Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moissanite permata pink-- yang begitu mirip dengan milik seseorang yang berwarna emerald tapi versi cincin, melingkar dengan indah dileher gadis yang sedang memasang ekspresi bosan. Dia mengedarkan matanya ke kanan, depan, kiri, dan ke belakang dengan penuh penilaian
Saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan luas yang dipenuhi pakaian yang di susun rapi dalam etalase-etalase yang tertutup kaca, sepatu dan sendal di rak-rak yang menjulang hingga hampir menyentuh plafon, dan tas branded maupun non branded yang dipajang menunggu untuk dipakai.
Di bagian tengah-tengah ruangan-- tepat di bawah lampu gantung yang dikelilingi cermin diplafon atas, ada lemari yang tidak terlalu tinggi, bundar berukuran besar yang atasnya tertutup kaca, terdiri dari banyak laci-laci yang berisi perhiasan. Diruangan ini juga ada tangga beroda yang bisa dipindahkan sana sini untuk mengambil bagian yang tinggi, juga tongkat panjang untuk mengambil baju di etalase bagian atas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Walk-in wardrobe ini di balut dengan warna gold-putih yang memberi kesan mewah.
Ekspresi Sagita terlihat kepalanya penuh dengan pikiran. Tiga mobil memasuki pekarangan rumahnya, dan parkir di depan.
Sagita menuruni tangga. Di bawah, para ARTnya dan juga bodyguardnya berkumpul dalam jumlah yang cukup banyak membentuk dua barisan. Di sisi kanannya berbaris para maidnya, di barisan kiri para bodyguardnya. Mereka menunggu perintah Sagita.
"Ganti semuanya dengan yang baru"
"Semuanya?" Wanita tua yang sudah bekerja sejak Sagita bayi, dan kini menjadi ketua ART, mengkonfirmasi, takutnya mereka salah.
"Semuanya"
Orang-orang tersebut bergerak dalam langkah yang selaras menuju pintu depan, mengambil tote bag yang ada di dalam mobil-mobil tersebut, lalu naik ke atas menuju kamar Sagita.