Chapter 13 - Where it truly lies

194 15 0
                                    

Rekomendasi lagu untuk di dengar saat membaca chapter ini: The weeknd ft
Swedish House Mafia - Moth to a Flame

Sagita heran kenapa Isha selalu mahir dalam semua hal yang dikerjakannya. Orang itu dan kakaknya mendapatkan ikan paling banyak; 7 ekor, sedangkan dirinya dan Axcel cuma 2, dan seperti yang di duga, Edbot dan Karina cuma mendapat satu ekor itupun paling kecil di antara mereka.

Sagita dan Axcel berfoto dengan hasil tangkapan mereka. Beberapa saat kemudian chef kapal membawakan ikan-ikan hasil tangkapan mereka yang telah berubah menjadi sashimi, bersama sepanci sedang indomie kuah.

Persaingan mereka seketika lenyap saat sesuap ikan segar tersebut menyentuh lidah mereka. Apalagi di tambah mengonsumsi indomie berkuah di tengah-tengah laut ini.

Bukan hanya mulut mereka yang menikmati rasa nikmat tersebut. Melainkan mata mereka sekarang sedang menikmati pemandangan indah yang di suguhkan oleh pencipta di tempat dimana langit dan laut saling menyentuh.

Sagita menutup matanya merasakan angin membelai wajahnya. Dia menghiraukan suara-suara di belakangnya yang tampak sibuk. Mereka sedang berfoto. Semua suara-suara itu mengabur dari telinganya.

Kakinya menyilang, dengan sikunya di atas paha, dan tangannya mengepal di bawah dagu. Dia duduk dibagian paling depan kapal. Suasana ini membuatnya mengantuk.

Saat dia membuka matanya, tidak jauh di sampingnya ada kaki seseorang berdiri, dia mendongkak melihatnya. Isha menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jari panjangnya.

Sungguh pemadangan yang sangat indah. Sosok ciptaan Tuhan yang satu ini tidak kalah indahnya di bandingkan dengan pemandangan disekitar mereka. Tuhan pasti mencampur zat 'indah' sangat banyak saat menciptakannya. Sagita pasti sedang ngigau karena mengantuk. Otaknya sering korslet saat mengantuk. Isha menoleh ke bawah samping pada Sagita. Mereka tidak mengatakan apapun, hanya saling menatap lama. Menikmati tautan mata mereka.

Cekrek.

Edo tidak menyia-nyiakan momen dari mami-mommynya itu, dia begitu heboh memperlihatkan jepretannya ke mereka, "liat weh bagus banget poto kalian, kek model"

"Iyalah, ada gue di situ" Sagita mengibaskan rambutnya dengan penuh percaya diri.

Isha tidak mengatakan apapun mengenai statement gadis cantik itu. Toh, dia setuju, sangat setuju. Edo menyombongkan memperlihatkan hasil jepretannya pada yang lain. Dan mereka minta difoto oleh si photographer dadakan, Edo.

Sagita berdiri merenggangkan badannya. Isha masih ada di dekatnya. Saat gadis itu berbalik mau pergi, Isha baru berbicara, "jangan tidur, bahaya, entar jatuh"

Ucapan Isha sukses menghilangkan ngantuknya. Apakah daritadi dia memperhatikannya. Jangan bilang dia ada di dekatnya untuk menjaganya dan memastikannya aman.

"Oke" jawab Sagita singkat dan gabung dengan bodyguardnya dan kakaknya.

"Sa, foto berdua yuk"

"Ayo, kak"

"Isha tolong fotoin ya"






●●●

"Jadi apa nih kak Kat dan kak Isha permintaannya?" Tanya Karina.

"Senang-senang hari ini, kalian ya yang teraktir" goda Katrina.

Edo dan Karina meringis, "gaji aku" tangisnya.

She and Ms. Ex BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang