Chapter 9

135 77 43
                                    

~Happy reading~

Setelah tadi capek menangis Ana tertidur dan tak terasa sudah sore menjelang malam, Ana terbangun dari tidurnya karena mendengar lantunan ayat suci Al-Quran dari masjid tak jauh dari rumahnya, Ana terduduk dimana ia masih setia memeluk foto-foto dan kalung itu, memandang nya cukup lama akhirnya ia kembali menaruh foto dan kalung tersebut ke dalam kotaknya, dan buru-buru menyimpannya kembali di dalam laci.

Ana berdiri dan menuju balkon kamarnya untuk sekedar menghirup udara sore menjelang malam itu , melihat sekeliling komplek perumahan yang masih menampilkan sebagian orang dengan aktivitas masing-masing, ada yang masih nongkrong dengan teman-temannya, ada yang baru pulang habis jogging, dan masih banyak lagi, Ana yang melihatnya merasa sedikit tenang dan tersenyum tipis.

"Huh kenapa dengan semua ini Tuhan" ucapnya mengeluh sambil menatap langit, dan tampaknya langit mendung menandakan akan turun hujan sebentar lagi

"Langit pun tahu Tuhan, aku sedang tidak baik-baik saja" ujarnya tersenyum kecut dan kembali menoleh ke bawah, dimana orang-orang tadi sudah tidak terlihat di matanya, Ana pun bergegas masuk lagi ke kamarnya karena rintikan hujan yang sudah muncul. Baru saja Ana akan ke kamar mandi tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk

"Ana sayang, apa kamu masih tertidur, kenapa pintunya di kunci" Suara Lisa di balik pintu

Ana yang mendengar nya menoleh dan berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu kamarnya

"Mama kira kamu masih tertidur sayang" ujar Lisa sembari tersenyum kepada anaknya

"Ana capek Ma, tadi pas pulang dari kampus Ana langsung tidur" ucapnya berbohong dan tampak lesu.

Lisa yang melihat Ana tidak seperti biasanya, menatapnya dengan seksama, dan melihat kelopak Ana bengkak

"Yakin, kamu baik-baik saja Nak" Mendengar itu Ana refleks memeluk Lisa, Ana sekuat tenaga menahan agar tidak menangis dan memeluk erat tubuh Lisa

"Ma, Ana baik-baik aja, Ana cuman kecapean" ucapnya dibalik pelukannya

Lisa mengelus puncak kepala anaknya dan tersenyum, Lisa juga mengeratkan pelukannya pada Ana

"Syukurlah sayang kalau begitu, yasudah kamu bersih-bersih gih, sebentar lagi adzan Maghrib siap-siap untuk shalat" Lisa melepas pelukannya pada Ana menyuruh nya untuk segera mandi

"Iya Ma, ngomong-ngomong Ayah udah balik Ma"

"Belum sayang, Ayah kamu pulang nya agak telat katanya"

"Hah, kenapa" pekik Ana membuat Lisa tersenyum kembali

"Sudah, ayo buru mandi sayang takutnya kamu masuk angin kalau mandinya terlalu malam" setelah mengatakan itu Ana mengangguk dan masuk ke kamarnya untuk segera bersih-bersih, Lisa pun juga turun untuk menyiapkan makan malam mereka.

Ana berdiri di depan cerminnya, menatap wajahnya yang amat kusam, di tambah matanya masih bengkak efek terlalu lama menangis tadi

"Jelek banget Lo" Ucapnya menunjuk dirinya di depan cermin

"Nara bakal ngejek Lo habis-habisan kalau liat keadaan Lo sekarang"

Setelah mengatakan itu Ana bergegas menuju kamar mandinya bersih-bersih. Selang beberapa menit Ana sudah selesai dan sudah juga melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Ana pun turun ke lantai bawah untuk segera makan malam

Ana ke ruang makan dan tidak melihat keberadaan Lisa "Bi Ida Mama dimana?" Bi Ida yang sedang menaruh makanan di meja makan menoleh ke asal suara

"Eh non Ana, Nyonya masih di dapur non masak kari ayam" ucap bibi sopan sembari tersenyum

(ANA) Maaf Atas Luka Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang