Duapuluh (END)

1.1K 95 20
                                    

    Hari ini adalah malam berbintang yang indah.
    Bakugou duduk diatas ranjangnya sambil memegang perutnya yang sepenuhnya membesar, tubuhnya semakin kurus dan mengecil seiring kandungan-nya berkembang.

    Selama ini Midoriya bahkan tidak mengizinkan dirinya pergi ke dokter untuk cek kandungan atau memeriksa kondisi tubuhnya, Bakugou hanya berharap bahwa anaknya akan terlahir normal.
   Bakugou tidak bisa menyalahkan Midoriya sepenuhnya akan hal ini, dia juga berharap agar anaknya terlahir mirip dengan Midoriya sepenuhnya. Agar mahluk brokoli itu berhenti berfikir tentang salah paham yang berkelanjutan ini.

    Namun hati Bakugou setidaknya sedikit tenang ketika laki-laki brokoli itu sering bersamanya akhir ini, Bakugou sendiri tidak bisa menolak kehadiran pria itu karena dia saat ini bahkan tidak bisa berdiri tanpa bantuan Midoriya.
   

    Midoriya menutup buku bacaan-nya ketika Bakugou bergerak, "Mau kemana kau?" Tanya Midoriya.
    Bakugou hanya melirik sekilas, suaranya telah kembali namun tidak sepenuhnya. "Hanya bergeser sedikit, punggungku sakit"

Midoriya menghela nafas  "Sudah cukup sampai disini, lihat tubuhmu yang mengerikan itu"
   Midoriya meletak-kan buku yang dibawanya kedalam laci, lalu tangan-nya beralih mengacak rambut hijaunya. Terlihat sedikit frustasi. "Aku kira kau akan menyerah mempertahankan anak itu, tapi nyatanya tidak"
   Bakugou menatapnya tajam, "Ini adalah anak-ku" katanya kemudian.

    Midoriya meliriknya, lalu terkekeh. "Baiklah- baik.. kau tau kan keluargaku mencela perceraian? Jika anak itu mirip Todoroki, aku akan langsung mengirimnya ke panti asuhan saat itu juga"
   Mengelus perutnya sebentar, Bakugou beralih menatap pantulan dirinya di cermin. "Dan jika anak ini benar anakmu?"

   Keduanya terdiam, Midoriya tidak menjawab pertanyaan Bakugou. Begitupula Bakugou yang enggan memulai lagi pembicaraan yang tidak ada gunanya.
   Tinggal menghitung hari anak ini lahir, dan semuanya akan terjawab pada saat itu. Biarkan Midoriya dengan pemikiran-nya sendiri, setidaknya anaknya ini akan menjadi miliknya sepenuhnya.

   Bakugou tersentak ketika merasakan tendangan yang sedikit keras dari dalam perutnya, Midoriya hanya melirik perubahan ekspresi Omega itu.
  Bakugou memaklumi jika anaknya aktiv, namun biasanya tidak terlalu aktiv seperti ini.
   Janin-nya terus menendang dan membuat Bakugou kesakitan. "Akh! Apa- ugh.. sakit!" Keluh Bakugou.

   Midoriya yang melihat itu langsung mendekatinya, "Kenapa? Kau mau ke kamar kecil?" Tanya-nya. "Tidak- Bodoh! Ah- perutku sakit!" Kata Bakugou kemudian, dia meraih tangan Midoriya lalu mencengkramnya erat.
    Keringat membasahi seluruh tubuhnya, wajahnya semakin pucat dan suhu tubuhnya naik. Midoriya mencoba menenangkan Bakugou dengan pheromonenya, tapi itu bukan anaknya. Bakugou akan lebih kesakitan jika mendapatkan pheromone dari Alpha yang salah.

  Bakugou terus meremas lengan Midoriya, Bahkan kukunya menggores kulit yang sudah penuh bekas luka itu. "Deku! Deku-" Bakugou merasakan seluruh tulang tubuhnya meregang, seakan ingin lepas dari sendinya.
   Perutnya terasa sakit, janin yang didalam perutnya bergerak memutar dan terus menendang. Membuat kepalanya terasa pusing.

   Midoriya menyingkirkan selimut yang menutupi kaki Bakugou, terkejut ketika menemukan genangan air yang bercampur dengan darah membasahi kaki Omeganya. Midoriya langsung menggendong Bakugou lalu bergerak cepat dengan Quirknya.
   Bakugou merasa lebih sakit saat tubuhnya yang lemah mengikuti gerak Midoriya yang cepat dengan Quirk, kepalanya terkulai lemas di bahu pemuda itu.
   "Izuku- ugh.. sakit! Brengsek!" Umpatnya marah ketika tak kunjung sampai di rumah sakit. Bakugou terengah-engah, tangan kurusnya mencengkram kerah baju Midoriya.
   "Beri aku- pheromonemu!" Pintanya.

   Midoriya hanya meliriknya, ada sedikit kekhawatiran dalam hatinya saat melihat Bakugou terkulai lemah seperti ini, suhu tubuhnya semakin naik dan bagian bawahnya mulai meneteskan darah.
   "Tapi aku bukan Todoroki!" Tolak Midoriya kemudian, tidak ingin membuat Bakugou tambah kesakitan.
   "Berikan saja brengsek!" Maki Bakugou kemudian sambil mempererat pelukan-nya pada Midoriya, menempelkan hidungnya pada perpotongan leher Alpha tersebut dan menghirup sedikit pheromone yang keluar.

💥Young Marriage (DekuKatsu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang