15

75 9 0
                                    

Jimin mendengar seluruh cerita dari Kiara mengenai hubungannya dengan Jungkook. dimulai dari awal pertemuan sampai alasan mengapa kabur lalu insiden kecelakaan pun terjadi. Sungguh nahas. Jimin bertambah prihatin pada Kiara.

“Jadi begitu,” katanya dari kursi di samping ranjang Kiara. Di sana ada Yeji juga dan pegawai Oliver yang lain: Naeun dan Sarah. mereka sengaja terlambat membuka kafe hanya untuk menjaga Kiara bergantian dua hari ini.

Biasanya mereka buka jam sembilan dan tutup jam sepuluh. Tapi berhubung Jimin menyuruh tiga pegawainya ikut menjaga Kiara, kafe pun sementara dibuka jam sepuluh dan tutup jam tujuh malam yang ditugaskan oleh sekitar tiga pegawai lainnya.

Melihat betapa perhatian bos dan rekan satu kerjanya padahal mereka belum lama ini kenal membuat Kiara terharu. Kendati jauh di dalam lubuk hatinya Kiara masih begitu terluka dengan yang namanya ‘penghianatan’. Namun, Kiara merasa bahwa orang-orang ini berbeda.

Yeji dan Naeun mendengarkan Kiara menceritakan semuanya. Mereka berdiri  di kedua sisi bos mereka. Yeji di sebelah kanan dan Naeun di sebelah Kiri---seperti dayang-dayang saja.  Sementara Sarah mengupas apel di sisi jendela. Mendengar cerita Kiara, mereka juga turut bersedih dan merasakan derita yang dialami gadis yang punya sifat baik serta kalem itu.

Tidak habis pikir ada saja orang sejahat Jungkook di muka bumi ini.

Betapa menyedihkannya kehidupan gadis yang baru berumur dua puluh satu tahun itu. keluarganya bangkrut sehingga Kiara yang semula berada dalam kehidupan serba ada dan mewah pun harus menyesuaikan diri dengan realita kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Itu sungguh sangat sulit. Membayangkan bagaimana Kiara berkeliling dari pagi sampai petang dan tidak menyerah  untuk mencari pekerjaan walau seluruh toko dan kafe menolaknya.  Belum lagi memutuskan ingin bunuh diri karena tidak sanggup ditinggalkan oleh segala hal yang dipunyainya dulu, lalu kini … seolah segalanya belum cukup, Kiara harus menerima penghianatan dari pria yang sudah membuatnya jatuh cinta setengah mati. Pria yang dia percayai, dan pria yang dia puja sampai sering dimimpikannya sejak pertemuan mereka di jembatan itu pertama kali.

Ya. terdengar berlebihan. Tapi begitulah yang terjadi pada Kiara. dia tidak pernah jatuh cinta sampai seperti itu, merelakan tubuhnya dijajah sang pria yang ternyata tidak segan melukainya. Baik fisik maupun hati.

“Aku akan menjadi kakakmu saja, boleh ya?” ujar Naeun. Dia dua tahun lebih tua dari Kiara. Naeun cantik berambut panjang dan berpenampilan feminim. Ia sering disangka anggota girl group saking cantiknya. Bahkan punya penggemarnya sendiri. Yakni, pelanggan pria yang sering datang ke kafe Oliver.

Sedangkan Yeji di sebelah kanan lebih berpenampilan casual dan cengdrung seperti tomboy. Rambutnya dipotong pendek dan gestur bicaranya juga seperti laki-laki walau dia juga cantik. 

Yeji menepuk-nepuk punggung tangan Kiara sebelum bersedekap. “Beruntung kau bertemu dengan bos. Aku sudah kenal dia sejak beberapa tahun lalu dan dia adalah pria yang baik dan pengertian.”

“Walau kadang cerewet dan menyebalkan,” sambung Naeun. Lalu keduanya terkikik, plus Sarah yang kini datang dengan buah apel yang sudah dipotong kecil-kecil---tersusun rapi di atas piring kecil. Wanita keturunan Prancis itu bersurai pirang alami. Dia punya senyuman yang khas karena ada dimple di kedua sudut bibirnya. Sudah lama Sarah ada di Korea. Sarah bekerja di kafe Oliver milik Jimin juga sudah sekitar tiga tahun. Dia setuju dengan ucapan Yeji yang sudah kenal Jimin hampir sepuluh tahun lamanya.

Jimin baik dan pengertian.

Sarah menyuapkan sepotong apel.

“Terima kasih.” Kiara mengulas senyum tulus. Dia melihat semua yang ada di sana. “Aku sangat berterima kasih sampai tidak bisa berkata-kata lagi. apa yang harus kulakukan?”

Burning Desire [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang