Chapter 20: Liam Morfeti

300 39 1
                                    

Kristal kabut adalah sebuah item yang berbentuk sebuah kristal pipih yang memiliki fungsi untuk mengaburkan pandangan seseorang terhadap objek yang menyentuhnya. Biasanya kristal tersebut di pakai untuk menyamar oleh para ksatria atau anggota militer, membantu dalam pekerjaan mereka. Kristal kabut biasanya di gunakan dalam bentuk kalung, sehingga lebih efisien dan lebih elok di pandang.

Kristal kabut tidak di perjual belikan, karena itu tidak sembarang orang bisa memiliki nya. Yang memproduksi kristal kabut secara legal adalah menara sihir yang berkoordinasi langsung dengan kaisar dan mahaguru. Untuk mendapatkan kristal kabut, butuh persetujuan resmi dari menara sihir juga beberapa prosedur yang cukup merepotkan, dan hal itu tidaklah mudah.

Tapi yang luar biasa, Cedric berhasil mendapatkan kalung kristal kabut dalam waktu sehari. Alasannya? Karena dia adalah ketua guild resmi andalan Kekaisaran.

Aleena cukup kagum dengan pengaruh yang di miliki kakaknya.

Jika melihat dirinya sendiri di cermin, Aleena tidak melihat perubahan apapun sama sekali, selain gaya berpakaian nya yang berubah dari seorang lady menjadi orang biasa. Namun dari sudut pandang orang lain, wajah Aleena sangat berubah dari wajah aslinya. Wajah Aleena menjadi lebih tegas seperti wajah laki-laki, kehilangan aura perempuan lembut yang selama ini terpancar alami.

Aleena kini mengenakan sebuah kemeja berwarna kuning dengan rompi luar yang berwarna cokelat. Celana nya berwarna hitam panjang, dan sepatu kulit cokelat yang terlihat serasi. Rambut panjang Aleena masih tergerai lembut, menambahkan kesan anggun disana.

Para lady bangsawan di zaman itu semuanya menggunakan gaun, bahkan rakyat jelata sendiri menggunakan dress meskipun sederhana, karena itu Aleena terlihat seperti bocah laki-laki cantik berwajah tegas dengan rambut panjang ketika menggunakan setelan itu.

Bahkan Calixer bersiul melihat versi lain Aleena yang baru pertama kali dia lihat.

"Kau cocok sekali menjadi laki-laki kak. Tapi sayangnya aku tidak butuh dua kakak laki-laki. Satu saja sudah cukup menyiksa ku." Calixer melirik Cedric yang hanya bisa tersenyum kalem namun penuh arti. Mendadak Calixer merasakan dingin di tengkuknya dan sekujur tubuh menjadi merinding setelahnya.

"Menurut kalian harus kah aku memotong rambut ku menjadi pendek seperti lelaki? Agar ketika bertarung di gate aku tidak kesulitan dengan rambut ini." Bukan tanpa alasan Aleena menanyakan pertanyaan ini. di film-film yang dia tonton di kehidupan sebelumnya, para perempuan pejuang berambut pendek, bahkan cepak persis seperti lelaki. Menurutnya tetap mempertahankan rambut panjang akan merepotkan dirinya sendiri. Alasan lainnya adalah Aleena ingin melihat penampilan Aleena Winter yang selalu anggun berubah, apakah akan terlihat cocok untuknya atau tidak.

"Itu terserah pada keputusan mu. Ada beberapa anggota ku yang juga berambut panjang dan tidak ada masalah."

"Menurut ku potong saja, agar penyamaran mu sempurna!" Saran si bungsu.

"Leena cantik menggunakan apa saja, meskipun saat ini aku tidak bisa mengenali wajahmu berkat kabut ilusi." Komentar Regina.

"Apa putri ku harus memotong rambut indah dan halusnya? Tidak bisakah kita mempertahankan nya?" Marquis hampir mewek lagi melihat putrinya yang tidak bisa dia kenali.

Aleena menatap ke cermin sekali lagi. Dia tersenyum lembut, berusaha meyakinkan ayahnya, "aku akan menggunakan wig ketika kembali kesini. Lagipula aku mungkin akan lebih nyaman berambut pendek."

Marquiss pada akhirnya hanya bisa terdiam dengan wajah murung. Hampir-hampir terlihat mewek seakan mau menangis. Calixer mendengus geli di sebelahnya. Ayah mereka ini jika menyangkut anak-anaknya akan selalu bersikap seperti itu, terlihat tidak cocok dengan umurnya yang seharusnya selalu memasang tampang penuh wibawa.

Destroying The PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang