Dua hari kemudian.....
Andra mengantarkan Mizan menuju bandara, keputusannya untuk pergi menjadi relawan dia wujudkan hari itu.
Meskipun berat namun Andra tetap ikut menemani teman nya itu pergi ke negeri orang dengan misi mulia.
Ketika sampai di titik bandara dimana kedua nya harus berpisah karna Mizan akan segera menuju ke lapangan lepas landas untuk memasuki pesawat.
"Masih ada kesempatan jika kau ingin mengabari keluargamu."pesan Andra.
Namun Mizan hanya tersenyum tanpa jawaban.
"Terimakasih ya sudah mengantar, jangan sampai kangen."celoteh Mizan berjenaka.
"Kau yang bakal kangen padaku."jawab Andra yang membuat Mizan langsung memutar tubuhnya dan memakai headphone ke kepalanya hendak langsung pergi.
"Zan!"panggil Andra.
Mizan kembali menghadap temannya itu.
"Jaga dirimu baik baik! Awas kalau kau sampai kenapa kenapa!!"
"Hati hati juga pulang kampung nya, jangan ngedumel kalau lagi di nasehatin ibumu!"teriak Mizan membalas Andra dan satu detik setelahnya dia benar benar berjalan menuju pesawat yang akan membawanya terbang.
Dia masuk ke dalam pesawat, duduk dan mencari posisi ternyaman.
Sempat terbesit di benaknya untuk mengabari santira, dan dia hampir menelpon sang kakak namun dia mengurungkan nya dan memilih untuk tidak mengabarkan siapapun kecuali Andra.
Hal itu lebih membuatnya nyaman.
Dia memilih kesendirian yang mengantarkan perjalanannya dan membiarkan pesawat itu membawa dirinya ke Yordania seorang diri.
...12 jam kemudian.....
Setelah lepas landas dan tiba di Yordania di jam 10 malam Mizan menaiki bus untuk datang ke lokasi pertemuan nya dengan adzar.Setelah sampai, Mizan turun dari bus dan di sambut dengan kehadiran adzar yang telah lebih dulu datang dengan membawa mobil tim nya.
"Malam ini kau tinggal di penginapan dulu baru besok pagi saya akan antarkanmu ke lokasi."ucap adzar sembari mengajak Mizan masuk ke dalam mobil.
...Keesokan harinya.....
Mizan datang ke Lokasi tempat dimana dia akan menyalurkan bantuan kemanusiaan nya.
Sebuah daerah pinggiran di Yordania yang di tempati oleh para pengungsi Suriah karna konflik di negaranya, dan karna pengungsi itu telah menempati daerah itu cukup lama sehingga secara tidak langsung kependudukan mereka membentuk sebuah kampung tersendiri tanpa nama.
Meskipun begitu sampai saat ini status mereka masih lah pengungsi ilegal dan sangat rentan untuk di deportasi jika kependudukan mereka tidak segera di urus secara legal.
Dengan status yang menjadi pengungsi, tentunya mereka datang hanya membawa diri dan barang barang seadanya, tanpa makanan yang cukup dan daerah yang mereka tinggali ini pun sangat tandus dan jauh dari keramaian begitu terpelosok,di tambah lagi banyak di antara mereka adalah perempuan dan anak kecil.
Mizan di ajak berkeliling oleh adzar sekaligus memperkenalkan nya pada para pengungsi untuk membangun kedekatan dan supaya Mizan bisa mengetahui kondisi sebenarnya di sana seperti apa.
Setelah berkeliling, Mizan akhirnya melakukan pemeriksaan kepada para pengungsi secara bergantian, dan jumlah pasiennya begitu banyak hingga membuatnya kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musafir Rindu[On Going]
ActionMizan, seorang dokter ahli bedah. Dirinya yang memiliki masa kecil yang kurang menyenangkan bersama keluarganya membuat dia menaruh simpati yang cukup besar pada permasalahan anak di dunia, baik itu dari pendidikan, kesehatan, maupun keamanan dan ke...