5 || story about T's family

406 16 26
                                    

A/N!
Ada sedikit bumbu lemonnya dikiiiiiit...
Btw, ini bukan nyeritain LeoVen, tapi nyeritain TaroGear. Side story atau apala itu namanya:'

. . . . .

Friday 10:15 AM -Kediaman Ultra Father.

"Papih ih! Lepasin mamih aku!" Taiga menyeret lengan Tregear.

"Nggak mau! Moony punya ku, dasar bocah cerewet!" Taro tak mau mengalah, ia juga menarik lengan si bulan untuk lebih dekat dengannya.

"Papih kenapa nggak mau ngalah sama anak sendiri sih!" Taiga cemberut.

"Ya biarin, wlee!" Taro meledek putra semata wayang nya.

Taiga menggembungkan pipinya kesal, "HUAAAAA, MAMIII! LIAT TUH PAPIH!" Taiga langsung memeluk Tregear, sedangkan si biru hanya pasrah menjadi rebutan bapak dan anak satu ini.

"Tau gini, tadi aku gausah nerima ajakan Taro buat nginep..." Batinnya pasrah, tak lama kemudian. Seorang pria paruh baya datang dengan membawa dua kantung plastik berisi eskrim.

"Anak-anak! Lihat apa yang kakek bawa!" Ken mengangkat dua bungkus plastik itu, "eskrim! Kakek mau!" Taiga langsung melepaskan pelukannya dan berlari menuju sang kakek.

"Akhirnya pergi juga tuh bocah tengil.." Taro melihat putranya tengah memeluk erat kakeknya, tanpa aba-aba. Taro langsung menyeret Tregear ke sofa dan membanting tubuhnya di sofa besar itu untuk kemudian ia peluk-peluk. "H-HEH! TARO!" Tregear merona ketika Taro mengusap usap kan wajahnya ke dadanya yang lumayan 'besar'

"Haaaaah... Dada Moony empuk banget..." Taro membenamkan wajahnya ke dada si bulan, sedangkan Tregear berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Taro namun tak kunjung berhasil. Karena tubuhnya lebih kecil ketimbang tubuh 'sahabat dekatnya' itu, yang kini telah beralih status menjadi gebetannya... atau udah jadi paksu ya?

"L-lepasin, Taro! Na-nanti Father liat!" Tregear meronta, "biarin aja, ayah lagi sibuk ama itu bocil."

"Y-ya nggak gini juga dong! Aduh, kamu tuh manja banget ya dari dulu!" Tregear kembali menggerutu, rona merah di wajahnya kini menyebar hingga ke telinga.

"Yakan aku manja cuma sama kamu, Moony~" Taro menggoda Tregear, ia mengusap usapkan wajahnya lagi seperti anak kucing, sedangkan Tregear tengah berusaha menahan geli dan erangannya.

Taiga yang tadinya sibuk dengan kakeknya yang sedang membawa eskrim pun langsung melirik ayahnya, "kakek... liat tuh papih! Papi nggak mau ngalah sama Taigaaa!" Ia cemberut, Taro berdecak kesal.

"Taro... jangan gitu, ngalah dong sama anak sendiri..." Taro menatap sinis anaknya itu, "ck ngadu teros!" Ucapnya pelan, tapi Ken masih bisa mendengarnya.

"Taro!" Bentak Ken

"Siap paduka raja..." Taro langsung terduduk di lantai, Taiga terkikik tanpa dosa. "Awas kamu bocah tengil!" Sarkasnya, sedangkan Taiga hanya menjulurkan lidahnya sembari mengejek ayahnya.

"Sabar, Taro... Dia anak lu..."

"Ayah! Ayah udah pulang!" Mebius yang baru keluar kamar langsung bergegas memeluk ayahnya, "hahaha, iya Mebi... Mebi mau kemana, kok udah rapi?" Tanyanya.

"Eee... Mau jalan-jalan sama teman kok, yah." Mebius tersenyum gugup.

"Sama temen apa sama Hikari?" Taro menyelidik. "S-sama temen kok! Beneran!" Mebius yang terlanjur gugup berusaha meyakinkan kakaknya, wajahnya juga ikut merona.

"Emangnya kenapa kalau sama Hikari? Toh, bagus juga kan Mebi ada yang jagain." Ucap Ken. Taro menggerutu, "ya... Aku agak ngga yakin sama Hikari, yah..."

Teachers Pet [LeoVen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang