Tiga

3.6K 472 42
                                    

    Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Bakugou, dia dibangunkan oleh teriakan serta jambakan ibunya. Menyuruhnya dan Midoriya untuk berangkat ke butik tempat baju mereka dibuatkan.

     Menghela nafas berat selama beberapa kali, Bakugou melirik Midoriya yang sedang mengemudi mobil, suara Ibunya dan bibi Inko yang sedang bergosip menutup suasana hening didalam mobil itu.

    Bakugou melihat garis hitam samar yang berada dibawah mata Midoriya, dan mungkin serupa dengan yang ada di bawah matanya juga. Bakugou tak ingat kapan mereka tidur semalam, namun yang pasti dia terbangun dengan tubuhnya yang dipeluk oleh pemuda brokoli itu, memalukan memang.

     "Ah, Izuku! Belok kesana dan kita akan sampai" kata bibi Inko mengalihkan perhatiannya, dibelokan-nya mobil yang dikendarai mereka, dan mereka sampai di depan sebuah Butik tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil. Mereka semua bergegas keluar dan memasuki Butik itu.

    "Permisi, Ah.. nyonya Ashido, bagaimana kabarnya?" Ibu bakugou berjalan dan memeluk pemilik butik itu, seperti teman lama yang terpisahkan. Midoriya dan Bakugou melotot, pasalnya pemilik butik itu adalah ibu dari teman mereka waktu SMA, Ashido Mina namanya.

     Setelah mencoba beberapa baju dan menyesuaikan ukurannya, mereka berpindah dari butik itu ke layanan catering, untuk mengurus konsumsi pada pernikahan Bakugou dan Midoriya.

        Tak terasa hari sudah sore, matahari telah mengeluarkan sinar jingganya menerangi seluruh bumi. Bakugou masuk ke rumahnya dengan gerakan lesu, capek, hari ini terlalu banyak menguras staminanya.

     Ibunya dan Bibi Inko sedang keluar mengurus hal yang lain diantar oleh ayahnya, tinggal Bakugou dan Midoriya sendiri, seperti kemarin.

     "Kacchan, jangan langsung tidur.. kau harus mandi dulu" tegur Midoriya ketika melihat Bakugou akan menutup matanya.

  "Berisik Deku sialan! Aku capek" Bakugou menyamankan posisinya tidur di atas sofa, mengabaikan perkataan Midoriya.
   "Tapi Kacchan, mandi terlalu larut malam itu akan-" perkataan Midoriya terhenti ketika penciumannya menangkap aroma sesuatu. Seperti Gula yang terbakar disertai daun mint yang segar, Aroma manis yang menggoda. Midoriya terkejut ketika Bakugou terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba. Mata Ruby itu menatap Midoriya, "D-deku, kau menciumnya?" Tanya Bakugou takut-takut.

Midoriya mengangguk dan kemudian matanya terbelak, "Kacchan! Jangan bilang kau-" Bakugou menutup mulut Midoriya, setiap pergerakan dari pemuda Ruby itu membuat aroma feromon miliknya semakin tersebar. Sial! Bakugou mengalami Heat tiba-tiba.

     Bakugou melepas tangannya pada mulut Midoriya saat menyadari mata hijau pemuda itu berkilat, sisi Alphanya telah bangkit. Ini gawat.

    "D-deku! Kau tak perlu mendekatiku, akan aku atasi ini sendiri, j-jangan dekati aku brengsek!" Bakugou mundur menjauhi Midoriya saat peringatan bahaya memenuhi kepalanya.

   Midoriya mendekat pelan ke arahnya, membuat tubuhnya semakin memanas. Bahkan Bakugou bisa merasakan bagian belakangnya basah oleh cairan lubrikan alami yang dihasilkan oleh lubangnya, ini gawat! Bagaimana bisa Bakugou lupa meminum pil penekan Heat!?

     Jantungnya seakan mau melompat ketika Midoriya menggeram dan mengukungnya di tembok, Bakugou ingin lari sekarang! Meski dia akan menjadi pasangan Midoriya mulai besok, tapi dia belum siap melakukan matting dengan pemuda ini, masih terlalu cepat.

    Bakugou menahan lenguhanya ketika hidung Midoriya menempel pada perpotongan lehernya, menghirup feromon Bakugou dalam-dalam. "A-ah! Deku, hentika-aah.." dua desahan lolos dari mulut Bakugou ketika Midoriya menjilati bahkan menghisap kuat lehernya, meninggalkan bekas kemerahan disana.

      Tangan Bakugou menjambak kepala hijau yang semakin gencar menjilati lehernya itu, tangan Midoriya mulai mengusap pinggang Bakugou, membuat pemuda Ruby itu ambruk jika tidak ditahan oleh dua tangan kekar milik Midoriya.

     Bakugou sendiri mulai kepayahan menahan dirinya, panas yang dia rasakan menyelimuti seluruh bagian tubuhnya sekarang, ribuan kupu-kupu terbang dari perutnya saat Midoriya menjilat dan menghisap perpotongan lehernya.

     "De-deku, hentikan.. a-ah! Ja-jangan disitu kumohon, Aah! Mnnhh" kepala Bakugou terasa ringan saat Midoriya menyentuh dadanya dan Melumat bibirnya kasar.

    "Mnnh! Hhmmnhh.." Saliva entah milik siapa menetes dari dagu Bakugou, sesuatu didalam dirinya menginginkan lebih dari ini, tapi Bakugou berusaha menahannya, dia belum siap!

     Mengumpulkan semua tenaganya, tangan Bakugou menarik rambut bagian belakang Midoriya, membuat pemuda hijau itu melepaskan ciumannya. "Deku, ja-jangan.. a-aku belum siap" Mata Bakugou berkaca-kaca, dia ingin namun dia tak mau, dia belum siap.

     Air matanya berjatuhan ketika hanya kilatan dingin dari mata Midoriya yang dia dapat, untuk pertamakali dalam hidupnya, dia takut pada Midoriya sekarang.

     Isakan tangisnya bertambah keras saat Midoriya mengangkat tubuhnya bridal, membawanya ke kamarnya yang berada di lantai atas. Apa Bakugou akan di klaim oleh Midoriya sekarang? Apa mereka akan melakukan matting setelah ini?

     Pikiran seperti itu terus berputar di kepala Bakugou, seperti kaset rusak. Seiring tubuhnya yang bertambah panas, dia mengeratkan pelukan pada leher Midoriya, menghirup aroma feromon dari pemuda hijau itu yang menenangkan, aromanya seperti Hutan tropis yang menyejukkan, membuat hatinya sedikit tenang.

      Kesadarannya kembali ketika Midoriya meletakannya di kasur, pemuda hijau itu memeluk Bakugou erat, menekan gejolak Alpha miliknya yang meraung-raung menyuruh Midoriya untuk meng-klaim orang yang dipeluknya ini dengan segera.

    Bakugou menyembunyikan dirinya didalam pelukan Midoriya, menempelkan telinganya pada dada pemuda hijau yang memeluknya ini, mendengarkan detak jantung yang cepat seperti miliknya. Menghirup dalam-dalam feromon milik Midoriya yang keluar dan menyelimuti indra penciumnya.

    Midoriya tidak menyetubuhinya, dia tidak melakukan Matting maupun Knoting pada dirinya, Midoriya hanya diam dan menahan gejolak Alphanya sambil memeluk Bakugou. Bakugou merasa tenang sekarang, meski ada bagian lain yang juga menginginkan sesuatu yang lebih, Bakugou juga berjuang menahan Heatnya yang tiba-tiba.

       Bakugou mendongak ketika sebulir keringat menetesi pelipisnya, itu keringat Midoriya. Dia telah mati-matian menahan hasrat Alphanya, Bakugou tersenyum dan membelai pipinya. Menatap sayu Midoriya yang balik melihatnya, Bakugou menarik tengkuk mereka dan mempertemukan kedua belah bibir mereka.

    Bakugou tau ini tidak cukup, sangat kurang bahkan, saat dia merasakan Midoriya melumat bibirnya rakus, memasukkan lidahnya dan menjelajahi isi mulut Bakugou dengan liar, membuat ribuan kupu-kupu kembali terbang di perutnya.

Bakugou membuka matanya saat Midoriya melepaskan ciuman mereka dia kembali melihat kilatan menyeramkan dari mata Midoriya lagi, namun dengan cepat si pemuda hijau menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Bakugou, menghirup aroma calon omeganya itu dalam-dalam.

     "Cukup." Suara berat Midoriya menyapa pendengaran Bakugou, "Kacchan, Seperti ini saja cukup. Aku tidak mau memaksamu"

    Bakugou menempel semakin erat pada Midoriya, meski bagian selatan Midoria dapat dia rasakan mengganjal di pahanya, tapi pemuda hijau ini masih menahannya. Bakugou mulai merasa sedikit bersyukur, karena Midoriya mau mengalah dah mengerti dirinya, meski Midoriya sendiri berada di posisi sangat sulit untuk menahan hasratnya.

    Setidaknya untuk saat ini, Bakugou merasa tenang berada di pelukan Midoriya dan feromon milik pemuda itu membuatnya tenang.









TBC

PENGEN-NYA SAYA SIH NULIS +++ LAH YA, TAPI MASIH KECEPETAN KAYAKNYAA EHEHEHEHEHE :")

💥Young Marriage (DekuKatsu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang