7 || barbeque

299 19 48
                                    


. . . .

Tiga saudara tertua dari ultra brothers tengah berbincang-bincang di Ultra Colosseum, mereka tengah memikirkan misi untuk para New Gen Hero.

"Yo, nii-san!" Taro menyapa mereka, ia datang bersama dua singa kembar di belakangnya. "Eyyo, Taro! Eh, bukankah kalian berdua ada meet dengan King?" Tanya Zoffy.

"Iya, tapi kita udah kembali sejak lusa malam, King bilang tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Tapi kalau situasinya semakin memburuk yah, terpaksa kita bertindak." Terang Astra panjang lebar, dua saudara tertua itu mengangguk.

"Taro san, bukankah kau ingin mengatakan sesuatu pada mereka?" Tanya Leo, Taro menoleh dan terdiam sesaat.

"Hah? Eh iya! Nii-san, ayah dan ibu mengadakan pesta barbeque di rumah! Semua ultra brothers di undang, jadi. Ku harap kalian bisa hadir ya!" Ucapnya dengan penuh semangat, "waah pesta barbeque! Udah lama banget aku nggak ikut pesta bakaran, yah itu tergantung jadwal ku padat atau tidak... Tapi akan ku usahakan untuk datang!" Sahut Man.

"Yosh! Jangan lupa lho, Zoffy nii-san." Taro mengedipkan matanya dengan genit, Zoffy memutar bola matanya malas. "Iya iya..."

"Eh, emang kenapa sama Zoffy nii-san?" Tanya Astra, "dia ga pernah mau di ajak pesta." Jawab Seven dengan ketus.

"Yah, dia kan hobinya lembur. Ga lembur sehariii aja, idup dia udah gak berwarna." Man tertawa meledek, "ck, awas kau. Gajimu bulan ini bakalan ku potong!" Balas Zoffy, ia menatap galak ke adiknya itu.

"Eh!? Jangan dong, aku kan cuma bercanda... Yaa yaa, abangku yang ganteng~ jangan di potong." Man memeluk Zoffy dan menatapnya dengan memelas, "ih paan si, lu serem tau gak kalo melas begitu." Zoffy di buat bergidik oleh adiknya itu.

"Baperan amat si..." Gumamnya pelan, tentu Zoffy masih bisa mendengarnya karena pendengaran nya super tajam. "Ngomong lagi, lu?" Zoffy menatap tajam Man, yang di tatap setengah panik setengah takut. "Eeeeh, abang Zoffy yang paling ganteng, paling baik, paling sayang sama adek adeknya... Sehat-sehat terus ya baaangg..." Man memijat pundak Zoffy untuk membujuknya.

Sedangkan empat ultra di belakangnya hanya diam tak berkutik, "Zoffy nii-san kalo marah serem juga ya..." Astra bergumam pelan, "lebih serem mana sama guru?" Bisik Leo, Seven yang pendengaran nya 11 12 dengan Zoffy itu langsung melirik sinis kearah nya.

"E-eh, nggak kok guru... hehe." Leo cengar-cengir sendiri, Seven menatap singa kembar itu satu persatu, sebelum kemudian ia mendengus kasar. "Jangan ngambek dong, Sevy chan~" Taro menoel noel pipi Seven.

"Siapa yang ngambek!? Dan udah ku bilang kan, jangan panggil aku Sevy! Jijik tau gak." Seven menyingkirkan tangan Taro dari wajahnya, "jijik? Mukamu ampe merah gitu?" Taro mengangkat satu alisnya.

"Apasih! Nggak kok.." Seven berusaha menyembunyikan wajah merahnya, "utututu~ si kucing penyuka mochi ini ikutan syubul~" Man ikutan menoel noel pipi Seven.

"Aku bukan kucing! Dan, siapa pula yang suka mochi!" Seven berusaha mengelak dan menjauhkan lengan Man dari wajahnya, "ooo, gak suka mochi ya... Kalo gitu, kita panggil aja Seven si kucing pendek." Man mencubit pipi Seven dengan gemas.

"Aaaw sakiit! Aku nggak pendek, nii-san! Kalian aja yang ketinggian!" Sentaknya, wajahnya sudah merona padam. "Halah, ngaku aja kalau sepupuku yang super duper dingin kayak es batu ini tuh pendek.." Taro menepuk-nepuk kepala Seven dengan gemas, "berisik!" Seven yang sudah geram, kesal, juga malu karena di ledek oleh saudara-saudaranya di depan muridnya sendiri mulai memberontak. Ia menyingkirkan tangan Man dan Taro lalu pergi dari Colosseum dengan langkah marah.

"Waah kucingnya kabur..." Ucap Taro dengan tatapan genitnya, "tau tuh, ngambekan dia." Sahut Zoffy.

"Heeeei, kalo jalannya sambil marah-marah gitu nanti ekor kucingnya di gigit singa loh!" Man tertawa meledek, sedangkan Taro sudah ngakak kenceng sampai guling-guling di lantai.

Teachers Pet [LeoVen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang