~Happy Reading~
Hari ini Ana dan keluarga nya akan berlibur ke rumah neneknya yang terletak di kampung Mekar Sari, Ana mengusulkan kepada orang tua dan kakak nya berlibur ke kampung nenek nya sebelum melaksanakan KKN dan mereka antusias dengan usulan Ana. Mereka sudah siap prepare barang-barang apa saja yang akan di bawa selama 3 hari di sana, kecuali Givic. Givic yang belum selesai di kamarnya buru-buru di panggil oleh Ana
"WOYY BANG LAMA BANGET, UDAH 30 MENIT KITA NUNGGUIN LO" teriak Ana memanggil sang kakak karena sedari tadi mereka menunggu Givic yang belum kelar dengan persiapannya
"SABAR ASTAGHFIRULLAH, INI CELANA DALAM KESAYANGAN GUE GAK ADA" balas teriak Givic yang masih mencari-cari barang kesayangannya itu. Ana yang mendengarnya langsung memutar knop pintu dan terbuka lebar membuat Givic menghela napas tidak memperdulikan Ana, Givic masih setia mencari celana dalam nya itu
"Ya elah bang celana dalam doang loh, kita sampai lumutan nungguin bang Givic" ujar Ana sambil melipat kedua tangannya di dada
Givic tidak memperdulikan ucapan Ana, dia mencari terus sampai akhirnya celana dalam berwarna kuning dengan motif buah nanas itu ketemu, membuatnya sangat senang "Yess dapat, akhirnya ketemu juga nih cd" ucapnya dengan sumringah membuat Ana yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
Haris dan Lisa sudah di dalam mobil menunggu kedua anaknya, mereka sudah menunggu sangat lama membuat Lisa merasa dongkol
"Mas, aku ke dalam dulu yaa, panggil mereka berdua" ucapnya dengan nada sedikit kesal
Haris yang tahu istirnya sudah dongkol hanya mengangguk dan tersenyum sembari mengelus surai rambut Lisa "Harus senyum dong sayang, kita kan mau kerumah ibu" ucap Haris dengan nada lembut.
Tetapi sebelum Lisa keluar mobil Ana dan Givic sudah duluan membuka pintu mobil dengan barang-barang mereka. Ralat, barang-barang Givic
"Ayo berangkat" ujar Givic dengan senyuman lebar
Ana hanya memutar bola matanya malas melihat sang kakak
"Kalian ini kenapa lama sekali, semalam kan sudah di diskusikan bangunnya jangan sampai kesiangan, semalam sudah disepakati bukan kita berangkat jam 8 dan ini sudah menunjukkan jam 9 lewat 20 menit, semalam Mama sudah ingatkan jangan tidur terlalu malam, kalian tahu kan berapa jam perjalanan ke kampung nenek kalian, gimana kalau dijalan macet, kali-" Omelan Lisa terpotong kala Ana menyahut
"Bang Givic tuh Ma, nyari celana dalam aja sampai sampai setengah jam, jangan salahin Ana, salahin tuh bang Givic" ucapnya ketus sambil melipat kedua tangannya di dada dan beralih menatap keluar jendela mobil
Givic membela diri dan menatap sang adik "Lah kok gue sih Na, harusnya Lo bantuin nyari dong bukan liatin doang elah" ucapnya dengan tidak kalah ketus
"What? Lo yang lama kenapa gue yang di salahin sih bang, makanya sebelum pergi tuh harusnya dari semalam Lo prepare, ga terima yaa gue di salahin"
Haris yang melihat kedua anaknya saling menyalahkan menutup kedua telinganya, untuk seperkian menit Haris membiarkan mereka adu mulut sampai tiba-tiba
"INI KALIAN MAU BERLIBUR KE RUMAH NENEK ATAU MAU BERANTAM?" Haris meninggikan suaranya membuat Lisa mengelus dadanya kaget. Haris memang kadang suka bercanda akan tetapi kalau sudah marah bawaannya ingin menghilang saja dari bumi
Givic dan Ana langsung terdiam dan memilih menundukkan kepalanya masing-masing, mereka tahu kalau Haris sudah marah bisa berabe
"Maaf Ayah" ucap mereka berdua kompak membuat Haris dan Lisa saling menatap, Lisa mengelus tangan Haris lembut "Mas, tenang, ok" Ucap Lisa sedikit berbisik membuat Haris menghela napas dan kembali menatap sang anak
"Ayah maafin, tapi lain kali jangan di ulangi lagi, kalian sudah dewasa dan tidak sepatutnya berantam seperti anak kecil, kalian harusnya saling menyayangi, Givic mengalah sama Ana, dan Ana dengerin yang kakak kamu bilang, paham?" Mereka berdua kompak mengangguk, melihat itu Haris kembali menyalakan mobil dan keluar dari pekarangan rumahnya menuju kampung sang ibu.
Akan tetapi di sela pagar mereka, tampak sosok laki-laki mengenakan juba berwarna hitam, tidak lupa mukanya dia tutup menggunakan masker berwarna hitam, sosok itu melihat mobil yang di tumpangi Ana dan keluarganya membuatnya semakin mengepalkan tangan dan tidak lupa sorot matanya yang tajam.
~TBC~
AUTHOR UP NYA LAMA, SOALNYA LAGI SIBUK BANGET HEHE
SEPERTI BIASA TINGGALKAN JEJAK BERUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN, TERIMAKASIH😘
KAMU SEDANG MEMBACA
(ANA) Maaf Atas Luka Ini
Random⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! Cerita ini asli pemikiran saya sendiri! Cerita ini dibuat hanya hayalan semata PLAGIAT! JAUH-JAUH DARI LAPAK SAYA