eightteen

668 69 47
                                    

...

Mala menghempaskan tubuh lelahnya di atas kasur, memorinya memutar waktu dua jam lalu ketika ia bertemu Rakha di sebuah festival

Senyuman pemuda itu kenapa begitu menggetarkan hatinya.

Namun sepertinya rakha telah salah paham, pasalnya ketika rakha tersenyum ke arahnya ia malah memalingkan wajah, bukan Karena ia membenci pria itu sehingga tak Sudi hanya sekedar menatap wajahnya, namun lebih ke malu, karena pastinya wajah mala yang memerah bak tomat ketika melihat lengkungan indah milik pria itu.

Bagaimana bisa ia tersipu pada pemuda lain sedangkan kekasihnya ada di samping mala waktu itu, hati mala bimbang dan pikirannya mulai bercabang.

Setelah ia membaca note yang Rakha berikan tempo lalu, pandangannya kini tak lagi sama, tak lagi menaruh benci terhadap seseorang yang menyandang julukan villain.

Mala memutuskan untuk membacanya sebelum pergi bersama gema, namun hal itu membuat hatinya tak menentu, coretan demi coretan yang Rakha tulis bukan lagi tentang hal yang berkaitan dengan alasan kenapa Rakha bisa merasa bahagia, namun lebih seperti suara hati yang ingin Rakha sampaikan.

Mala bangkit dari berbaringnya dan berjalan menuju nakas tempatnya menyimpan note Rakha,

Ia buka kembali note itu setelah menyamankan duduknya di atas kasur kembali seraya menaruh sebuah bantal di pangkuannya.

Mala membuka sampul berwarna biru itu dan terpampang lah tulisan Rakha yang entah kenapa bisa begitu bagus, seperti seorang seniman, tulisan Rakha bak art yang indah jika di pandang.

______________

entah kenapa alasanku merasa senang sekarang bukan lagi ketika seseorang mengakui kehebatanku, tapi ketika perutku seperti tergelitik dan bagai ada kupu kupu berterbangan jika bersama dengan mu.

___________________________

Juga, kini hatiku dapat bergetar bukan hanya karena melihat rekan ku yang meregang nyawa di depanku, namun juga saat dua manik kembarku bertubrukan dengan iris jernihmu.

________________________

Hari ini aku melihat Mu bersama gema, tapi kenapa rasanya tidak menyenangkan? Seperti aku ingin meruntuhkan gedung hingga rata dengan tanah.

Mala, aku ingin bertanya, sebenarnya aku sedang mengidap penyakit apa?

_____________________

Entah kenapa aku menyukai semua yang ada padamu, matamu, senyummu, sikap baikmu, kau memiliki keceriaan yang tak semua orang punya.

Seperti bunga anggrek, senyumanmu tak pernah hilang, selalu menumbuhkan tunas baru seperti tak pernah mati.

_____________________________

Mala, kenapa dada ini terasa berdenyut
Nyeri? Padahal sudah ku periksa tak ada luka apapun.

Manik milik ibuku seperti mengandung tombak yang melesat menembus dada hingga membuatku sulit bernafas.

__________________________

Mala, cepat atau lambat kau akan mengerti sebuah hal, dan aku tak ingin kau mengetahuinya dari orang lain,

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang