Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, rumah yang di huni ayahnya sudah sangat sepi.
Dengan langkah pelan Rakha masuk setelah berhasil membobol pintu.
Ia ingin menemui ibunya.
Setelah mala menelponnya, Rakha jadi tidak bisa tidur karena kepikiran dengan kata kata Mala tentang kasih sayang.
Mala mengatakan jika Rakha bisa mendapatkannya jika menyentuh tangan ibunya.
Dan di sini Rakha sekarang, berdiri di samping sang ibu yang masih terlelap dengan Sang ayah yang berada di sampingnya.
Rakha bersimpuh lalu dengan pelan mengambil telapak tangan sang ibu, rasa seperti sengatan di hati ia rasakan.
Rakha mencium punggung tangan sang ibu, dan menempelkan di pipi tanpa membuat ibunya bangun.
Tes.
Naluri nya menyambut, hatinya tak karuan membuat bulir bening merembes dari manik sehitam jelaga milik Rakha.
Lio yang menyadari ada seseorang lain di kamarnya lantas bangkit, dan mendapati sang anak yang bersimpuh dengan kepala menunduk.
"Rakha" bisik Lio membuat Rakha mendongak memperlihatkan wajahnya yang memerah dan basah karena air mata, namun tanpa isakkan.
"Ayah, bahkan ketika ibu tak sadar pun aku tetap merasa di tolak olehnya"
"Rasa ini tidak nyaman ayah, Rakha tidak menyukainya"
Lio bangkit dari ranjangnya dan menghampiri Rakha lalu membawanya pergi sebelum Clara bangun dan menambah kesakitan bagi Rakha.
Lio membawa Rakha ke balkon depan, dan memeluknya.
"Apa yang membuatmu kacau nak?"
Rakha tak menjawab.
"Kau hanya bingung dengan apa yang kamu rasakan, kamu sudah berada di rumah, jadi keluarkan semua perasaanmu, tak ada villain yang kuat disini, yang ada hanya Rakha anak ayah"
"Maafkan ayah yang telah menyeret mu kedalam masalah ini, ayah janji akan membebaskan mu rakha" Lio melepas dekapannya pada tubuh Rakha.
Lio memperhatikan wajah Rakha yang tersinari cahaya bulan.
Dalam benak Lio, dia menyayangkan nasib sang anak yang hancur di tangannya.
Rakha, dia bagai kuncup lotus di tengah kubangan lumpur.
Lio bahkan rela menyerahkan apapun di dunia ini, asal Rakha kembali padanya.
____________________________________________
"Rakha kemana?" Gibran mengedarkan pandangannya, pasalnya dia tak menemukan anak itu di manapun.
"Lo tau ngga syad?"
"Gue juga ngga liat dari tadi loh gib" jawab Irsyad yang masih asik mengeringkan rambutnya.
Gibran mengetikan sesuatu di ponselnya, dan memperlihatkannya pada Irsyad.
"Rakha di rumahnya syad, pulang dia"
"Ooh, oke"
.
.Rakha berjalan santai keluar kamarnya, dan tanpa sengaja berpapasan dengan sang ibu.
Clara berdecih sambil memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain
FanfictionRakha, anak yang di asingkan kini kembali, dan menemukan rasa yang tidak pernah ia alami sebelumnya pada seorang gadis. #bara