[17]

595 113 83
                                    

"Bii, beneran gapapa nih? Emang Lo udah aman disini?"ujar Dika begitu mobilnya berhenti didepan kosan Bintang.

"Iya gapapa. Thanks ya Dika udah nampung Gue beberapa hari ini"

"Asli, Gue gak keberatan sama sekali kalau Lo masih nginep dirumah. Beneran deh Bii"kata Dika lagi. Bintang menggeleng sudah cukup dia merepotkan Dika. Bintang juga merasa tak enak apalagi semenjak dia tinggal disana Dika harus menginap diluar.

"Gue takut si bangsat itu balik kesini dan nyakitin Lo"lanjut Dika.

"Dia gak bakal dateng kesini lagi. Gue udah ngancem mau ngelaporin dia ke polisi kalau dia sampe berani ke sini lagi"ucap Bintang.

"Tapi inget langsung telfon Gue kalau ada apa-apa"balas Dika. Bintang mengangguk dan kemudian melambaikan tangan saat mobil Dika pergi dari pandangannya.

Bintang masuk ke dalam rumah kontrakannya dan menghela nafas panjang. Perempuan itu menggelengkan kepala mencoba menghapus ingatan buruk beberapa waktu lalu dari ingatannya.

Bintang dibuat terkejut dengan bunyi dering ponselnya. Begitu melihat nomor panggilan masuk Ia cepat-cepat meriject dan langsung mematikan ponselnya.

"Orang gila"ujarnya kesal. Bukan cuman Bastian yang ingin Ia hindari tapi Bastara yang akhir-akhir ini juga terus menerornya dengan panggilan telfon dan pesan membuat Bintang jadi tak tenang.

"Gemma harus tau kalau suaminya itu brengsek"ujarnya lagi. Bintang dibuat berdecak dan menghela nafas panjang. Urusan satu belum selesai ditambah lagi urusan lain.

Malamnya, barulah Bintang berani menghidupkan kembali ponselnya dan panggilan masuk dari nomor Bastara memenuhi log panggilan telfon Bintang. Selain itu, ada nomor panggilan telfon dari nomor luar negeri yang amat dikenali Bintang. Panggilan telfon yang juga turut Ia tolak berhari-hari belakangan ini. Bintang menimbang-nimbang sebelum akhirnya menelfon ulang nomor telfon tadi. Bintang mengigit bibirnya cemas menunggu panggilannya dijawab.

📞Haloo.. Bintang? Akhirnya diangkat juga! Mama khawatir sama kamuu tau gakk!

"Maa.."panggilnya lirih. Baru satu kata saja saja suara Bintang langsung bergetar. Inilah yang membuatnya mengabaikan dan menolak semua panggilan dari nomor telfon ibunya. Bintang tidak sanggup bicara.

📞Kamu kenapa? Abis berantem sama Bas? Kalian jangan terlalu sering berantem lahh. Gak baikk..

Bintang menggeleng meskipun ibunya tidak mungkin akan melihat responnya barusan. Ibunya belum tau apa-apa soal mereka. Apa ini saat yang tepat untuk jujur? Bintang sekali lagi masih menimbang keputusan sementara dibalik telfon ibunya terus mengajukan pertanyaan.

📞Kenapa Bii? Kalian berantemin apalagi kali ini? Eh, Bas gak kasar sama kamu kann nakk??

📞Bii.. haloo. Mama kalau nanya itu dibales. Mama juga dari kemarin telfonin Bas gak ada satupun panggilan yang dijawab. Mama nelfon ke Mamanya juga sama. Sebenarnya tuh ada apa? Jangan buat Mama sama Ayah khawatir disini..

"Maa.. Bintang sama Bas mau cerai"
ucap Bintang pada akhirnya. Ada jeda beberapa saat sebelum ibunya kembali bertanya. Kali ini intonasi bicara wanita itu berbeda seperti sebelumnya. 

📞Kalian ada masalah apa? Ngomong jujur sama Mama bii. Angkat panggilan video! Mama mau liat langsung muka Kamu

"Bintang lagi nangis, intinya Bintang sama Bas mau pisah. Kita udah gak cocok maa"

📞Gak mungkin karena itu permasalahnnya. Jujur sama Mama, apa penyebabnya? Dia ada perempuan lain??

Bintang memilih untuk tak menjawab tapi suara isakannya yang kian terdengar seolah sudah menjadi jawaban yang langsung dipahami oleh ibunya disebrang sana. Wanita itu lalu menghela nafas panjang.

[GS]Je te Veux••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang