08. Ajakan

18 2 0
                                    

"HIKARU!!"

Hiyyah berteriak kencang lantaran Hanni memecahkan kaca dan menarik seragam Hikaru yang memang dia bisa jangkau itu. Hikaru tentu saja berteriak meminta tolong sambil menahan tangan Hanni yang akan menggorok lehernya.

"PHAM HANNI SADAR LOO!!" teriak Hikaru, dirinya sudah terbatuk-batuk akibat tarikan Hanni yang tak main-main padahal gadis itu tidak akan sekuat ini.

Minji meloncat dari kaca yang di pecahkan dan hendak menarik Hikaru tapi Hanni menodongkan pisau ke arah Minji.

"Diam disana! Kamu jangan ikut campur." Kata Hanni yang di rasuki ini
"Tolol! Lo kira bisa nipu gue?" Hampir lupa Minji pemegang sabuk hitam dan langsung menepis pisau itu dan menarik kerah Hanni.

Hanni memang sahabat nya tapi yang ada di hadapannya ini bukan sahabat nya melainkan setan yang ada di tubuh sahabatnya.
"Lepaskan!" Teriak Hanni, suaranya serak dan sedikit berat.

"Sadar Hanni!! Lawan setan itu!! Lo boleh lemah di hadapan gue tapi kalo Lo lemah di hadapan setan itu jangan!  Sia-sia gue ajarin panjat tembok!" Teriak Minji dengan wajah serius nya, membuat Hanni yang melihat nya sedikit tercekat.

Bae dan yang lainnya tentu saja melihat hal itu. Minji Emang berani, bahkan dulu saat MPLS, dirinya satu-satunya Cewek yang berani bantu Osis buat ambilin barang yang nyangkut di pohon.

"Pukul tekuk dia!" Teriak Jihan dari arah jauh sana

"Minji! Pukul tekuk dia! Setan itu akan pergi dengan sendirinya." Kata Bae dan Minji segera melakukan nya Walaupun Hanni nya malah tantrum duluan.

"Lepaskan! Lepaskan!" Teriak Hanni memberontak, Minji yang jengah memukul keras tekuk Hanni. Urusan berbekas nanti aja. Hanni langsung pingsan gitu aja tapi pekikan Hikaru membuat Jihan kaget.

"Minji mimisan!" Teriak Hikaru dan Minji pingsan begitu saja.

🃏

Pukul 2 siang, seluruh siswa siswi dipulangkan ke rumah masing-masing tak terkecuali teman-teman Bae. Anak laki-laki sebagian langsung pergi karena lelah berkeliling sekolah mencari Hanni.

Hanni pun belum siuman, gadis itu sudah 4 jam belum sadar begitu pula Minji. Mimisan di hidungnya itu juga sedikit berhenti mengalir.

"Minji mimisan kenapa ya kira-kira?" Tanya Jihan khawatir
"Kalo gak salah, dia udah mimisan guru berati udah di buatkan oleh keberaniannya sama tekad dia. Kekuatan yang kadang gak bisa kontrol bisa buat dia mimisan terus Pingsan." Jelas Rei selaku teman satu bangku Minji.

"Hikaru udah pulang ya?" Tanya Jihan
"Udah sama Jaeeha, Hiyyah diantar sama Gyuvin." Balas Bae
"Kalian gak pulang?" Tanya Jihan
"Nunggu mereka siuman aja, Kak Lily sama Kak Haewon bakal kesini kok." Sahut Sullyoon.

Masalah kaca kelas mereka pecah, akan segera di perbaiki dan Pihak sekolah untungnya tidak memarahi mereka. Yunah dan Yoon juga datang tadi, mereka menjelaskan kejadian bagaimana Hanni kesurupan.

Hanni dari awal masuk sekolah sudah merasa aneh karena merasa ada yang mengikutinya tapi ketika menoleh tidak ada. Keadaan di perparah saat jam istirahat berbunyi, Yunah yang akan mengajak Hanni makan ke kantin dia urungkan karena Hanni tidak baik-baik saja sepertinya.

Yunah dan Yoon menggiring Hanni ke Toilet agar bisa membantu masalah Hanni tapi yang mereka dapatkan Hanni yang kerasukan. Teriakan itu berasal dari Hanni.

"Uhh... gue mimisan?"

"Iya, jangan bangun dulu nji. Diem di situ aja." Kata Bae
"Air putih, tolong." Katanya dan segera Bae mengambil kannya lalu Minji meneguknya cepat hingga habis seketika.

"Gimana? Hanni?" Tanyanya
"Belum sadar, Lo mukulnya kenceng juga ya." Ucap Wonyoung
"Kalo mukulnya kayak Jaeeha mah gak bakal kerasa apa-apa nya." Jawab Minji sebal.

"Kayaknya bentar lagi deh siuman anaknya." Kata Bae
"Gue takut dia kesurupan lagi, Liz pulang aja yok!" Ajak Wonyoung
"Terus Minji sama siapa ege, kita pulang berempat aja deh." Balas Liz kesal.

"Udah jangan bertengkar Lo pada! Berisik!" Sahut Minji dan mereka kicep diam, Walaupun dalam batin cuman bisa saling misuh.

"Hanni, Siuman!" Teriak Sullyoon heboh

Wonyoung buru-buru berlindung dan Bae mengintip saja. Keadaan Hanni tentunya lemas, kepalanya berputar hingga hampir membuat nya oleng dari ranjang ruangan kesehatan.

"Tiduran aja." Kata Jihan

"Gue mau air putih!" Katanya setengah berteriak.

Hanni melempar kan botol minum yang sudah habis ke samping. Jujur dirinya tau akan seperti ini tapi tidak bisa mengelak nya.

"Hanni udah baikan?" Tanya Jihan
"Baik."
"Kalau gitu jam 3 an nanti pulang sama Gue dan Yunah." Kata Jihan
"Makasih ya Jihan, gue gak tau harus bagaimana lagi buat mengungkapkan nya." Balas Hanni sambil tersenyum.

"Sama-sama. Kalo gak ada Minji juga pasti gak bakal selesai." Ucap Jihan
"Minji?" Hanni menoleh dan mendapati sahabat nya sedang memejamkan matanya.

"Lo mimisan? Ngapain lagi sih?!" Tanya Hanni
"Dia selamatin lu, Sampek mimisan." Kata Bae
"Astagaaa! Maafkan gue!" Kata Hanni
"It doesn't matter."

"Yaudah, kita pulang yukk!" Kata Wonyoung

"Dasar si gak sabaran!"

🃏

Di rumah, keenam gadis itu sedang makan malam bersama. Lily dan Haewon juga sudah bercerita pasal kejadian di sekolah itu.

Saat itu Lily dan Haewon ada di taman samping dan mereka berlari ke kelas tapi keburu di tarik oleh teman sekelas mereka agar bersembunyi di perpustakaan yang disana sebagian siswa maupun siswi ada disana juga.

"Besok jalan-jalan yuk!" Ajak Kyujin
"Boleh aja tapi lihat dulu Kakak-kakak." Sahut Jiwoo
"Gue bisa kok. Kita kan hari Sabtu kegiatan pagi Sampek jam 12, sisanya enggak." Kata Lily.

"Betul! Btw ke pasar malam aja gimana?" Tawar Haewon
"Boleh banget!! Lama enggak kesana!" Pekik Kyujin senang
"Oke deh, jam 5 sudah harus siap kitanya." Kata Lily.

Mereka kembali menikmati makanan tapi Sullyoon tau, Bae hanya diam sesekali melamun. Bae tidak biasanya begini, jika si termuda Kyujin minta jalan-jalan bersama maka Bae akan paling bersemangat agar Kyujin bertambah bersemangat lagi.

Maknae kesayangan.

"JIWOO!! GANTIAN KAMU YANG CUCI PIRING!!"

Jiwoo datang dengan wajah di tekuk. Dia ingin bermain game kembali tapi Haewon sudah meneriakinya untuk Cuci piring.
"Mau aku bantu?" Tawar Sullyoon dan Jiwoo mengangguk bersemangat.

.

"Bae, kamu kenapa tadi? Ada sesuatu? Cerita sama aku aja." Sullyoon menutup pintu dan menghampiri Bae yang terduduk di atas kasurnya, dirinya bersandar di Headboard.

Sullyoon duduk tepat di depan Bae yang hanya melamun saja. Sullyoon menepuk keras Kaki Sang empu dan Bae sadar.
"Cerita." Tegas Sullyoon dan Bae mengangguk ragu.

"Gue punya feeling tentang Jalan-jalan kita di pasar malam, mau bilang tapi Kyujin udah seneng jadi gak tega bilangnya."  Kata Bae
"Kasih tau ke gue aja Bae, kita atur aja nanti biar gak terlalu parah." Ucap Sullyoon meyakinkan.

"Jadi....."

<TBC>
Sowyy enggak up di hari Jum'at, aku nya lupa karena sibuk jugaaa. Aku pastiin Selasa gak bakal kayak begini lagi (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

See you next chapter 👋🏻
Vote dan komen ‼️
Follow me on wattpad 📥
Terima kasih sudah mampir 💗

Cenayang || 04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang