Canvas putih itu perlahan dibumbuhi warna-warna lain lewat kuas yang bergerak begitu halus di jari lentik manusia cantik itu. Di balcony kamarnya, Sagita menyalurkan hobbynya, melukis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu memakai dress dengan pinggiran terbelah berwarna pink dengan sedikit hint warna bata. Dressnya mempunyai lengan tali sehingga pundaknya tidak tertutup, begitupun bagian belakangnya tidak tertutup kain sedikitpun, mengeskpos kulit mulusnya yang cerah. Rambutnya yang halus tergerai, sebagian jatuh ke depan karena dia beberapa kali menunduk untuk memberi detail pada lukisannya. Dia duduk dikursi dengan satu kakinya terangkat. Gadis itu memegang gelas wine yang berisi lemontea.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia melukis pengalamannya waktu diculik. Dia akan memasukannya dalam koleksinya: There's always good in bad and vice versa. Sejauh ini sudah ada 14 koleksi gambar di albumnya tersebut. Jadi bisa kalian hitung sebanyak apa pengalaman Sagita di culik seumur hidupnya.
Fokusnya buyar saat mendengar suara mobil masuk pekarangan rumahnya. Dia menoleh ke bawah. Atap lamborghini tersebut terbuka menampilkan seseorang yang memakai setelan full hitam, rambutnya sebagian dikuncir, dia duduk di belakang stir. Sama sepertinya, orang itu juga menoleh ke arahnya.
Sagita sangat mengenal orang itu, apalagi sorot matanya yang tajam itu. Sial, padahal orang itu selalu memakai pakaian gelap, tapi kenapa selalu kelihatan stylish, apalagi kharismanya yang selalu paripurna. Sudah bertahun-tahun, dan Sagita masih menobatkannya sebagai wanita tercantik yang pernah dia lihat dan temui.
Orang itu menutup mobilnya sambil memandang ke arahnya. Seakan tidak ingin kehilangan sedetikpun untuk memandanginya. Sagita menaikan alisnya memandangi bodyguard lamanya itu di bawah sana.
Bagaimana Isha tidak salah fokus, sedangkan punggung polos tanpa helai milik gadis itu terpampang nyata di depannya. Gadisnya itu semakin tumbuh dewasa, tapi kecantikannya tidak berubah melainkan semakin bertambah.
Sosok kharismatik itu seperti tidak ingin kehilangan pemandangan indah yang sempat membuatnya terpesona. Sesekali dia curi pandang ke balcony, sambil menyapa bodyguard lama yang pernah menjadi temannya.