eleven

491 66 20
                                    

...

Di sebuah ruangan dengan banyak berkas yang berjejer rapih, terlihat dua pasangan suami istri yang tengah melempar senyum,

"Ku dengar Rakha memilih kembali?" Clara duduk di meja yang berada di depan lio,

"Kau puas?" Ada sedikit nada kecewa yang terselip pada kalimat yang di lontarkan oleh lio.

Clara mengedikkan bahunya.

"Mungkin, setidaknya aku tak lagi melihatnya"

"Clara, tidakkah kau kasihan kepada kana?"

"Siapa Kana? Aku tidak mengenalnya, aku kesini untuk memastikan jika kabar yang ku dengar itu nyata, bukan untuk mendengar nama Kana yang keluar dari mulutmu" dengus Clara sambil turun dari meja kerja Lio.

"Aku pergi" ujar Clara setelah mengecup singkat pipi Lio, dan melenggang pergi meninggalkan ruangan sang suami.

Clara menaiki mobilnya meninggalkan gedung perusahaan sang suami.

Kana, dia sedikit merindukan anak itu, walau Kana seorang yang dengan kesadaran penuh menyakitinya, namun dalam hati kecil Clara Kana tetaplah sahabatnya.

Clara tau, alasan kana bermain dengan Lio bukan semerta Merta karena menyukai pria itu, Clara sangat tau type seorang kana seperti apa, dan Clara berfikir mungkin Kana melakukan itu atas keterpaksaan karena keadaan yang memaksanya, namun tetap saja, Kana bisa saja berkencan dengan pria kaya manapun, kenapa harus Lio? Suami sahabatnya sendiri? Apakah Kana tak memiliki perasaan Sehingga dengan sangat sadar menyakiti sahabatnya?.

Clara menghentikan mobilnya di depan sebuah tempat pemakaman umum setelah sebelumnya ia mendatangi toko bunga terlebih dahulu.

Bunga lili putih yang ia genggam di tangan kanannya ia letakkan di atas sebuah pusara dengan nisan yang bertuliskan Kana Amarta.

"Kana, aku datang..

Kau tau, sejujurnya aku sangat membencimu, dan juga anak yang telah kau lahirkan" Clara menyentuh nisan Kana.

"Waktu terlalu cepat berlalu, tidak terasa putramu sudah besar, maaf karena aku belum bisa menerimanya, itu terlalu sakit bagiku Kana, kuharap kau pun mengerti"

Ada setetes air mata yang mengalir di pipi putih clara.

"Semakin besar, dia semakin mirip denganmu, matanya, bibirnya, semua ada padanya, apa kau juga melihatnya dari sana? Anakmu, Rakha Manggala bumi, dia persis seperti mu" ujar Clara

"Maaf karena aku membencimu Kana" ujar Clara yang entah kenapa terasa sakit ketika ia berucap benci pada sahabatnya.

Kana, sahabat Clara yang meninggal ketika melahirkan sang putra, andai dia masih ada, mungkin Rakha memiliki rumah tempatnya pulang, tapi sayang, rumah itu telah pergi, menyisahkan Rakha seorang diri di dunia yang memberinya hidup namun tak membebaskannya untuk bernafas,

Rakha, di dunia tempatnya bernafas hanya tentang berkorban untuk orang lain, tanpa membiarkannya memilih.

___________________________________________

Rakha melangkah pelan memasuki rumah sang ayah, dan menemukan Adara yang berada di sofa sedang memainkan  ponselnya bersama si kembar juga mala. 

Adara yang menyadari kedatangan Rakha menoleh dan memanggilnya seraya menepuk sofa di sebelahnya mengisyaratkan Rakha untuk ikut bergabung.

"Tadi di hukum?" Tanya Adara.

Rakha mengangguk mengiyakan dan duduk bersila di karpet bawah kursi

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang