Bab 22

548 59 8
                                    

Sampai didepan gerbang Mansion, gerbang yang super besar tersebut langsung terbuka dan para pelayan mempersilahkan Nova masuk

Turun dari kudanya, seorang pelayan mengambil kuda angin tersebut dan menggiringnya ke kandang kuda mereka

"Tuan muda Nova selamat datang kembali..." Mereka membungkuk 90°

"Aku pulang" Nova berjalan

Didepan pintu mansion sudah menunggu gurunya yang langsung memeluk Nova erat

"Nova! Aku sangat merindukanmu..." Dharmendra membawa Nova kedalam dan membubarkan para pelayan

"Guru sudah lama sekali, bagaimana kabarmu?" Nova tersenyum lembut

"Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, sungguh menjengkelkan" Dharmendra menghela nafas ada perempatan dikepalanya

"Terima kasih atas kerja kerasnya guru" Nova tersenyum keduanya duduk dikursi taman rumah kaca ditemani teh dan kue

"Bagaimana sekolahmu?" Dharmendra bertanya, mereka mulai bercerita tentang hari-hari mereka tanpa satu sama lain

Beberapa jam kemudian...

"Nova aku sudah menyelesaikan gurumu itu" Dharmendra berkata dengan bangga wajahnya jelas meminta pujian

"Guruku?" Nova yang sudah lupa

"Ah... Kamu sepertinya sangat senang sudah pulang ya? Sampai-sampai sudah lupa" Dharmendra menyeringai senang

"Tentu aku jelas senang dapat melihat kamu lagi guru, aku sangat merindukanmu" Nova tersenyum canggung

"..."

Dharmendra tau-tau sudah ada disamping Nova dan memeluknya erat-erat

"Aku juga sangat merindukanmu... Aku sungguh menyesal telah membiarkanmu pergi ke akademi..." Dharmendra memeluk Nova

"Guru dimana Chris, Alves dan Laurel?" Nova bertanya saat ini dia sedang dipangkuan gurunya

"Mereka bertiga punya misi akan memakan waktu cukup lama sebelum mereka bisa kembali" Dharmendra

"Hm? Nova sebentar kamu..." Dharmendra mengendus sisi leher Nova sambil mengerutkan kening

"Hahaha... Guru hentikan itu geli... Kyahahaha" Nova yang dasarnya sensitif tertawa geli

"Ini...?!?"

💢

💢

💢

Aura Dharmendra berubah drastis saat menyadari apa yang terjadi, "Nova mengapa kamu tidak mengatakan sepatah katapun tentang ini?"

Dharmendra bertanya dengan wajah beku menatap Nova, dan tanda dibelakang leher Nova

"Hm? Apanya?" Nova bingung dia jelas lupa hal yang cukup penting itu

"Siapa yang membuat sumpah alam ini denganmu?" Dharmendra mencoba bertanya dengan lembut jelas dia tidak ingin menumpahkan amarahnya pada Murid tercintanya

"Ah... Aku lupa tentang ini, tadinya aku ingin mengatakan ini saat mendapatkannya tapi kamu sibuk guru. Tidak ada pesanku yang sampai padamu, jadi aku batalkan saja saat sudah bisa dihubungi aku sudah melupakannya" Nova berusaha menjelaskan

"Ini milik Arnold Heind, dan yang satu milik Luis Suarez Drasil. Sejujurnya aku tidak begitu mengerti dengan ini dan aku tidak merasa tidak nyaman jadi... Ugh... Maafkan aku..." Nova menunduk tidak berani menatap gurunya yang marah

"Huft.... Jadi kamu tidak merasa keberatan?" Dharmendra berusaha memastikan

"Kamu jelas lebih tahu aku daripada diriku sendiri" Nova masih menunduk

Reincarnating in the World of Dreams♦️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang