di sofa sendirian. "Maaf pak, izin.... ruangan Bapak Leo di mana ya?" tanya Koji pada bapak itu. "Ya saya Leo, ada apa?" jawab Bapak itu yang ternyata pemilik gedung itu. "Saya Koji pak, yang kemarin malam mengisi formulir peminjaman uang" jelas Koji. "Oh, kamu. Oke, silahkan kemari... Dan tanda tangani surat ini, batas waktu paling lama pengembalian uang selama satu minggu" Jawab Pak Leo padanya. Setelah menandatangani surat itu, Koji kemudian keluar dari gedung, memasukkan uang ke dalam Tas yang paling dalam, dan pergi ke kampus.

Di kampus, mereka sudah kembali berkumpul untuk membahas perjudian online lagi. "Tuh, Maxwin lagi kan gua" ucap Desim kepada teman temannya. "GG sih, gw kemaren cuma maxwin sekali ngikuti cara lu" balas temannya. "Tuhkan, cara gw emang paling amuh soal beginian Udah lama gw belajar tentang ini" Balas Desim menjelaskan. Eshal dan Lee masuk ke dalam kelas, diikuti Koji dari belakang. "Sahabat gw Koji, udah berapa kali Maxwin kemaren?" ucap Desim menyambut kedatangan Koji. Koji yang mendengar itu tersenyum dan membalas, "gw kemaren ga ada main, masih sibuk bantu bantu Ibu gw nyiapin pesanan ketering. Hari ini gw bakal lanjut main setelah pulang ngampus" "Oke, gw tunggu kabar baiknya teman" balas Desim padanya.

"Ga rugi ya mereka main begituan?" tanya Eshal pada Lee. "Kalo mereka menang yaa untung, kalo kalah yaa rugi" jawab Lee menjelaskan. Lalu Lee membuka hp nya dan menunjukkan isi saldo atm yang dimiliki Lee pada Eshal, "Busettt, banyak bener duit lu. Bagi gw dong" pinta Eshal pada Lee. "Nah, uang gw bisa banyak begini ya dari judi online yang kaya mereka mainkan" kemballi Lee menjelaskan pada Eshal. "Lah, ini orang main judi juga. Gawat lu, jangan deket deket gw. gw anti sama perjudian" ucap Eshal sambil menjauhkan Lee dari sampingnya. "Hahahaha santai kali, gw ga terlalu candu kaya mereka. gw mah main biasa biasa aja" balas Lee, tapi Eshal tetap menjauhkan Lee dari sisinya.

Terlihat Koji yang sedang tersenyum sendirian melihat ke arah buku yang dibawanya, teman Koji yang melihat itu berkata ""Lu kenapa Ji? sakit? senyum senyum sendiri" Koji tak terlalu mengindahkan perkataan temannya. Koji tetap menatap tajam buku yang ia bawa, ternyata yang Koji lihat adalah perhitungannya tentang kemenangan judi yang akan ia dapatkan melalui uang pinjaman yang ia pinjam tadi pagi. "Wah, bisa kaya mendadak gw kaya begini" gumam Koji dalam hati.

Perkuliahan telah selesai, seperti biasa Lee dan Eshal pulang ke tempat masing masing begitu juga dengan teman teman mereka yang lain. Koji kembali berdiam diri di ujung belakang kelas. Koji mulai memainkan perjudian online nya yang menggunakan sisa uang dari E-money nya yang masih tersisa sedikit lagi. Dan benar saja, Koji menang dalam taruhan itu. Tapi Koji tak begitu mendapat banyak uang, karena dia mendepositokan uang nya hanya sedikit. Koji berdiri dari bangkunya, pergi ke luar kelas dan kembali ke rumah. Di kamar, Koji masih memainkan judi online nya, Uang pinjaman itu telah ia masukkan ke dalam M-bankingnya, agar ia bisa lebih leluasa mendepositokan uang uangnya. Tanpa ragu, diawal mula Koji langsung mendepositokan uangnya dalam jumlah yang tinggi alhasil ia kalah dalam perjudian itu. "Ah, sedikit lagi." gumamnya dalam hati. Koji memulai lagi dengan mendepositokan uangnya dengan jumlah yang lebih tinggi lagi, dan lagi lagi Koji kalah. "Ah, B***G**T !!! sedikit lagi" Koji mulai tak terkontrol emosi, Ia mulai gelap mata. Sekarang ia bermain dengan caranya sendiri, bukan mengikuti cara yang Desim ajarkan. Akhirnya, Koji mengalami kekalahan berturut-turut. Ia mulai depresi melihat uang pinjamannya tinggal sedikit lagi.

Kemudian, ia mencoba menenangkan diri dan mulai menghela nafas serta mulai berpikir teratur kembali. Ia mendepositokan uang nys dalam jumlah yang tak terlalu besar mengingat uang nya tinggal sedikit lagi. Ia mengikuti cara yang diajarkan Desim dan ternyata cara itu kembali berhasil, Koji kembali bersemangat dan Koji merasa harapan mulai terbuka. Koji mendepositokan uang nya kembali dalam jumlah kecil dan tetap mengikuti ajaran Desim. Dia pun menang berturut-turut. Koji yang mulai kembali bersemangat bergumam dalam hati "Aduh, harusnya yang terakhir ini gw depokan sedikit lebih tinggi. Supaya uangnya kembali utuh" Dengan pemikiran itu, Koji tersulut untuk mendepositokan semua uang yang ada dalam rekeningnya. Berharap uang pinjaman kembali, dan ia mendapat keuntungan yang besar. DAN BENAR SAJA, Koji kalah !!! Koji sudah tidak memiliki uang sepeserpun, uang nya sudah habis lenyap dimakan perjudian online.

Koji merasa stres bukan main, Koji merasa putus asa. Ia memikirkan, bagaimana caranya agar ia bisa mengembalikan uang pinjaman itu. Ia masih kuliah dan belum menghasilkan duit sepeserpun. Koji stres bukan main, Koji mulai menyampakkan semua benda benda yang ada di dalam kamarnya. Ia mulai mengoyak sarung bantal dan gulingnya, juga mengoyak sprei tempat tidurnya sendiri. Kamar koji hancur berantakan, Koji yang lelah dan menahan tangis tertidur di lantai kamar rumahnya.

Koji sudah tertidur berjam-jam dan Koji terbangun karena bunyi ponselnya, Koji mengangkat telpon itu "Koji di mana nak? kok pintu rumah terkunci? kami mau masuk ga bisa nih" uca[p Ibu Koji di telpon. Koji langsung berdiri, berlari ke depan pintu rumahnya lalu membuka pintu rumah untuk kedua orang tuanya, "Sembab? kamu habis nangis atau baru bangun tidur?" tanya Ibu Koji padanya."Baru bangun tidur Bu" jawab Koji dengan lemas. "Oh, pantes dari tadi ibu telpon ga diangkat angkat" Balas Ibu Koji. Mereka semua masuk ke dalam rumah.

Di malam hari, Koji dan Ayah Ibunya selalu makan malam bersama sama di rumah, dan malam ini juga seperti itu. Koji yang masih kepikiran tentang hutang pinjamannya, mulai memikirkan tentang apa yang bisa ia lakukan untuk mengembalikan uang sebanyak itu. "Koji, kenapa? kaya banyak pikiran kamu" tanya Ibunya heran. "Oh enggak Bu, pusing masalah tugas tugas kuliah" jawab Koji sambil tersenyum. "Oh masalah kuliah, pokoknya kamu harus semangat yaahh... Supaya bisa membanggakan kami berdua nanti" balas Ayah Koji. Koji tak terlalu mendengarkan perkataan Ayahnya, karena ia masih memikirkan cara mengembalikan uang itu. Tiba-tiba terlintas di kepala Koji satu ide, "Yah, Ayah beli rumah ini harganya berapa?" Tanya Koji tiba-tiba. "Kenapa tiba tiba kamu nanya gitu?" jawab Ayah Koji heran. "Enggak papa Yah, aku mau nanti kalo udah besar beli rumah dan kalau bisa buat Rumah kaya gini juga, soalnya nyaman banget" balas Koji. "Ohhh, Kemarin Ayah beli rumah ini sekitar ***** juta" jawab Ayah Koji. Koji yang mendengar jawaban Ayahnya langsung tersenyum karena harga beli rumahnya lebih mahal dari pinjaman uangnya. "Surat Tanah dan rumahnya masih ada Yah?" tanya Koji sekali lagi. "Masih, dan itu harus disimpan. Bahaya sekali jika hilang" jawab Ayah Koji.

Mereka telah selesia makan malam, Koji kembali ke kamarnya juga dengan Ayah dan Ibunya kembali ke kamarnya. Koji di kamarnya mulai memikirkan di mana Ayahnya menyimpan surat tanah rumahnya. Koji mulai menyusun rencana agar ia bisa mengambil surat itu, dan menjual rumahnya, Agar ia bisa mengembalikan uang pinjamannya.

SHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang