Chapter 11

78 38 10
                                    

~Happy Reading~

Di dalam mobil tampak senyap, masing-masing sibuk dengan dunianya, Givic yang main game tidak lupa memakai earphone, Ana yang sibuk dengan membaca novel yang ia bawa, Lisa yang ketiduran dan Haris yang masih fokus menyetir. Perjalanan mereka tampak mulus tinggal beberapa meter lagi mereka sudah sampai di rumah neneknya. Tiba-tiba
"Tashhhh...." Suara ban meletus terdengar. Haris merasakan ban mobil sebelah kiri depan pecah dan mobil yang di kemudinya oleng, Ana kaget novel yang sedari tadi ia baca terjatuh, Givic yang masih asik dengan game nya juga ikut kaget dan kepalanya terbentur sedikit keras di kaca jendela mobil, Lisa pun terbangun dan ikut panik. Ketika Haris sudah memarkirkan mobilnya di bawah pohon besar mereka semua turun dari mobil dengan perasaan panik

"Ma" panggil Ana menghampiri Lisa dan memeluk lengannya, Lisa tahu betul Ana sedang syok dan takut, buru-buru Lisa mengelus tangan anaknya untuk menenangkannya

"Kok bisa sih Mas" ucap Lisa dengan perasaan yang masih panik "Perasaan tadi baik-baik aja" sambungnya lagi yang masih setia menenangkan Ana

"Mas juga gak tahu Lisa, kemarin juga Mas sudah cek semua di bengkel dan aman kata montir nya" ujarnya dengan bercekak pinggang

"Hal yang wajar Ma kalau ban mobil meletus, udah gak usah terlalu panik mending sekarang kita cari bengkel bawa ini mobil" Givic berujar demikian agar mereka lebih tenang, dan di angguki oleh Haris. Mereka.

Ana yang masih setia memeluk lengan Lisa melepasnya karena hendak mengambil tas nya di dalam mobil, serta mencari novel yang ia baca tadi karena terjatuh didalam mobil, Ana pun menemukannya dan hendak keluar dari mobil akan tetapi ketika iya menoleh ke belakang sosok yang mengenakan hitam-hitam sedang melihatnya dan itu sontak membuat Ana berteriak ketakutan

"AAAAA" teriak Ana yang sontak membuat Haris, Lisa dan juga Givic menghampirinya dengan keadaan Ana sudah pucat dan menangis histeris

"Ana Lo kenapa" tanya Givic panik karena melihat adiknya sudah pucat dan menangis

"Sayang ada apa, kenapa kamu terlihat ketakutan" ujar Lisa ikut panik juga sembari memeluk Ana yang masih menangis histeris, Haris pun tak kalah panik kala melihat Ana pucat seperti itu, Haris takut masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam kembali menghantui anaknya

"Ma, An-a ta-kut" ucap Ana gemetar dengan tangisan

"Ada Mama, Ayah sama Abang kamu disini sayang, Ana gak usah takut" Lisa menenangkan Ana yang masih gemetar itu, Lisa masih bertanya-tanya apa yang membuat anaknya takut seperti ini

"Benar kata Mama kamu sayang, Ana gak usah takut ada Ayah sama bang Givic yang jagain Ana" sembari mengelus puncak kepala Ana, Haris berujar demikian akan tetapi tersirat ketakutan juga, hal yang membuatnya tidak mau kehilangan Ana untuk kedua kalinya

"Dek Lo gak usah takut, bang Givic janji bakal selalu ada buat Lo, bang Givic lahir kedunia ini tujuannya buat jaga Mama, Ana dan keluarga kecil Abang nanti, jadi jangan takut" ucap Givic menenangkan Ana dengan tersenyum, ketakutan juga ikut melandanya akan tetapi ia tetap tenang sebisa mungkin raut wajahnya tidak menunjukkan rasa takut.

Ana mengusap pelan air matanya dan menoleh ke belakang lagi untuk melihat sosok yang berpakaian hitam itu, akan tatapi saat melihatnya lagi sosok itu sudah tidak ada, Ana menelisik dan keluar dari mobil itu mencarinya tetapi sosok berpakaian hitam itu sudah tidak ada. Tetapi tanpa sengaja Ana menginjak gulungan kertas dengan alis terangkat, buru-buru Ana mengambil gulungan kertas itu dan hendak membukanya akan tetapi suara Lisa menghentikan niatnya itu

"Ana, ada apa?" Tanya Lisa menghampiri Ana, buru-buru Ana menyembunyikan gulungan kertas itu dibelakangnya, Ana akan membukanya ketika sudah sampai dirumah nenek

"Ga-k ada apa-apa Ma" ucapnya sedikit gagap

"Yasudah, Ayah kamu sudah telepon Pak Toni segera kesini buat ganti mobil". Pak Toni adalah sopir pribadi keluarga Ana, mereka hendak mencari bengkel tetapi jalanan di sini sangat sepi, mau tak mau Haris menelpon sopir pribadinya itu untuk menyusul.

Hari pun sudah sore dan Haris baru saja menerima telpon dari sopir pribadinya itu bahwa sebentar lagi akan sampai di lokasinya sekarang

"Ma, bang Givic dimana?" Tanya Ana karena memang sedari tadi tidak melihat sang kakak

"Katanya mau buang air kecil dulu sayang" ucap Lisa tersenyum hangat. Ana hanya manggut-manggut mendengar ucapan sang Mama

"Ayah, pak Toni udah dimana, masih lama gak sampianya" Ana beralih bertanya kepada Haris

"Sebentar lagi sampai sayang" Balas Haris, selang beberapa menit Pak Toni sudah datang dengan mengendarai mobil milik Haris tersebut

Buru-buru Pak Toni keluar dari ruang kemudi dan berlari pelan menghampiri Haris dan keluarganya

"Maaf tuan sedikit telat, wong dijalan kena macet" ujar pak Toni tidak enak dengan Haris sembari membungkuk

"Tidak apa-apa Toni, ini juga beberapa meter lagi sudah sampai di rumah ibu saya" ucap Haris dengan nada lembut "yasudah kalau begitu kamu bawa mobilnya ke montir langganan saya, saya sudah menelpon pak Bambang kesini buat nyusul kamu agar tidak sendrian, dan ini uang buat biaya perbaikan ban nya, sisanya buat kamu saja" sambungnya lagi sembari memberikan uang merah sebanyak 8 lembar pada pak Toni

"Baik tuan, terimakasih dan ini kuncinya tuan" ucapnya sopan dan memberikan kunci mobil kepada Haris, tidak lama Givic pun sudah datang selepas buag air kecilnya

Mereka akhirnya berpindah mobil dan memasukkan barang-barang mereka kedalamnya, semuanya telah beres, pak Bambang pun sudah datang

"Kalian hati-hati" ucap Haris pada pak Toni dan pak Bambang

"Baik tuan, tuan dan keluarga juga hati-hati dijalan" balas Bambang dengan sopan yang dimana pak Toni juga ikut tersenyum

"Kalau begitu kita duluan ya" ucap Lisa yang mendapat anggukan dari pak Bambang dan juga pak Toni.

Mereka pun melanjutkan perjalannya menuju kampung mekar sari, semoga saja sudah tidak ada lagi drama-drama yang menghalangi mereka.

~TBC~

































HALOO GUYSS AUTHOR UP LAGI HEHE

WAH SEPERTINYA ANA MULAI KENA TEROR

SEPERTI BIASA AGAR AUTHOR SEMANGAT BUAT UP CERITANYA JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMENNYA YAA😘

(ANA) Maaf Atas Luka Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang