twelve

566 61 29
                                    

..

"Katakan sesuatu untuk terakhir kali?"

Brak!!!

Suara dobrakan pintu terdengar dari belakang Rakha, namun tak membuat Rakha panik sedikit pun, tatapannya tetap datar menghunus kedalam manik Clara, dua obsidian itu saling bertubrukan sebelum suara letusan peluru mengudara menembus plafon.

Clara memekik dan melihat seseorang di balik punggung Rakha.

Bukan hanya satu, tapi banyak.

Bukan hanya Lio dan kenan, tapi juga kepolisian yang mereka bawa, pasalnya  Clara melihat gema berada di sana.

Mata Clara membola ketika satu persatu orang orang mulai memasuki ruangan dan membidik Rakha juga dua orang bawahan Rakha.

"Lepaskan dia! Kamu sudah terkepung" bentak gema Dengan masih membidik rakha.

Rakha tak ingin berbalik untuk melihat siapa yang memberinya peringatan, namun Rakha justru semakin menempelkan pistolnya di dahi Clara.

Mendengar Lio dan kenan sudah menarik pelatuk, Clara menggeleng ribut.

"Mmmmmmmmhh.. mmmmmmmmhhh"

Rakha tersenyum di balik maskernya.

Tak apa jika ia akan berakhir seperti ini, dua orang suruhan Cakra sudah meletakkan pistol mereka dan mengangkat kedua tangannya, jikapun dua orang itu tertangkap, mereka telah di sumpah untuk menutup mulut dengan nyawanya.

Cklek!

Rakha menarik pelatuk nya.

Clara memejamkan mata.

Dor!
Dor!

Dua tembakan melesat pada punggung Rakha membuatnya berlutut.

Uhuk!

Rakha terbatuk membuat Clara membatu dengan mata bergetar.

Satu tetes airmata Clara menuruni pipinya melihat anak yang sangat ia benci menerima dua tembakan sekaligus.

Tangan dingin Rakha menyentuh punggung tangan Clara sebelum sebuah asap membumbung tinggi memenuhi ruangan.

Rakha menggunakan  kesempatan itu untuk pergi dari sana, dan menghancurkan kamera yang telah terpasang sebelumnya. 

"Uhuk"

"Uhuk"

Gema mengibas ngibaskan tangannya guna mengusir asap yang menghalangi pandangannya.

Gema tersadar sang pelaku yang sudah menculik Clara sudah pergi, lalu memerintahkan anak buahnya untuk ikut mencarinya di sekitar gedung, dan mereka akhirnya berpencar meninggalkan ruangan.

Ketika asap itu perlahan hilang, Lio dengan sigap melepas ikatan Clara dan membuka lakban yang membekap mulutnya.

"Sayang" Lio mendekap erat tubuh Clara, yang masih bergetar dengan airmata yang tak berhenti keluar dari mata indahnya.

Lio mengurai pelukannya dan menatap wajah sang istri.

"Semuanya sudah baik baik saja, kamu tenang saja," ujarnya sembari mengusap pipi basah Clara.

"Tidak Lio," Clara terisak.

Lio mengerutkan dahinya,begitupun kenan.

"Apa maksud kamu clara?"

"Siapa yang memberitahu kalian aku di sekap disini?"

Lio dan Kenan saling pandang.

"Kita mendapat pesan dari seseorang, yang mengatakan mobilmu ada di pinggir jalan, ketika kita sampai  pada tempat mobilmu terparkir kita menemukan seorang pemuda, dia menyuruhku untuk melacak sebuah GPS yang akan mengantarku padamu, dia berkata sudah meletakkan GPS di sebuah mobil yang membawamu" jelas lio.

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang