[2]

1.1K 134 94
                                    

"Gimana Ron??"tanya Devano begitu Riona akhirnya pulang.

"Apanya yang gimana"balas perempuan itu malas. Riona berjalan ke dapur lalu menenggak segelas air dingin dari dalam kulkas.

"Yaah pas Kamu disana. Udah dapet temen belum?"ujar Devano. Riona mengangkat bahu sebagai balasan.

"Pokoknya ini jadi yang terakhir kalinya Aku dateng di kegiatan begituan. Besok-besok gamau lagi. Dateng aja sana sendiri"

"Yahh Ronn.. Masa baru sekali udah gamau lagi. Itung-itung kan Kamu bisa dapet temen baru disini.."

"Kamu aja sana yang temenan sama Mereka. Aku ogah!!"balas Riona cuek. Perempuan itu kemudian masuk ke dalam kamar. 

"Ronn.. Aku masakk. Kamu jangan tidur duluu!"teriak Devano dari luar tapi tak mendapatkan balasan apapun dari Riona.

----------

Riona mendelik kesal saat melihat panggilan masuk yang terus-terusan menelfonnya. Riona kehabisan kesabaran dan langsung memblokir nomor tadi tak lupa menghapus log panggilan juga.

"You in trouble. Brengsek"

Riona menghapus sisa make upnya, begitu selesai perempuan itu lalu berganti pakaian dan berbaring di atas kasur.

Riona melihat ponselnya kembali dan mengecek chat yang masuk. Perempuan itu berdecak malas saat mendapat notifikasi jika Gemma memasukkannya ke dalam grup arisan. Tanpa menunggu lama Riona langsung men-silent grup chat tersebut. Tidak penting.

Ting!

Riona yang sudah hendak tidur  kembali bangun saat mendengar notifikasi baru. Keningnya mengernyit saat Gemma kembali memasukkannya ke dalam grup chat tapi kali ini grup itu hanya berisikan dirinya, Gemma dan Bintang saja.

"Ck.."Riona berdecak lalu menon-aktifkan ponselnya dan meletakkannya kembali ke atas nakas. Perempuan itu memeluk gulingnya lalu tertidur.

Devano membuka pintu kamar untuk memanggil Riona makan malam bersama. Devano mengurungkan niatnya saat melihat Riona sudah tertidur pulas.

******

"Pulang-pulang mukanya malah cemberut begitu Bii?? Kenapa? Belum nama Kita yang keluar?"

Bukannya membalas pertanyaan beruntun Bastian, Bintang justru malah melemparkan tasnya ke arah lelaki itu.

"Kamu apa-apaan sih Bii!?"ujar Bastian kaget.

"Tas yang Kamu beliin buat Aku mirip sama tas punya Riona!!"balas Bintang kesal.

Bastian mengangkat satu alisnya mendengar ucapan Bintang barusan.

"Riona?"tanya Bastian.

"Iya, Riona! Tetangga baru Kita yang Aku bilang misterius itu. Tas Aku sama dia mirip coba! Aku kesell Basss"ucap Bintang yang masih saja kepikiran.

Bastian memutar bola matanya malas. Kirain apaan.

"Masa gitu doang sebel. Kalau ada tas yang samaan itu artinya tasnya bagus. Lagian tas ini kan di buatnya gak cuman satu Bii. Kamu ada-ada aja sih"

"Yah iya.. Cuman Aku rada sebel aja Bass. Mana pas tadi Aku lagi curhat dia malah ngetawain omongan Aku yang bilang kalau Kamu itu ga--ah gajadi!"

Bintang hampir saja keceplosan lagi.

"Kalau Aku apa?"tanya Bastian penasaran.

"Udah dibilang gajadi! Tau ah! Aku kesel sama Kamu Bass!!"

Bintang masuk ke dalam kamar dan sengaja menutup pintunya dengan kasar. Bastian sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bintang.

[GS]Je te Veux••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang