one

1.5K 89 43
                                    

.
.
.
.
.
.

Di sebuah ruangan Yang sedikit temaram hanya mengandalkan pencahayaan dari layar proyektor di depannya,

Beberapa orang di sana terlihat menegang ketika melihat pengeboman di sebuah panti asuhan.

"Mereka sangat biadab" gumam Irsyad sambil menggeleng kecil,

"Itulah alasanku memutuskan untuk membelot, karena mereka sudah tak pandang bulu, tidak perduli mana serigalanya mana kelincinya," ujar seorang pria paruh baya yang ada di sana.

"Terus bagaimana dengan anak paman?" Gibran membuka suara.

"Dia akan datang sebentar lagi,"

"Apa dia akan bergabung dengan kita?" Mala sedikit menegakkan punggungnya setelah melontarkan pertanyaan.

"Dia.. dia anak istimewa.." Lio menerawang mengingat putranya.

".. perlakukan dia dengan baik, dia akan ikut bersekolah di sekolah kita" sambungnya.

Mereka menyendu, Lio memang sangat sensitif ketika mengingat si bungsu,

Puk!

Lio menoleh ke arah anak sulungnya dan tersenyum ketika telapak tangan itu mengusap bahunya pelan.

"Kita akan memperlakukan adik dengan baik ayah," Adara tersenyum.

"Terimakasih banyak honey"

Mereka sedikit banyak tau, alasan kenapa si bungsu di asingkan, karena Clara, sang ibu yang tak menginginkan kehadirannya, membuatnya terus di kucilkan.

Ketika Adara dengan bebas bisa bermain, dengan teman temannya, maka rakha si bungsu selalu di kurung dalam kamar,

Rakha hanya bisa melihat teman temannya bermain dari balik kaca yang memisahkan antara halaman dan kamar rakha.

"Kenapa Rakha tidak mau bermain?" Tanya Gibran kecil.

"Dia lemah, tidak bisa bermain seperti kita" jawab Adara sendu.

Mala yang memperhatikan Rakha di balik kaca itu sedikit banyak merasa iba, istri dari pamannya itu sangat kejam, dia tidak memperbolehkan Rakha kecil bermain bersama, padahal jika boleh, mala akan dengan senang hati menjaganya.

Mala adalah anak tunggal dari Dev dan Feli, sahabat dari Lio, dan ayah si kembar.

Sedangkan si kembar Gibran dan Irsyad, mereka adalah anak dari adik Lio, Keenan, dan Keenan juga yang selalu menemani Rakha ketika di Canada, karena Keenan memang memiliki rumah di sana bersama istrinya Dian, dan membiarkan si kembar tinggal bersama Lio dan Clara.

Itu alasan kenapa mereka begitu dekat.

Sedari kecil, Rakha memiliki kelainan pada tubuhnya, membuat Clara tak menyukainya, dan Adara yang selalu ia jauhkan dari adiknya.

Sampai suatu malam, Clara yang hendak melayangkan pisaunya ke arah Rakha kecil, kepergok oleh suaminya.

"Biarkan dia mati Lio!"

"Tidak Clara, aku akan membawanya pergi jauh darimu, kau tenang saja" ujar Lio sembari mendekap Rakha yang menangis di pelukan sang ayah.

Lio berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak.

"Kita pergi ya nak, kerumah nenek di Canada" tawar sang ayah,

Rakha yang memang sangat takut pada ibunya langsung menganggukkan kepalanya.

Malam itu, tanpa menunggu fajar, Lio membawa Rakha menjauh dari rumahnya, dan keluarganya, Rakha di asingkan, hingga sampai rakha menginjak umur 16, dia di panggil sang ayah untuk kembali pulang ke tanah kelahirannya.

___________________________________________

Ruang keluarga Adara yang di huni oleh sahabat sahabatnya, juga lio si kepala keluarga menoleh ketika pintu depan terbuka, menampilkan seseorang dengan wajah datar dengan tatapan sedingin kutub Utara.

Senyum Lio merekah.

"Selamat datang Rakha putraku" Lio berdiri dan memeluk singkat anaknya.

Semua pasang mata melihat kagum ke arah Rakha, bagaimana tidak, Rakha kini tumbuh menjadi pemuda tampan nan menawan, sangat berbeda dengan Rakha kecil yang cengeng.

Apa angin Canada merubahnya dengan begitu kontras?

Namun mereka menyadari sesuatu, ada satu yang tidak berubah darinya, tatapan sendu milik rakha yang mereka sering lihat dulu masih terlukis di netra dinginnya.

_________________________________________

"Kita kembali ke rumah ya kha,"

"Ngga paman, Rakha sudah nyaman disini"

"Apa kamu tidak merindukan Adara dan sahabat sahabatmu?"

Rakha terdiam tanpa berniat menjawab.

"Kita kembali, ayahmu sudah menunggu nak, kau tidak perlu menghawatirkan ibumu, kau berhak mendapat kebahagiaan, sekarang keluarlah dari cangkangmu, mari melangkah keluar bersamaku"

.
.
.
.

TBC...

__________________________________________

Hay, aku kasih segitu dulu ya,😁
Pasti banyak yang melenceng dari imajinasi kalian yah?? Hehe..

Silahkan votmen, biar aku semangat lanjutinnya, ❤️❤️

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang