Nisa duduk di bangku kayu yang terletak di taman kota, menikmati semilir angin sore yang membawa harum bunga-bunga liar. Kota kecil tempatnya tinggal memang jauh dari hiruk-pikuk, namun justru itulah yang membuatnya begitu istimewa. Di sini, segala sesuatu terasa lebih lambat dan damai. Pandangannya melayang pada danau kecil di tengah taman, tempat banyak kenangan indahnya bersama Wildan tersimpan.
Nisa dan Wildan pertama kali bertemu di taman ini, tepat dua tahun lalu. Waktu itu, Nisa sedang sibuk dengan kamera SLR-nya, mencoba menangkap keindahan matahari terbenam. Wildan, seorang pemuda dengan senyum hangat, menghampirinya dan bertanya apakah dia boleh duduk di sebelahnya. Dari percakapan ringan tentang fotografi, keduanya menjadi akrab dan sering bertemu di tempat yang sama.
"Hey, apa yang kamu pikirkan?" suara Wildan membuyarkan lamunannya. Wildan duduk di sampingnya, membawa dua gelas es krim favorit mereka. Nisa tersenyum, menerima es krim itu dengan penuh rasa terima kasih.
"Aku hanya mengingat hari-hari pertama kita bertemu," jawab Nisa, matanya berbinar mengingat kenangan manis tersebut.
Wildan tertawa kecil. "Itu hari yang sangat berkesan. Siapa sangka kita akan sedekat ini?" katanya, memandang Nisa dengan penuh cinta.
Hubungan mereka memang istimewa. Wildan selalu berhasil membuat Nisa merasa spesial dengan perhatian dan kasih sayangnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di taman, berbicara tentang impian dan harapan mereka. Wildan, yang bekerja sebagai fotografer lepas, selalu mendukung Nisa dalam segala hal, termasuk dalam impiannya melanjutkan pendidikan di universitas ternama.
Suatu hari, berita besar datang menghampiri Nisa. Surat penerimaan dari universitas impiannya tiba di rumah. Perasaan campur aduk menyelimuti hatinya. Di satu sisi, ini adalah impian yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Di sisi lain, ada Wildan dan segala kebahagiaan yang telah mereka bangun bersama di kota kecil ini.
"Aku diterima di universitas itu, Wildan," kata Nisa dengan suara bergetar, menunjukkan surat penerimaan itu kepada Wildan. Mata Wildan berbinar bangga, namun ia juga menyembunyikan kekhawatiran di balik senyumnya.
"Aku sangat bangga padamu, Nisa," kata Wildan, memeluk Nisa dengan erat. "Kamu harus mengejar impianmu. Aku akan selalu mendukungmu, apa pun yang terjadi."Dukungan Wildan memberikan kekuatan baru bagi Nisa. Meskipun berat hati meninggalkan Wildan, Nisa tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tak boleh disia-siakan. Mereka berjanji untuk tetap berkomunikasi dan menjaga hubungan mereka meski terpisah jarak.
Hari-hari menjelang kepergian Nisa diwarnai dengan kebahagiaan dan kesedihan. Mereka mencoba menghabiskan sebanyak mungkin waktu bersama. Setiap momen terasa begitu berharga. Namun, di balik senyum dan tawa, ada rasa takut yang mengintai, takut akan perubahan yang mungkin terjadi ketika jarak memisahkan mereka.
Pada hari kepergian Nisa, Wildan mengantar Nisa ke stasiun dengan perasaan campur aduk. Mereka berdiri di peron, saling berpandangan tanpa kata-kata. Air mata menggenang di mata Nisa, sementara Wildan mencoba tersenyum tegar.
"Aku akan merindukanmu setiap hari, Nisa," kata Wildan, suaranya parau.
"Aku juga, Wildan," jawab Nisa, memeluknya erat untuk terakhir kalinya sebelum naik ke kereta.
Kereta mulai bergerak perlahan, membawa Nisa semakin jauh dari Wildan dan segala yang ia kenal. Ia melihat Wildan melambaikan tangan, hingga sosoknya perlahan menghilang dari pandangan. Dengan hati yang berat, Nisa bertekad untuk meraih impiannya, sambil tetap menjaga cintanya untuk Wildan.
Perjalanan baru saja dimulai, dan Nisa tahu bahwa jalan yang akan ditempuh tidak akan mudah. Namun, dengan dukungan Wildan dan impian yang selalu ia pegang teguh, Nisa siap menghadapi segala tantangan yang akan datang.
Ini adalah awal dari kisah perjalanan cinta dan pencapaian Nisa, si gadis jauh dari kota kecil yang bertekad mengejar mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Nisa, Si Gadis Jauh"
Romance"Nisa, Si Gadis Jauh" adalah kisah yang menggugah hati tentang cinta, perpisahan, dan keberanian untuk mengejar impian. Diceritakan di sebuah kota kecil yang terpencil, Nisa, seorang gadis yang cerdas dan berbakat, menemukan cinta sejatinya dalam so...