[19]

957 118 72
                                    

"Mbak, matcha lattenya satu lagi ya"

"Siap kak, ditunggu"

Devano mengangguk lalu kembali fokus dengan tablet ditangannya. Beberapa saat lalu ia baru selesai melaksanakan meeting dengan clientnya. Tapi setelah urusannya selesai Devano masih enggan beranjak. Lelaki itu masih ingin menikmati waktu luangnya untuk bersantai. Mau pulang cepat juga dia tidak punya siapa-siapa yang menunggunya di rumah.

"Ini kak pesanannya, silahkan dinikmati"

"Terima kasih"ucap Devano dan langsung meminum minuman kesukaannya.

Mata Devano menangkap sosok yang ia kenal barusan memasuki cafe. Gemma. Devano hendak mengangkat tangan dan memanggil Gemma untuk duduk bergabung dengannya tapi lelaki itu langsung membatalkan niatnya begitu melihat Gemma terlihat sedang menunggu seseorang. Devano melirik ke arah tempat duduk Gemma beberapa kali dan menangkap ekspresi gugup  perempuan itu. Lalu tak berapa lama seorang lelaki jangkung datang dan duduk didepan Gemma. Keduanya terlihat mengobrol dengan serius. Devano malah dibuat penasaran dan jadi memperhatikan keduanya dari jauh.

"Kok Gemma nangis??"gumam Devano. Matcha lattenya sudah tak tersentug sejak tadi. Lelaki itu jadi betulan serius memperhatikan  Gemma dan lelaki jangkung tadi. Meskipun dari tempatnya duduk Devano sama sekali tak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan. Lalu tak lama lelaki jangkung itu berjalan keluar usai menepuk bahu Gemma.

Devano tanpa sadar membuang nafas panjang. Ia jadi tak tega melihat Gemma tapi juga tak punya keberanian untuk mendekat. Devano lalu mengambil ponselnya untuk menelfon Naomi. Bala bantuan.

📞Tumben nelfon. Kangen Lo ama Gue. Mentang-mentang bentar lagi ngi--

"Ck. Lo dimana sekarang?"ujarnya berdecak dan memotong ucapan sembarang Naomi.

📞Tuh kan kangenn~

"Gue lagi serius Mii, Lo ada dimana?"

📞Iyaa iya. Ini ada dijalan pulang abis jemput Glenn. Kenapa emang?

"Gue lagi ada dicafe biasa. Disini ada Gemma, dia lagi sedih. Lo kesini deh, hibur dia"

📞Lah Gemma gak nelfon Gue. Yakali tiba-tiba dateng. Siapa tau Gemma emang lagi butuh sendiri

"Iya juga sih.. Tapi Gue kasian ngeliat Gemma Mii"

📞Eciee perhatiannn banget sihh. Lo aja lah gas deketin Gemma. Itung-itung pdkt an. Kan calon duda nih.

"Kalau ngomong gak usah sembarang mii. Istri orang itu. Udah Lo kesini aja. Buruan yaa Gue tunggu"

📞Ya tapi Gue lagi bareng sama anak Gue sekarang. Gak bakal bisa ngobrol serius sama Gemma kalau ada anak kecil Vanoooo

"Anak Lo biar Gue deh yang jagain. Ntar kalau Lo udah nyampe kasih tau. Biar Gue jemput didepan"

📞Yaudah iyaa.

Panggilan telfon dimatikan sebelah pihak oleh Naomi. Devano masih terus memperhatikan Gemma dari tempatnya duduk. Lelaki itu langsung ikutan berdiri mengikuti Gemma. Devano pikir Gemma akan pulang. Tapi perempuan itu berjalan ketoilet. Devano sedikit lega. Lelaki itu kembali duduk sembari menunggu Naomi menelfonnya kembali untuk mengabari. Tak berapa lama kemudian pesan dari Naomi datang dan Devano segera membereskan barang-barangnya dan berjalan keluar.

"Mana Gemma?"

"Ada didalem. Tadi lagi ketoilet. Tungguin aja"ucap Devano lalu melambaikan tangan ke arah Glenn yang bersembunyi dibelakang Naomi.

"Dia abis kenapa sih? Marahan ya sama lakinya?"

"Gue gatau Mii, dia tadi lagi ngobrol sama orang. Gatau siapa. Tapi mereka saling kenal. Nah abis ngobrol, Gemma nangis. Gue kasian. Dia kayaknya butuh temen. Gih sana samperin"jelas Devano.

[GS]Je te Veux••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang