~Happy reading~
Gadis yang sudah membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi dan membalut tubuhnya dengan handuk, Ana berjalan menuju lemari pakaiannya memilih baju untuk dipakai malam ini. Setelah lama memilih baju akhirnya Ana memilih baju dengan gambar panda memakan bambu tidak lupa memakai hotpants berwarna abu-abu.
Ana membaringkan tubuhnya dikasur dengan helaan napas "huftt capek bangett hari ini" dengan memejamkan matanya. Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk menandakan ada orang di seberang pintu itu
(Ya masa Kunti ada-ada aja author ni😭)
Ana yang masih memejamkan matanya tiba-tiba membukanya "iya masuk" ucap Ana menyuruh nya masuk
Setelah pintu terbuka, terdapat bi Ida yang berjalan ke arah Ana "non makanan sudah siap, tuan dan nyonya sudah menunggu non Ana di bawah" ucap bi Ida dengan senyuman memberitahu Ana segera turun ke bawah untuk makan malam
"Iya bi" setelah mengatakan itu Ana pun ke bawah yang di ikuti bi Ida di belakangan nya dan bergegas menuju dapur karena masih banyak pekerjaan nya yang harus ia selesaikan. Ana berjalan menuju meja makan dimana sudah ada Ayah dan Mama nya yang sedari tadi menunggunya
"Malam Ayah, Mama" ucapan selamat malam Ana untuk kedua Orangtuanya
"Malam anaknya Mama" balas Lisa dengan senyuman, sedangkan Haris hanya membalasnya dengan senyuman
"Gimana hari ini sayang, acaranya lancar?" Tanya Haris kepada Ana setelah wanita itu duduk
"Alhamdulillah lancar Yah" jawab Ana dengan senyuman, Haris yang mendengar nya menatap anaknya dan ikut tersenyum
"Alhamdulillah, yaudah kita makan, nanti habis makan kita lanjutin ngobrol-ngobrol lagi" ujar Lisa sembari menuangkan nasi dan lauk pauk ke piring Haris dan juga Ana. Mereka makan dengan tenang hanya dentuman sendok dan garpu yang beradu. Setelah mereka selesai dengan makan malamnya, mereka menuju ruang tamu untuk membahas sesuatu dan sekedar mengobrol saja
"Ana, sikut kamu kenapa nak?" Tanya Haris yang melihat sikut Ana dengan plaster obat yang melekat
"Tadi Ana singgah di Indomaret Yah, tiba-tiba ada orang gak sengaja nyenggol Ana dan Ana jatuh ke belakang jadinya sikut Ana kena tepi kardus minuman" Ana mejelaskan kejadian itu dan membayangkan wajah pria yang menolongnya tadi
"Ya ampun sayang, hati-hati makanya, Mama kan selalu ingetin buat hati-hati selalu" kali ini Lisa yang menimpal penjelasan Ana barusan.
"Iya maaf Ma,Yah, tapi Ana gak apa-apa kok, sikut Ana juga udah baikan, untung aja tadi Ana ditolongin sama pri-" Astaga Ana hampir keceplosan mengatakan itu, untung saja dia cepat membekap mulutnya sendiri
Haris dan Lisa menatap Ana menunggu Ana melanjutkan kalimatnya, Haris menaikkan sebelah alisnya, menatap heran dengan anak gadisnya itu
"Apa Ana, siapa yang bantuin udah nolongin kamu hmm" tanya Haris masih menunggu Ana untuk melanjutkan kalimatnya tadi
Mampus hampir aja keceplosan, gue harus jawab apa sama Ayah dan Mama, gak mungkin gue bilang ditolongin sama cowok dan ngantar gue pulang sampai rumah. Gumam Ana dalam hati
Ana tiba-tiba gelagapan tidak tahu harus menjawab pertanyaan dari sang Ayah, tiba-tiba saja jawaban terlintas di benaknya
"Kasir Indomaret nya, iya kasir Indomaret nya yang nolongin Ana hehehe" ucap Ana dengan kekehannya
Haris dan Lisa mangguk-mangguk mengiyakan jawaban anaknya itu
"Kasirnya baik sayang udah nolongin kamu" ucap Lisa sembari mengelus puncak kepala anaknya lembut dengan senyuman
"Iya Ma" bohong, bohong Ana kepada orangtuanya, Ana merasa berdosa membohongi Haris dan Lisa, akan tetapi hanya jawaban itu yang bisa ia ucapkan kepada orangtuanya
"Yaudah Ana ke kamar yaa Ma,Yah udah ngantuk soalnya" ucap Ana dan memberi kecupan manis di pipi Lisa, tidak lupa Ana berdiri menuju tempat Haris duduk melakukan hal yang sama dengan Lisa memberi kecupan hangat pada mereka. Setelah itu Ana menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Sesampainya di kamar Ana buru-buru menutup pintu kamarnya sedikit was-was.
"Ah beg* hampir aja keceplosan tadi" sedikit kesal dengan kecerobohan mulutnya sendiri yang hampir saja keceplosan, untung saja cepat menutup mulutnya tadi. Ana melenggang menuju kasurnya dan membaringkan tubuhnya. Pikiran Ana tidak luput dari pria tadi yang sangat baik menolongnya
"Dia siapa sebenarnya, kenapa dia sangat baik" gumam Ana memikirkan kejadian beberapa waktu yang lalu. "Dan sialnya kenapa gue ga nanya nama dia siapa" sambungnya lagi dengan menepuk jidatnya.
"Ah dahlah tidur aja, ngapain juga gue mikirin tuh cowok, bikin gue mikir aja" setelah mengatakan itu Ana bangun dan menuju kamar mandinya untuk sekedar sikat gigi, dan mencuci mukanya. Setelah itu Ana kembali menuju kasurnya untuk tidur dan memasuki alam mimpinya.
~Tbc~
GIMANA SUKA TIDAK DI CHAPTER INI?
AGAR AKU SEMAKIN SEMANGAT JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTMEN KALIAN HEHEHE MAKASIH😘🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
(ANA) Maaf Atas Luka Ini
Diversos⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! Cerita ini asli pemikiran saya sendiri! Cerita ini dibuat hanya hayalan semata PLAGIAT! JAUH-JAUH DARI LAPAK SAYA