apapun,demi cinta

2.1K 191 20
                                    

Faye pov.

Pertengkaran terbesar yang terjadi di antara kami akhirnya datang juga karena  kemunculan pie yang tiba2.

Aku sangat merasa bersalah lalu mengejarnya menggunakan motor matic milik pembantu ku.
Namun karena Pengemudi mobil ini sedang nangis atau memang sengaja ingin membunuh,dia menabrakkan mobil itu dengan motor ini hingga aku pun ikut terpental cukup jauh.

Tidak apa2 fay,nafasmu masih ada dan kaki tangan mu masih bisa digerakkan walau tangan kanan mu sedikit cidera.
Kesempatan yang aku punya saat ini adalah meminta rasa empati nya melalui kecelakaan tadi,tapi percuma juga karena dia tetap marah lalu pergi lagi entah kemana.

Setidaknya setelah aku tahu dari neko kalau adiknya itu sampai dengan selamat dirumah mereka,aku bisa sedikit tenang sekarang.tinggal bagaimana caraku membujuk nya lagi,agar dia memaafkan ku dan kembali ke rumah ini.

"Khun faay".

" Iya bi".

"Ayo makan dulu".

"Apa bibi pom dan anak2 nya sudah pulang? ".

" Mereka sudah pulang lalu berpesan juga kalau khun fay harus makan walaupun sedikit".

"Aku tidak lapar.
Bibi bisa langsung istirahat saja jangan hiraukan aku.kalau aku mau makan,
aku akan ambil sendiri makanan nya".

"Baik khun fay".

Yoo..apa sebesar ini amarah mu sampai tidak mau juga mengangkat telepon dari ku.sudah puluhan kali aku mencoba menelpon nya,bahkan puluhan pesan saja tidak ada yang dia baca padahal akun nya sedang aktif.

Aku tidak sadar lagi kalau sekarang matahari sudah terbit.semalam aku terus mencoba membujuknya tapi ternyata hingga pagi ini pun dia masih marah juga.

"Khun fay".

" Hari ini jangan ganggu aku dulu,bi.
Kalau ada bibi pom atau siapapun yg ingin menemuiku,bilang saja kalau aku mau istirahat jangan di ganggu".

"Tapi Khun fay dari kemarin belum makan".

"Jangan perdulikan itu,bi".

" Baiklah,jika perlu apa2 panggil saja bibi di bawah".

Aku perlu yoko ku,bi.
Apa bibi bisa membujuknya untuk ku?.
Dia tidak akan pergi kemana2 kan?.
Dia tidak akan meninggalkan ku juga,kan?.

Seharian aku menangisi nya bahkan dari kemarin malam aku sudah menangisi nya berkali kali.dia tidak tersentuh dengan semua usaha maafku,mau mengejarnya pun tenaga ku sangat minim untuk sekedar bangun dari tempat tidur.
.
.
.
.
.
"Khun faay.. ".

" Bii".

"Bibi masuk ya".

Itu adalah kalimat terakhir yang aku ingat sebelum pingsan dihari ketigaku di dalam kamar.
semua nya menjadi gelap,aku tidak tahu ada dimana sekarang saat aku membuka mata.namun kilasan wajah yoko tersenyum teduh menatap ku sembari menggenggam tanganku juga sangat erat.

Ini pasti cuma mimpi.aku sangat merindukan nya dari kemarin,sampai2 memimpikan dia terus hingga sekarang.
Oohh.. Ternyata ini memang yoko.
Aku baru menyadari nya saat nafasku hampir berhenti lagi setelah dia menciumi bibirku sangat brutal.

"Masih mengira ini mimpi?".

" Ini nyata".

"Kita sudah mengobrol banyak daritadi.
Tapi tatapan phi fay masih kosong seperti melihat kehadiran ku cuma halusinasi".

" Maafkan aku yoo".

"Jangan minta maaf terus.
Disini peran salahnya kita bagi rata dan cepat lupakan saja kejadian kemarin".

jar of heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang