ten

523 60 18
                                    

..

Rakha duduk termenung di kelasnya, bahkan penjelasan gurunya di depan lolos ia abaikan.

Satu lemparan penghapus melayang ke arah kepala belakangnya, membuat Rakha menoleh dan mendapati renal yang mengacungkan jari tengahnya.

Renal tersenyum senang ketika mendapat atensi dari si manusia batu.

Rakha mengambil satu buah buku dan balas melemparkannya pada renal, karena terlampau cepat, ujung buku itu menggores pipi Renal hingga mengeluarkan sedikit darah.

Sang guru yang melihat aksi kedua anak muridnya itu pun naik pitam membuat se isi kelas merinding dengan teriakannya.

Rakha menelan ludahnya kasar, begitupun dengan renal.

.

Dan disinilah mereka berakhir, di sebuah lapangan bendera, di bawah terik matahari dengan tangan kanan yang terangkat menempel ke kening membentuk tanda hormat.

"Lo masih kesel sama gue?" Renal yang pertama kali membuka suara.

Rakha hanya terdiam tak menyahut, ia pikir buat apa menjawab hal yang jelas jelas ia tau jawabannya.

"Lo boleh kok gabung ke tim kita," imbuhnya.

"Ngga tertarik" jawab Rakha.

"Sorry" lirih renal membuat Rakha menaikkan satu alisnya.

"Lo jangan ketawain gue ya, sebenarnya gue kesel, gue pengen berteman sama Lo, tapi Lo itu terlalu cuek dan kaku, seolah ngga butuh temen, jadi gue mulai kesel dan jailin Lo biar dapet atensi Lo"

Plak!!

"Aww"

Rakha menggeplak kepala belakang renal cukup keras.

"Sakit Rakha!" Sungut renal.

Rakha menarik sedikit ujung bibirnya,

"Ngga usah berteman sama gue" ujar Rakha.

"Kenapa? Lo ngga tau ya gue anak famous di sekolah ini? Banyak loh yang mau jadi temen gue, Lo beruntung gue kasih kesempatan emas buat berteman sama gue malah ngga mau" gerutu renal.

"Lo ngga akan suka pada akhirnya," ujar Rakha tanpa mengalihkan pandanganya.

"Lo aneh tau ngga"

Rakha menaruh atensi penuh pada renal "kalo ujung ujungnya bakalan pergi, mending ngga usah Dateng, gue bukan orang baik, jadi jangan bikin lo repot buat mengenal gue, kalo nanti pada akhirnya bakalan kembali asing" ujar Rakha sebelum mengembalikan pandangan nya ke depan.

Rakha sadar diri, siapapun orang yang berteman dengannya, jika suatu saat identitas nya terbongkar, mereka akan pergi dan menatap jijik ke arahnya seperti yang dulu pernah ia alami di Canada.

Tatapan jijik itu yang bikin Rakha muak.

Cuman Zayan orang yang masih ada di sisi Rakha tanpa merubah pandangannya, walau zayan tau jika Rakha adalah si pemeran antagonis dalam cerita hidupnya, si pembantai tanpa belas kasih, si villain yang mengerikan.

"Gue ngga perduli, gue juga bukan orang baik ngomong ngomong" jawab renal.

"Gue menjijikkan" lirih Rakha, karena mengingat kembali akan misi yang di tugaskan untuknya.

Bagaimana reaksi Dian dan yang lain jika Rakha benar benar membunuh ibunya sendiri?

Tatapan jijik itu? Apakah ia akan mendapatkannya lagi?

Dan tentang Zayan, kenan juga Lio, apakah mereka akan tetap sama setelah tau misi yang akan Rakha jalani?

Cakra benar benar membuat posisinya serba salah,

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang