PROLOG: Perbatasan Lebanon

3 1 0
                                    

Waktu pagi di Lebanon 10:10 waktu setempat.

Seorang gadis muslimah berjalan keluar dari tenda pengungsian untuk mencari air bersih untuk dia minum.

Namanya Hajiza.

Namun dari beberapa meter di samping nya, tiba tiba terdengar suara hiruk pikuk dan teriakan yang bersamaan dengan kedatangan segerombolan pasukan tentara Amerika yang menimbulkan kepanikan seketika di area pengungsian itu.

Mereka adalah tentara yang telah melakukan peperangan di negara asalnya, Suriah.

Dan mereka memperluas serangan hingga ke Lebanon tempat dimana gadis itu dengan pengungsi lainnya berlindung.

Sontak gadis itu berwajah takut dan berusaha mencari tujuan untuk berlari di tengah langkah para tentara itu yang hampir mendekat.

Di sisi lain,
Seorang dokter yang baru saja tiba di camp pengungsian itu yang berniat untuk menjadi relawan di antar oleh seorang penduduk lokal bernama usman yang membantunya berkomunikasi karna lelaki lokal itu yang mampu berbahasa asing.

Kedatangan tentara itu lantas membuat keduanya terkejut juga dan Usman langsung terlihat panik dan dengan cepat menyadari bahwa kedatangan para tentara itu untuk mengusir atau mungkin melukai semua para pengungsi yang ada.

Sehingga itu membuat Usman hendak berlari untuk pulang melindungi keluarganya,

"Usman!, where are you going to go?"tanya Mizan.

"Sorry, i have to go back home, they are american army it seems they know that there are Syrian refugees here

Will be better if you follow me right now!"ucap Usman dengan gerak gerik paniknya.

"Sorry i can't, they need me, l will still here, you can go now, save your family!"balas sang dokter.

Lalu Usman pergi meninggalkan dokter itu di tengah hiruk pikuk yang tak terkondisi kan.

Lantas dokter itu berlari untuk menolong para pengungsi yang sedang berlari panik ke segala penjuru.

Namun usaha dokter itu justru malah membuatnya ikut di tangkap padahal dia sudah berkali kali mengatakan bahwa dia bukan pengungsi dan dia memiliki visa namun para tentara itu tidak ada yang memercayainya dan terus menyeretnya bersama para pengungsi lain untuk di kumpulkan dalam satu tenda besar.

Dokter itu adalah Mizan.

Di sisi lain,
Hajiza telah tertangkap dan dia di bawa ke tenda yang sama lalu tubuhnya di dorong dengan sangat kasar hingga membuatnya dan seluruh pengungsi lain merasa takut.

Termasuk Mizan yang menyaksikan itu,sebab meskipun dia menjadi korban salah tangkap namun dia tidak bisa berbuat apa apa.

Hajiza ikut terduduk takut dan wajahnya berkeringat dingin, dia tak berani menatap mata siapapun di dalam tenda itu.

Tak lama kemudian...
Tentara itu kembali datang dengan membawa seorang kakek tua yang terbatuk batuk dan terdengar semakin parah di tambah lagi kakek itu di perlakukan kasar dan tubuhnya di seret paksa masuk ke tenda.

Hingga tubuhnya limbung dan dia masih terus terbatuk batuk sampai mengeluarkan darah dari mulutnya.

Namun tentara itu tidak peduli dan bersikap abai.

Mizan yang berjiwa dokter merasa tak tega dan langsung mendekati kakek itu untuk memeriksa nya meskipun tanpa alat kedokteran.

Namun tindakan Mizan itu justru membuat tentara itu marah karna merasa Mizan bersikap hal di luar yang di perintahkan mereka dan mereka sempat menodongkan senjata ke arah Mizan.

Musafir Rindu[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang