Again

3 1 0
                                    

Kumpulan berkas mengumpul dan membentuk gunung di meja kerja Youra. Menutupi sang pemilik meja kerja yang sudah sangat kesal karena pekerjaannya tidak berkurang sama sekali sejak tadi pagi. Bahkan ini sampai bertambah sejak satu jam yang lalu. Jika Youra memiliki tongkat ajaib milik Harry Potter atau memiliki kekuatan layaknya Tinkerbell. Youra ingin sekali mengirim semua berkas ini ke dalam ruangan milik Seojin. Membiarkannya menumpuk, menggunung dan mengubah alih fungsi ruangan itu menjadi kuburan berkas. Daripada sering tak berpenghuni seperti saat ini.

Berandai-andai di saat keadaan seperti ini sudah seperti rapalan mantra khusus yang dibuat Youra agar tidak ada lagi berkas yang datang ke arah meja kerjanya. Youra meniupi poni miliknya yang menjuntai cantik dengan sangat kesal. Tanpa memiliki kemampuan membaca masa depan, dengan sangat yakin jika dirinya pasti akan kembali lembur. Lembur untuk kesekian kalinya. Oh Tuhan, bagaimana mungkin akhir pekan kali ini Youra menghabiskan waktunya dengan sekumpulan benda mati seperti ini. Mungkinkah kehidupannya di masa lalu dirinya menyusahkan banyak orang?

Oh atau mungkin dirinya dulu seorang psikopat?

Youra segera menggelengkan kepalanya cepat, bulu halus yang berada di bagian belakang leher Youra meremang dengan perlahan. Mengusir ketidaknyamanan itu dengan mengusap pelan tengkuknya, Youra kembali melanjutkan pekerjaannya dengan setengah semangat, karena semangat yang lain sudah lari entah kemana.

"Eh, apa kau dengar? Katanya tim hijau mengalami banyak masalah. Manajer Min bahkan sampai turun tangan dan memarahi mereka semua loh?"

"Bukankah ketua dari tim mereka itu adalah Kim Taehyun?"

"Memang apa hebatnya dia. Tidak punya pengaruh apapun juga. Tidak seperti kita yang memiliki Leader Seojin."

Setelah kendala pertama berupa keluhan serta semangat yang tiba-tiba meredup seperti bohlam tua, kali ini kendala kedua adalah gosip tidak bermutu yang tersampaikan lewat kabar burung. Juga telinga Youra yang begitu luar biasa bisa mendengar percakapan itu dengan jarak yang bisa dikatakan tidak dekat. Belakangan ini, selain telinganya yang berubah menjadi lebih super peka juga setiap kali mendengar nama Taehyun, ada sedikit perasaan ingin tahu meski selalu dibantah secara sepihak. Lagi-lagi perasaan seperti itu, Youra mencoba menjadi penguntit yang tidak ingin diakui keberadaannya.

"Kita semua juga tidak punya pengaruh apa-apa. Aku rasa Eun Ji butuh kaca yang besar. Apa mungkin di rumahnya hanya ada lemari besar?" mulut yang tanpa sadar mengikuti alur pembicaraan dan masuk ke dalam dunia perghibahan. Youra bergumam meski kedua tangannya tidak berhenti untuk mengetik.

"Bukankah Kim Taehyun itu jenius?"

"Iya, jenius dalam mematahkan hati wanita."

"Kau saja yang baper." Youra menyahut dengan cepat.

Decakan kesal karena hanya di mejanya saja yang memiliki tumpukan berkas setinggi patung Liberti. Serta suara berisik yang mengganggu membuat Youra ingin menyambangi mereka lalu menggeplak satu persatu kepala mereka. Hanya saja kuasa itu hanya bisa dilakukan oleh seorang bernama Kim Seojin. Youra memiringkan kepalanya dan mengawasi dari balik meja kerjanya. Dirinya sedang menunggu serangan balik dan bersiap menyerang balik. Jika dilihat dari sudut pandang mereka yang saat ini terdiam karena mendengar suara Youra. Saat ini wajah gadis itu sudah seperti malaikat pencabut nyawa. Youra memang jarang sekali menanggapi hal-hal yang seperti ini. Jadi, jika sudah seperti ini, kebisingan yang tak sengaja mereka buat memang sudah sangat mengganggu ketenangan Youra.

Tidak berniat membalas ucapan Youra, dengan sendirinya mereka membubarkan kerumunan. Mencari zona aman masing-masing, daripada adu mulut dengan Youra yang memang sedang dalam keadaan mood yang tidak baik. Youra yang sejatinya masa bodoh, menghela napas lega karena tanpa mengeluarkan banyak tenaga akhirnya mereka semua bubar dengan sendirinya. Kembali pada benda di hadapannya, hari ini dirinya banyak sekali menghela napas. Sepertinya stok oksigen di tempat dia bekerja saat ini mengalami penurunan drastis. Seohee hari ini ditugaskan di lapangan bersama dengan Seonhoo.

Beruntung sekali mereka berdua, bekerja sambil berkencan. Sedangkan dirinya disini setiap harinya harus bercumbu dengan puluhan kertas yang jika dikatakan tidak berguna tapi mereka sumber dari penghasilannya. Ingin mengumpat pada Seojin pun akan berakhir semakin parah pada status pekerjaannya nanti, Seojin itu diam-diam pendendam akut yang selalu mencoba untuk membalas apapun yang melukai hatinya. Dasar, tubuhnya saja yang pria tapi hatinya sudah seperti anak TK yang kehilangan mainan mobil tayo versi terbaru. Baru saja kedamaian menghampiri dirinya, sepuluh detik kemudian Youra kembali mendapatkan ujian kesabaran secara cuma-cuma.

"Jung Youra, Manager Lee menyuruhmu datang ke ruangannya."

"Oh shitt!!!" umpat Youra namun masih dalam status gumaman.

Arrrgghhh

Kedamaian Youra hanya ada jika sudah berada di kamar miliknya. Lagi-lagi menghela napas panjang, Youra berdiri dari posisinya dan bersiap menuju pintu neraka tingkat selanjutnya. Berharap kali ini cukup dengan senyum, sapa, dan salam. Harapan yang harus dikabulkan oleh Tuhan. Berjalan menuju ruang Manager Lee, membuat Youra memiliki kesempatan untuk sedikit berpikir jika akhir-akhir ini Taehyun sedikit aneh.

Beberapa hari yang lalu, pemuda itu menghubunginya dan mengatakan hal yang tidak jelas. Ingin bertemu katanya, tapi di hari berikutnya Youra mengabaikan dan memilih pergi begitu saja. Karena menurutnya berhadapan dengan Taehyun itu harus mengumpulkan banyak strategi. Dia itu terkadang seperti panglima perang dengan pedang yang berkilauan, belum lagi jika pemuda itu memasang banyak ekspresi dan mengharuskan Youra untuk menebak. Menghadapinya itu harus menggunakan cara licik, jika tidak kau akan terbunuh olehnya. Bukankah salah satu cara untuk tidak mudah terbunuh di medan perang adalah menggunakan cara yang sama-sama licik.

Menghentikan langkahnya sejenak saat sudah berada di depan ruangan manager dan hanya terpisah oleh pintu besi yang dingin. Lalu dirinya mengetuk pintu untuk sebuah formalitas, saat mendapatkan jawaban dari dalam, Youra masuk dan memasang wajah disertai senyuman manis. Hanya sesaat karena begitu berada di dalam ruangan itu, ada perasaan lain yang membuatnya harus menghilangkan senyumannya.

"Taehyun?"

Youra merasakan banyak hal menuju ketidaknyamanan sedang mengantri di depannya. Salah satunya adalah kehadiran Taehyun yang sudah seperti setan ini. Jika  beberapa saat yang lalu, ketidaknyamanannya adalah tumpukan berkas, kali ini akan bertambah pula dengan kehadiran Taehyun. Mungkin lain kali Youra harus lebih bijak lagi dalam menggunakan kalimat umpatannya pada Kim Seojin. Pria itu sepertinya memiliki jimat penangkal keburukan, jika ada makhluk yang sedang mencoba mengutuknya dari jauh maka tidak lama kemudian makhluk itu pasti akan mendapatkan sial. Dengan kata lain Youra sedang bersinggungan dengan karma.

"Selamat siang, nona Youra."

Aku benci suara itu.

***

Crossroads in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang