Ego

2 1 0
                                        

Mizan baru saja memakai kembali jas dokternya, dan hendak berjalan menuju ruang pasien.

Namun tiba tiba dia melihat ada rombongan suster dan perawat lainnya yang tengah buru buru mendorong ranjang pasien yang di atasnya terdapat seorang perempuan paruh baya yang mengalami luka cukup parah hingga tubuhnya berdarah darah.

Mizan sigap ikut membantu mendorong,dan membantu memberikan jalan kepada ranjang pasien itu untuk melintas dengan cepat masuk ke ruang operasi.

....





Mizan di tunjuk untuk menjadi dokter yang akan menangani pasien itu di ruang operasi,pasien itu mengalami kecelakaan berat hingga menyebabkan dadanya robek dan kepalanya terluka parah.

Operasi itu berjalan selama hampir 2 jam lebih.

Setelah operasi selesai....

Mizan baru saja selesai dari melakukan proses operasi yang begitu menguras tenaganya, dan setelah melepas baju operasi di tubuhnya Mizan lalu memilih menyendiri di depan ruang operasi seraya terduduk dan bersandar melepas penat dan lelah setelah selama hampir 2 jam bergelut dengan peralatan bedah.

Tak lama Andra datang dan mendekati nya.

Andra memberikan Mizan sebotol air mineral dan merendahkan tubuhnya agar mudah berbicara dengan mizan.

"Thanks."ucap Mizan menerima dan lantas meneguknya.

"Kau kenapa, selesai operasi kelihatan murung begitu?"tanya Andra.

"Hmm,, pasienku tadi mengingatkan aku dengan almarhumah bundaku."jawab Mizan tersenyum sedih.

"Tapi kau berhasil menyelamatkannya, seharusnya kau bahagia."

"Iya aku bahagia juga,karna melihat ibu itu selamat seperti aku sedang menyelamatkan nyawa ibuku sendiri.

Meskipun itu hanya imajinasiku saja."

Andra lantas menepuk pundak Mizan untuk memberikan semangat padanya.

"Jangan sedih gitu, mungkin ini alasannya kenapa kau di takdirkan untuk menjadi dokter, supaya meskipun kau kehilangan bundamu, tapi kau bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
Dan ingat kematian itu bukan di tangan dokter tapi di tangan_"

"Tuhan."lanjut Mizan dan lantas tersenyum.

"Kalau begitu aku ke ruangan dulu ya."pamit Andra lalu pergi.

Mizan tersenyum pada nya.
...





Malam hari tiba, Mizan baru menyelesaikan pekerjaan nya, dia berjalan menenteng tas kerja dan jas putih kedokteran nya menuju luar rumah sakit.

Sesampainya di lobi, Mizan bertemu Andra yang sedang mengobrol dengan suster di resepsionis.

"Sudah mau pulang?"Andra bertanya.

Mizan menjawab dengan anggukan senyum.

Lalu tak sengaja Mizan melihat sesosok laki laki yang dia kenali baru saja masuk ke lobi rumah sakit yang seketika membuatnya terdiam.

Andra yang menyadari itu lantas berbalik badan untuk melihatnya juga.

Fandi, ayah Mizan ada di rumah sakit itu.

Musafir Rindu[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang