Toto (5)

1 1 0
                                    

Desim yang merasa lega mendapat pertolongan segera mencoba berdiri dengan sekuat tenaga, tak sadar ternyata orang yang sudah menolong Desim mengulurkan tangannya untuk membantu Desim berdiri. Tapi bukannya berdiri, Desim terkejut tangannya sudah tertusu oleh pisau yang digenggam orang itu.

"Hei hei, pisau lu kena ke tangan gw nih. Sakit banget" Ucap Desim sedikit kesal. Orang itu hanya diam tak menjawab. "HEH B***G**T PISAU LU!!!" ucap Desim sedikit teriak. Sekali lagi, orang itu tak mengindahkan perkataan Desim. Dan sekarang bukan malah menarik pisau itu, orang bertopi hitam itu makin menusuk tangan Desim hingga tembus. Terdengar sedikit bisikan dari si topi hitam. "Barang rongsok tak berguna". Mendengar perkataan itu, Desim kaget bukan main Ia berusaha untuk kabur tapi sudah tidak bisa. Tnpa belas kasihan, topi hitam mulai menarik pisau dari tangan Desim dan menikam perut Desim. Sangat bringas perlakuan itu, sampai Desim dinyatakan tewas di tempat. Topi hitam yang hendak pergi membalikkan badan ke Desim, lalu sedikit menunduk seperti tanda penghormatan lalu pergi meninggalkan mayat Desim di tempat.

Keesokan harinya, Lee datang sendirian tanpa ditemani Eshal. Lee terlihat  kebingungan karena tidak menemukan Eshal di kelas. Dia mencoba menelpon Eshal, namun tidak diangkat. Lee terlihat gelisah, Lee memutuskan untuk kelua kelas mencari Eshal. Tepat di pintu kelas, ternyata Eshal baru datang dan Lee mulai merasa lega. "Lu kenapa lama dateng cuk? telpon ga diangkat" tanya Lee sedikit kebingungan. "Lah, lu ngapa nyariin gw? hp gw ketinggalan di rumah lagi dicharger" Jawab Eshal heran. "Ya kaga ada, tumben aja lu dateng telat" balas Lee. "Belanjaan nyokap gw banyak pagi ini, makanya gw telat" jawab Eshal menjelaskan pada Lee kenapa ia terlambat. Tak lama kemudian dosen yang mengajar di kelas merek pun datang. "Sebelum memulai mata kuliah kita pagi ini, bapak ingin menyampaikan sedikit kabar duka. Jika teman kita Koji telah meninggal gantung diri" ucap dosen membuka pembicaraan kelas itu. Satu kelas terkejut, kecuali Eshal dan Lee yang sudah duluan mengetahui hal tersebut.

Lee menyadari sesuatu, ada yang tidak beres dalam kelasnya. Seperti ada yang kurang, dan benar saja ia baru ingat bahwa Desim belum juga datang. "Cuk, Desim ga datang. Kemana dia?" tanya Lee pada Eshal. "Mana gw tau, mungkin lagi liburan menikmati uang hasil judinya" Jawab Eshal cuek. "Nanti kita liat dia yuk" ajak Lee, "kita kan gatau rumah Desim di mana, gimana mau liat dianya?" jawab Eshal sekali lagi. "Iya ya, bener juga" gumam Lee. Karena Lee tidak ada teman untuk mencari keberadaan Desim, ia mengurungkan niatnya untuk mencari Desim.

Perkuliahan kali ini telah selesai, Eshal dan Lee keluar dari kelas bersama. "Lu seriusan ga ada niat mencari Desim?" tanya Lee meyakinkan Eshal. "kagak, kerjaan gw hari ini banyak banget di rumah. Kaga bisa lama lama gw di luar rumah" jawab Eshal sekali lagi. Akhirnya Lee dan Eshal berpisah karena memang Lee ada urusan dan Eshal langsung balik ke rumahnya.
Tepat di tempat Desim tewas, datang seseorang yang membawa mobil van untuk mengangkut jasad Desim. Lalu mereka membuangnya ke sungai.

Eshal sudah sampai di rumahnya. Ia mengemasi semua barang perkuliahannya dan mulai membantu ibunya. Di tengah pengerjaan itu, Ibu Eshal memulai pembicaraan, "Adek udh lihat berita hari ini?" "Berita apa Bu?" tanya Eshal... Itu coba aja liat di fesbuk, lagi ramai jadi perbincangan setempat. Istilahnya apa itu? oh iya RIVAL" lanjut Ibu Eshal. "VIRAL bu, VIRAL. Bukan RIVAL" lanjut Eshal. "Eleh sama aja, cuma huruf nya yang pindah" timpal ibu Eshal dengan meledek. Eshal pu mulai membuka HP nya dan mencari berita yang disampaikan Ibunya barusan. "TERDAPAT PENEMUAN MAYAT DI SEKITARAN SUNGAI AMSTERDEM, TUBUH KORBAN MENGALAMI PULUHAN TUSUKAN PISAU" begitulah bunyi berita yang sedang viral itu. Wajah Eshal terlihat sedikit tersenyum, lalu Eshal melanjutkan pekerjaannya. "Hati hati ya dek mulai sekarang, lagi musim pembunuhan. Kemaren anak SMA sekarang pria dewasa. Pokoknya kamu harus hati-hati" ucap Ibu menasehati Eshal. "Iya Bu, aku bakalan hati hati kok" jawab Eshal dengan senyuman.

EPISODE TOTO TELAH SELESAI
(ADA CHAPTER BONUS  ESOK HARI JANGAN KETINGGALAN)

Terlihat di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi dengan komputer dan para pekerja, mereka sibuk satu sama lain di depan komputer masing-masing. Tapi, di dalam ruangan itu ada bos yang mengawasi para pekerja. Ia berhenti di salah satu pekerja dan bertanya, "Siapa yang nama yang sedang bermain?" lantas pekerja itu menjawab "Koji_87 pak" mendengar jawaban dari pekerja itu, ia tersenyum dan berkata "Pancing emosi dia untuk menghabiskan semua uangnya. Ulur kemenangannya, buat ia seolah akan menang. Dan habiskan uangnya hanya dalam hitungan beberapa menit saja" "Baik pak, siap laksanakan" jawab pekerja itu.

SHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang