Bab 4: Awal Kehidupan Baru

2 0 0
                                    

Nisa dan Wildan menjalani kehidupan pernikahan dengan penuh kebahagiaan. Meski sering terpisah karena pekerjaan, mereka berdua selalu menemukan cara untuk menjaga hubungan mereka tetap erat. Wildan sering pulang pada akhir pekan, membawa cerita-cerita menarik dari kota besar yang menghidupkan suasana di rumah mereka.

Suatu hari, setelah merasa mual dan lelah selama beberapa minggu, Nisa memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya mengejutkan dan membawa kebahagiaan yang luar biasa: Nisa positif hamil. Ia tidak sabar untuk memberi tahu Wildan kabar gembira ini.

"Wildan, aku punya berita besar. Kita akan menjadi orang tua!" katanya dengan suara bergetar di telepon.

Wildan terdiam sejenak, lalu terdengar suara tawa bahagia. "Nisa, itu kabar terbaik yang pernah aku dengar. Aku sangat bahagia. Aku akan segera pulang!"

Dengan kehamilan Nisa, kebahagiaan mereka semakin lengkap. Wildan memutuskan untuk lebih sering bekerja dari rumah, memastikan bahwa ia selalu ada di sisi Nisa selama masa kehamilannya. Mereka mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut anggota baru dalam keluarga mereka.

Namun, perjalanan kehamilan tidak selalu mulus. Nisa mulai merasakan mual yang hebat di pagi hari dan perubahan emosi yang drastis. Kadang ia merasa sangat bahagia, namun tak jarang juga merasa cemas tanpa alasan yang jelas. Wildan selalu berusaha menenangkan Nisa, memberinya pijatan lembut dan kata-kata penuh cinta.

"Nisa, semua ini normal. Kita akan melalui ini bersama. Aku selalu ada di sini untukmu," kata Wildan, memegang tangan Nisa dengan penuh kasih.

Mereka mulai mengunjungi dokter secara teratur, memantau perkembangan bayi dengan penuh perhatian. Setiap kali melihat gambar ultrasound, hati mereka dipenuhi dengan kebahagiaan. "Lihat, Wildan, dia sudah mulai bergerak," kata Nisa dengan mata berbinar.

Wildan tersenyum lebar, merasakan keajaiban kecil yang sedang berkembang di dalam perut istrinya. "Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya."

Kehamilan Nisa membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setiap pagi, Wildan memastikan Nisa mendapatkan sarapan bergizi sebelum ia berangkat kerja. Di malam hari, mereka sering duduk bersama di teras rumah, berbicara tentang masa depan anak mereka dan merencanakan segala hal yang perlu dipersiapkan.

Nisa mulai merasakan perubahan pada tubuhnya. Rasa mual yang datang tiba-tiba, perubahan selera makan, dan perubahan emosi yang tidak bisa ia kendalikan. Namun, dengan dukungan penuh dari Wildan, Nisa merasa lebih kuat dan siap menghadapi segala tantangan yang datang.

Di sela-sela kesibukan, Nisa juga berusaha mencari informasi sebanyak mungkin tentang kehamilan dan persiapan menjadi ibu. Ia mengikuti kelas kehamilan, membaca buku-buku tentang kehamilan, dan berdiskusi dengan ibu-ibu lain yang sudah berpengalaman. Wildan sering menemani Nisa ke dokter untuk memeriksa perkembangan bayi mereka, memastikan semuanya berjalan baik.

Ngidam dan Momen-Momen Unik

Memasuki trimester kedua, Nisa mulai merasakan gerakan bayi dalam kandungannya. Setiap kali bayi mereka bergerak, Nisa merasa sangat bahagia dan semakin terhubung dengan kehidupan baru yang sedang berkembang di dalam dirinya. Wildan juga sering meletakkan tangannya di perut Nisa, merasakan gerakan bayi mereka dan berbicara lembut pada anak mereka yang belum lahir.

"Nisa, ini benar-benar ajaib. Rasanya seperti mimpi," kata Wildan dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tahu, Wildan. Aku juga merasakan hal yang sama," jawab Nisa, tersenyum hangat.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Pada bulan keenam, Nisa mengalami komplikasi kecil yang membuatnya harus bed rest selama beberapa minggu. Meski khawatir, Wildan selalu ada di sampingnya, memberikan dukungan dan semangat.

"Nisa, kamu harus istirahat dengan baik. Aku akan mengurus semuanya. Kita akan melalui ini bersama," kata Wildan dengan penuh keyakinan.

Nisa merasa terharu dengan perhatian Wildan. Meski merasa khawatir, ia tahu bahwa dengan dukungan Wildan, ia akan bisa melewati masa sulit ini. Selama masa bed rest, Nisa banyak membaca dan menulis jurnal tentang pengalaman kehamilannya, yang membuatnya merasa lebih tenang dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Selain itu, Nisa mulai mengalami ngidam yang unik. Suatu malam, ia tiba-tiba ingin makan rujak buah dengan saus yang sangat pedas. Wildan, meski merasa heran, segera mencari penjual rujak keliling dan membelikan rujak yang diinginkan Nisa.

"Nisa, ini dia rujaknya. Semoga ini bisa memuaskan ngidammu," kata Wildan sambil tersenyum.

Nisa menyantap rujak itu dengan lahap. "Terima kasih, Wildan. Kamu selalu tahu cara membuatku bahagia."

Kadang, keinginan ngidam Nisa muncul di saat-saat yang tidak terduga. Suatu hari, ia meminta es krim stroberi tepat saat Wildan baru pulang kerja. Meski lelah, Wildan dengan senang hati pergi mencari es krim tersebut.

"Nisa, kamu benar-benar membuatku berkeliling kota untuk es krim stroberi. Tapi melihatmu bahagia, semua itu sepadan," kata Wildan sambil tertawa.

Nisa merasa bersyukur memiliki suami yang begitu pengertian dan penuh cinta. Mereka sering tertawa bersama mengenai ngidam Nisa yang kadang aneh, namun itu semua membuat hubungan mereka semakin erat.

"Nisa, Si Gadis Jauh"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang