Aleena mengulas senyuman yang teramat lebar sambil bergelayut manja di lengan kiri kakak tertuanya itu. Sementara sang kakak hanya bisa pasrah di seret oleh sang adik dengan alasan pergi berbelanja ke kota.
Padahal Cedric baru saja pulang dari pekerjaan nya, namun hanya bisa pasrah ketika Aleena memeluknya dengan wajah memelas dan meminta untuk di temani pergi berbelanja.
Mana bisa Cedric menolak?!
Lelaki itu selalu lemah hati jika menyangkut adik-adiknya. Dan Aleena yang tahu jelas hal itu memanfaatkan sifat lemah Cedric untuk memonopoli waktu kakaknya di hari itu.
Sepanjang perjalanan Aleena terlihat sangat bersemangat dan berbahagia. Gadis itu tidak henti-henti nya mengoceh dengan riang, menceritakan berbagai hal. Mulai dari pelatihannya bersama Theodor, Marquis yang menyeret nya untuk makan cemilan bersama kemarin hari, lalu bagaimana dia menjahili adik bungsu mereka pagi tadi juga sebelum-sebelumnya ketika dia tidak sedang berada di kediaman.
Cedric hanya mendengarkan dengan kalem curhatan Aleena yang setengahnya adalah ungkapan dari kelakuan kriminal gadis itu. Tampaknya Aleena percaya Cedric akan menjaga rahasia dan tidak menghukum nya. Entah mengapa Cedric mendadak merasa seperti menjadi ruang pengakuan dosa dari adiknya.
Mereka berjalan melewati beberapa toko pakaian. Belum ada yang menarik minat gadis itu. "Aku payah soal mode. Kak Ed, pilihkan pakaian untuk ku dong."
Sekali lagi, Cedric tidak bisa menolak. Mereka masuk ke salah satu butik langganan Cedric dan mereka di sakbut seorang wanita paruh baya yang anehnya masih terlihat awet muda.
"Silahkan duduk tuan dan nona muda Winter." Wanita bernama Eva itu mempersilahkan kedua nya duduk di sofa tamu. Aleena berbinar menatap banyak nya gaun beraneka model yang di pajang di ruangan itu.
Setelah kedua pelanggan nya duduk dengan nyaman, Eva memerintahkan anak buahnya untuk membuatkan teh. Setelah beberapa saat Eva kembali dengan membawa sebuah katalog yang lumayan tebal dan membukanya di hadapan kedua kakak beradik Winter.
"Silahkan di lihat-lihat dulu. Semua itu adalah model terbaru bulan ini." Eva tersenyum bangga memamerkan rancangan gaunnya.
Di mata Aleena, semuanya terlihat indah dan sama saja. Jadi dia melirik Cedric yang terlihat serius membalik lembar demi lembar sambil menelaah dengan tajam.
Adik nya harus mendapatkan gaun dengan desain dan kualitas terbaik. Soal harga, itu tidak penting. Sebagai ketua guild besar resmi di Kekaisaran, Cedric punya banyak uang. Dan membelikan gaun untuk adiknya bukanlah sesuatu yang memberatkan. Justru dia sangat senang melakukan nya. Dia akan merasa bahagia jika melihat adik-adiknya tersenyum berkat dia.
Aleena mengulum senyum tipis. Di kehidupan lamanya, jarang ada seorang kakak yang benar-benar menyayangi adiknya bahkan rela memberikan segalanya. Jika pun ada, itu hanya sedikit sekali. Selama ini Aleena hanya bisa merasakan kasih sayang seperti itu hanya dengan melihat nya di drama.
Namun di kehidupan ini, Aleena dapat merasakan nya langsung. Dan itu bukan hanya Cedric, tapi Regina dan Calixer pun memberikan kasih sayang yang serupa padanya.
Aleena berdiri dari duduknya. Cedric menyadari pergerakan adiknya sontak menoleh, "mau kemana?"
"Kakak disini saja dulu. Aku akan pergi sebentar dan langsung kembali. Ada yang ingin aku cari." Aleena meyakinkan Cedric.
"Baiklah jangan berlama-lama, segera kembali. Jangan terlibat masalah." Nasihat Cedric.
Aleena mengangguk semangat dan melangkahkan kaki keluar butik. Cedric sendiri kembali fokus pada katalog di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroying The Plot
Fantasy[CERITA INI DI PINDAH KE AKUN @IchaSunny] Aleena itu menyukai novel fantasy atau action, tapi dia justru bertransmigrasi ke novel roman historical! Dia menjadi karakter tidak penting, simpelnya karakter pelengkap cerita. Aleena menjadi tunangan dar...