Feeling Traces

3 1 0
                                    

"Kau sepertinya kesal sekali hari ini?"

"Bukan urusanmu!"

"Memang bukan urusanku, tapi kau melampiaskan kemarahanmu itu padaku." Taehyun sedikit mengejar dan menghentikan langkah Youra dengan cara terus mengajaknya bicara.

"Makanya jangan dekat-dekat denganku!"

"Kenapa seperti itu?"

Youra seketika menghentikan langkahnya, menatap kesal ke arah Taehyun.

"Bisakah kau berhenti berbicara? Aku benci mendengar suaramu itu!!"

Harus menghunuskan pedang terlebih dahulu ternyata, Taehyun tidak akan mengerti jika hanya menggunakan bahasa lidah. Youra sudah cukup bersabar untuk hari ini dan stok kesabarannya harus kembali diisi nanti malam, saat tidur. Tidak akan Youra serahkan stok kesabarannya begitu saja pada Taehyun. Entah ini langkah yang benar atau salah, tapi Youra ingin segera pergi dan menjauh dari Kim Taehyun. Youra sudah tidak peduli lagi dengan kata-katanya yang mungkin saja bisa melukai perasaan Taehyun. Karena Taehyun juga sudah menanamkan rasa sakit itu pada dirinya.

Youra menatap manik Taehyun dengan tatapan menghunus, dirinya juga tidak tahu dari mana asal keberanian itu datang. Youra hanya mengikuti instingnya, juga karena teringat kelakuan Taehyun yang berhasil membuat dirinya merasa sakit hati. Sedangkan Taehyun hanya terdiam tanpa bisa menjawab apapun. Melihat Taehyun yang tidak berniat untuk melanjutkan perbincangan tak berguna ini, Youra memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya.

"Apa karena aku mengabaikanmu di cafe tempo hari?"

Serangan balik yang tepat mengenai sasaran, Youra seketika menghentikan langkahnya.

"Jadi benar? Kau marah padaku karena hal itu?"

"Untuk apa aku mengingat hal-hal yang tidak berguna seperti itu."

"Hal tidak berguna ya?" Taehyun tersenyum tipis, sedikit kecewa tapi dirinya tidak akan berhenti.

"Kau mengatakan seperti itu, tapi kau selalu menghindar dariku. Kau marah tapi kau juga tidak ingin tau apa penyebabnya. Kau bahkan diam-diam mencari tahu siapa itu Kim Taehyun yang sebenarnya, kan? Jadi hal tidak berguna itu bisa membuatmu melangkah hingga sejauh ini?"

Youra merasakan jika makhluk yang ada di belakangnya ini bukanlah makhluk bernama manusia. Semua hal yang sedang Taehyun bicarakan memang benar adanya.

"Bisa kita bicarakan hal ini di tempat lain? Aku tidak suka situasi seperti ini." ini sudah seperti telepati, karena jauh di dalam lubuk hati Youra. Gadis itu juga mengungkapkan kalimat yang sama dengan apa yang sedang Taehyun katakan saat ini.

Ucapan yang seharusnya Taehyun lakukan sejak jauh-jauh hari. Youra masih dalam keterdiamannya dan Taehyun sedang menunggu jawabannya.

"Cloud Cafe pukul tujuh, aku akan menemuimu setelah menyelesaikan semuanya." Youra mengatakan semua itu tanpa melihat ke arah belakang, dirinya meninggalkan Taehyun begitu saja.

Cloud Cafe adalah kafe yang terletak tepat di depan kantor dimana Youra bekerja. Tempat dimana dirinya pernah bertemu dengan Aera juga tempat dimana dirinya ingin sekali menghajar Taehyun dengan sekali pukulan.

Pada akhirnya Youra yang mengibarkan bendera putih, Youra berjalan dengan merutuki apa yang baru saja dia katakan. Apa ini akan membawanya pada hal yang menyenangkan atau dirinya akan kembali jatuh dan terluka. Tapi melihat kembali bagaimana Taehyun berusaha untuk berinteraksi dengannya, harusnya Youra juga berhak mengetahui alasan yang selama ini mengganggu pikirannya.

***


Akhir yang diharapkan oleh Taehyun, meski Cloud Cafe bukan tempat yang seharusnya Taehyun inginkan. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk tetap mempertahankan apa yang akan dia sampaikan nanti. Ternyata sesi curhat yang diadakan bersama dengan Aera membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Taehyun sendiri sebenarnya tidak begitu paham kenapa dirinya harus melakukan hal ini. Tapi jika diingat kembali tentang pusat dari rasa tak nyaman itu, Taehyun harus menyelesaikan ini secepat mungkin.

Entah sejak kapan Taehyun kembali merasakan hal semacam ini, padahal setahu dirinya, dia selalu bersikap masa bodoh dan tidak mau tahu tentang makhluk yang berada di sekitarnya. Namun belakangan ini Taehyun menjadi sering mengamati bagaimana perilaku Youra dan juga pengaruhnya yang di luar dugaan. Selama ini Taehyun hanya akan tertarik pada apa yang sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari.

"Setidaknya ini lebih baik daripada tidak sama sekali."

Setelah berhasil meredakan kekacauan yang timbul usai dirinya pergi di jam kantor. Masalah dirinya dengan Youra pun teratasi dengan sedikit baik, meski hasilnya tetap akan menunggu hingga pukul tujuh malam nanti. Menghela napas panjang, Taehyun akhirnya berbalik, dirinya masih harus mengurus sisa dari beberapa berkas yang akan diserahkan ke ruangan Manajer Yoon.

Masih tersisa banyak waktu sebelum dirinya benar-benar meluruskan masalahnya dengan Youra. Taehyun berusaha untuk tidak berpikir yang berlebihan atau merencanakan pertanyaan beruntun. Karena itu seperti tidak akan berdampak apapun pada Youra. Gadis itu selain memiliki sesuatu yang misterius juga karena keberadaannya yang sudah seperti awan cumulonimbus. Perumpamaan itu Taehyun berikan karena Youra seringkali membuatnya kehilangan arah dan fokus.

"Taehyun."

Memikirkan Youra juga tidak baik untuk kelangsungan hidup Taehyun. Beberapa detik yang lalu, si aktif Haesuk berteriak dan berlari seperti anak kecil ke arah Taehyun. Memang tidak tahu tempat sekali orang ini. Padahal satu jam yang lalu dirinya sudah seperti mayat hidup hanya karena mendapatkan tatapan dingin dari Manajer Yoon. Apalagi jika Haesuk sampai mendapatkan petuah langsung tanpa perantara, mungkin saja pemuda itu akan merubah dirinya menjadi slime.

"Apa?" sengitnya.

"Uhh, kau ini kenapa tidak ada bedanya dengan belut listrik sih? Apa kau juga baru saja tertempel aura negatif dari Manajer?"

"Kau itu yang sudah seperti Sadako, mengerikan."

Haesuk berjengit, sedikit merinding saat Taehyun menyebut nama Sadako seperti sedang menyebut nama temannya sendiri. Atau mungkin memang Taehyun dan Sadako sebenarnya saudara beda alam.

"Taehyun, hei apa kau sudah dengar kalau Manajer kita mengadakan pertemuan dengan para petinggi?"

"Itu tidak ada hubungannya dengan kita."

"Tapi setidaknya kita akan mendapatkan sedikit hal menguntungkan dari hasil rapatnya."

"Memang kau mengharapkan apa?"

"Penambahan cuti."

"Mimpi saja kau."

Meski dalam hatinya juga sangat mengharapkan adanya penambahan cuti, apalagi Taehyun yang memang benci sekali jika harus keluar rumah saat quality timenya mulai diaktifkan. Dirinya hanya akan keluar rumah jika itu berhubungan dengan hal-hal yang menguntungkan dan selebihnya Taehyun lebih memilih rebahan atau bermain game di dalam kamarnya.

Taehyun jadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu, saat dirinya tanpa sengaja menguping pembicaraan dari beberapa teman di divisinya. Katanya akan ada beberapa perubahan terkait dari hasil rapat yang diadakan satu minggu yang lalu. Salah satunya adalah pemindahan tugas untuk beberapa karyawan. Nama Taehyun sempat masuk dalam daftar tersebut, namun dibatalkan dan digantikan oleh karyawan lain karena Yoon merasa keberatan.

Meski Taehyun tidak tahu alasan apa yang membuat titisan raja Iblis itu merasa keberatan, tapi Taehyun merasa bersyukur karena dirinya tidak harus berjauhan dengan Aera dan juga Haesuk. Beradaptasi dengan lingkungan baru lagi itu sangat tidak mengenakan. Apalagi dengan sifat dan karakter Taehyun yang sudah seperti benang kusut, tidak ada kata mudah dalam hal berteman dengannya. Yang ada di hari pertamanya bekerja dirinya malah mendapatkan banyak musuh.

"Haesuk."

"Apa?"

"Kalau kali ini penabahan cuti benar-benar terjadi, kau mau melakukan apa?"

"Tidak tahu, masih belum terpikir. Kau sendiri?"

"Aku?" Taehyun tampak sedikit berpikir, meski ada satu alasan terlintas tapi dirinya tidak ada niatan ingin mengatakan ini pada Haesuk.

"Mungkin tidak akan terjadi juga, ah sudahlah kenapa aku jadi ikutan memikirkan hal-hal tidak jelas seperti ini."

"Apa salahnya berharap?"

"Kebanyakan harapanmu itu selalu gagal, jadi lupakan saja hal itu."

Benar Taehyun, jangan memikirkan hal-hal yang membebani otakmu yang terlalu pintar ini. Haesuk hanya sedang berhalusinasi saja. Bukan cuti yang akan bertambah tapi bebanmu yang akan bertambah.


°°°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crossroads in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang