Terlihat di dalam ruangan yang serba pink ada seorang wanita dengan rambut yang panjang terurai melihat foto yang ia ambil. Kemudian tanpa sadar air liur dari wanita itu menetes, dengan wajah yang sedikit menyeramkan wanita itu tersenyum dan berkata, "Eshal Sayangku... Kapan kita akan menikah? Aku sudah tidak sabar menikah denganmu?
(GANTI SCENE)
Eshal juga Lee pagi ini dateng berbarengan lagi, Eca yang melihat pemandangan itu sedikit kesal, sontak berkata "lu berdua kenapa sih? dateng bareng mulu? kenapa ga sekalian pacaran aja." Mereka berdua yang mendengar ucapan itu terkejut, tiba tiba Lee merangkul tangan Eshal dan menoba mencium pipinya. "Eshal Sayang, kamu mau gak jadi pacar aku?" ucap Lee sambil memanyunkan bibirnya. "GW TONJOK NIH !!!" jawab Eshal sudah mengepalkan tangannya untuk memukul Lee. "Ih, kasar banget jadi cowo. Aku ga suka" balas Lee melepas tangan Eshal dan pergi meninggalkan Eshal dengan berlagak seperti wanita yang meninggalkan pacarnya. "MENJIJIKKAN" gumam Eca dalam hati.
Kemudian dosen masuk ke kelas mereka, dengan wajah yang sedikit ketakutan. "Anak-anak, belakangan ini bapak merasa takut dengan keadaan di luar sana. Sudah terlalu banyak berita pembunuhan yang terjadi belakangan hari ini. Dan bapak membawa sedikit kabar duka, teman kalian Desim ditemukan meninggal dunia dengan begitu banyak luka tusukan" ucap dosen itu menjelaskan. Semua orang di kelas itu pun terkaget bukan main, semua terlihat ketakutan kecuali Eshal yang hanya diam saja, seolah tak mendengar berita duka tersebut. "Pantes kemarin Desim ga masuk" ucap teman Desim., "iya, padahal 2 hari yang lalu dia masih ke kampus lho" sambung teman yang lain. Satu kelas ribut karena berita yang baru saja diterima. "Sudah sudah, sekarang bapak harap semuanya diam. Karena kita akan melanjutkan kelas kita pada hari ini. Dan sekali lagi bapak harapkab, juga bapak ingatkan. Jika hendak keluar dari rumah, atau pulang dari kampus Usahakan untuk membawa teman, jangan sendirian. Agar tak terjadi sesuatu yang tak diinginkan" pinta Dosen kepada para mahasiswa-mahasiswi nya. Semua orang mulai sedikit ketakutan, kecuali Eshal.
Kelas telah selesai, mereka mulai membicarakan tentang Desim lagi. Biasanya Lee yang mengajak Eshal ke kantin, tapi saat ini Eshal lah yang mengajak Lee ke kantin "Lee, yuk ke kantin" "Lah, tumben lu mau ke kantin?" jawab Lee sedikit terkejut. "Iya, gw lagi pengen ke kantin aja. Pengen nenangin diri" balas Eshal. "Lah, nenangin diri? lu kenapa dah?" Jawab Lee lagi, "udah gausah banyak bacot, yuk" Balas Eshal sambil menarik tangan Lee. Dan akhirnya mereka berdua pergi kantin. Di sisi lain, Eca semakin kesal melihat Lee yang selalu bersama dengan Eshal. "Kenapa ga gwa ajasih yang diajak?" gumam Eca. Dan di sisi seberang Eca, terlihat wanita yang hanya duduk terdiam melihat kepergian Eshal dari kelas itu.
Di kantin, lagi lagi mereka didatangi oleh cowo Eca. Tapi kali ini bukan untuk menghajar Lee ataupun Eshal, dia datang sendiri.... Duduk di samping Eshal dan Lee lalu berkata, "Maafin tingkah gw kemarin ya, gw kira lu lagi ngedeketin Eca. Ternyata si lajang itu yang busuk" mendengar itu, mereka berdua hanya diam. Lalu Lee membalas, "Santai bro, namanya juga salah paham. Yang penting lu udh tau kebenarannya, gw maafin" Tapi, Eshal tetap diam dan tak berkata apa-apa. "Kenalin, gw Locky. Dan terimakasih udah maafin gw" ucap Locky dan ia pergi meninggalkan mereka berdua. "Lu kenapa sih maafin dia? Lu udh babak belur kemaren dihajar dia dan temen temennya" tanya Eshal pada Lee, Lee yang mendengar pertanyaan itu menjawab, "Ya gapapa, nambah nambah temen aja, Lagian dia juga udah bilang kan kalo semua nya itu cuma salah paham doang?" "Iyasih, tapi karena liat lu digebukin kemaren gw belum bisa maafin dia" balas Eshal. "Udah, woles aja. Lagian gw gapapa kok" jawab Lee sekai lagi.
Eca dan gengnya sedang menuju ke kelas, mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu. "Emang lo beneran suka sama Eshal?? Daripada Eshal kan lebih ganteng Lee" ucap salah satu teman Eca. "Bener sih. kemana-mana tetap gantengan Lee, cuma Lee dari gaya nya keliatan bad boy banget ga sih? Tapi gw juga gatau kenapa gw bisa suka sama Eshal. Tapi, kalo ngeliat Eshal tuh rasanya adeeemm banget" jawab Eca yang juga kebingungan kenapa dia bisa suka sama Eshal. "Ih, payah emang kalo manusia udah jatuh cinta. Kaga bisa dibilangin lagi." celetuk temannya yang lain. "Daripada lu pada ribut, mending bantu gw gimana caranya dapetin Eshal" ucap Eca. "Kalo kami bisa deketin lo sama Eshal, apa imbalan nya buat kita kita?" tanya teman Eca padanya. "Soal hadiah, lo pada ga usah dipikirin. Apa yang lo semua minta gw turutin" Jawab Eca dengan yakin. "Deal?" tanya teman Eca. "DEAL!" jawabnya. Mereka pun sudah sampai di kelas.Mereka dapat kabar bahwa saat ini dosen yang akan mengajar sedikit terlambat, dan kesempatan itu mulai dimanfaatkan oleh geng Eca. Sebelum geng Eca mendekati Eshal, mereka melihat raut wajah Eshal yang sedang kebingungan, bahkan SANGAT KEBINGUNGAN. Merea yang belum sempat mendekatinya mulai bertanya dalam hati, APA YANG SEDANG TERJADI PADA ESHAL ? Lee yang melihat temannya itu pun langsung menegur Eshal, "Cuk, lu kenapa?" tanya Lee pada temannya itu. "Kaga, gw heran aja. Dari tadi gw coba ingat ingat dan kaya nya kejadiannya ga kaya gini" jawab Eshal yang masih dalam kebingungannya. "Iya, lu bingung kenapa cuk? kan gw tanya ituu" balas Lee menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya. "Gini, pas kita niggalin kelas ini untuk pergi ke kantin Gw yakin banget kalo buku buku gw itu di luar semua. Gw belum ada ngeberesin sedikitpun. Tapi ini kenapa buku buku gw ada dalam tas semua? kesusun rapi lagi. Gw ga pernah nyusun buku serapi ini" jelas Eshal pada Lee sambil menunjukkan isi dalam tasnya. "Ah, kalo itu ngapain dipusingin. Mungkin lu lupa cuk" jawab Lee menggoda Eshal. "Lu kan dulu pernah kebentur kepalanya, jadi rada rada pikun gitu mungkin" lanjut Lee sambil bercanda. "Kalo emang gw pikun karena itu, kenapa gw ga pikun dari dulu?" Tanya Eshal kesal, "Lah, mungkin baru kambuhnya sekarang" jawab Lee tertawa.
Eca dan gengnya mendengar percakapan itu, tapi mereka tak ada yang mengambil pusing. Kemudian dengan cepat geng Eca mendatangi Eshal, "Sha, ada acara ga malem ini? kami ada ngadain pesta BBQ" tanya para geng Eca. "Nanti malem? kaya nya ga ada deh" jawab Eshal dengan lembut. "Yeeeee, ntar malem datang ya ke rumah kita. Ini alamatnya, pokoknya bakalan seru deh" ucap geng Eca kegirangan. Mereka kembali ke bangku masing-masing da berkata pada Eca, "gimana? udah bisa turutin apa yang kita mau?" ucap teman Eca. "gile aja lo, kan gw bilang dapetin Eshal. Bukan ngundang Eshal" jawab Eca kesal. "Yeee, nanti malam lu bakalan dapetin Eshal. Tenang aja, kita yang atur semuanya" balas geng Eca. "Ya kalo gitu liat ntar malem, kalo ga berhasil awas aja" jawab Eca sekali lagi, tepat saat itu dosen mereka sudah datang.
Perkuliahan hari ini telah selesai, mereka semua keluar kelas. Geng Eca kembali mengingatkan pada Eshal untuk jangan lupa datang ke pesta BBQ nanti malam. Eshal menganguk dan berkata iya dengan senyumannya. Eshal yang hendak pulang, dihadang oleh Lee. "Kok cuma lu yang diajak cuk? kita kita kok enggak? hayoooo, ada apa lu sama mereka?' tanya Lee mengintrogasi Eshal. "Ada apa kocak? ga ada apa apa Gw juga gatau kenapa lu pada kaga diajak. Yauda, ntar malem lu jemput gw aja biar kita pergi bareng bareng" jawab Eshal dengan santai. "Siap Pak Bosss, laksanakan !!!!!) Jawab Lee, lalu Lee pergi meninggalkan Eshal. Eshal yang tidak terlalu jauh rumahnya dari kampus, selalu berjalan kaki pulang dari kampus. Ia juga tak ingin merepotkan Lee yang padahal mereka satu arah jalan pulang, Lee yang sudah tau dan kenal dekat dengan temannya itupun tak mau memaksa keinginan Eshal. Itulah kenapa Lee jarang mengajak Eshal pulang bareng.
Tanpa Eshal ketahui ada seseorang yang sedang menatapnya dari kejauhan dengan senyuman yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINE
Teen FictionIni adalah kisah tentang seorang lelaki bernama Eshal, dan berbagai konflik yang dihadapinya dalam hidup. Ingin membaca bagaimana perjalanan hidup Eshal? Silahkan dibaca dengan semangat !!!! RILIS SETIAP HARI JUM'AT YAAAA 🫶🫶🫶🫶🫶🫶