Chapter 12 - If A She Like A her

311 21 0
                                    


Sagita menyampirkan rambutnya , memperlihatkan lehernya yang jenjang dan bahu kanannya yang mulus. Dia memakai tanktop putih, dengan rok kain bermotif yang dililit diperut. Dia duduk di atas tikar kain putih yang menutupi rerumputan hijau di bawahnya. Para bodyguardnya juga ada menemaninya. Gadis itu sedang melukis di taman samping rumahnya.

Hari ini adalah weekend, Isha melirik Katrina yang menghabiskan waktunya membaca. Sudah seminggu, rutinitas Katrina adalah ngantor, makan, tidur, membaca. Isha juga suka membaca, dia tidak mempermasalahkan rutinitas yang bagi sebagian orang kedengarannya membosankan tersebut. MBTInya juga I, Ya, dia juga introvert.

Para dua bersaudara itu sedang menghabiskan waktu mereka melakukan hobby masing-masing di hari minggu ini.

Isha sedikit menyibak gorden putih, memperhatikan gadis kesayangannya yang sedang melukis di luar sana. Dia tertawa kecil saat melihat gadis cantik itu melemparkan sesuatu pada Edo yang mengganggunya.

"Kamu suka sama Sagi ya?"

Isha menoleh karena pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Katrina.

"Tau nggak? Aku dari tadi panggilin kamu, tapi sepertinya kamu ga dengar karena sibuk perhatiin Sagita" Katrina tersenyum menelisik Isha. Dia menaikan alisnya menunggu jawaban.

"Senampak itu ya?" Tanya Isha.

"Gerak gerik tubuh gak pernah boong. Kalau aku perhatiin, kamu lebih ekspresif saat bersama Sagi, dan tatapan kamu gak bisa bohong. Aku ga sering perhatiin sih, tapi tiap gak sengaja liat, aku selalu liat kamu terpesona bahkan sama hal-hal kecil yang Sagi lakuin, kamu sering natap dia dalam banget. Dan jujur, aku gak pernah liat kamu natap orang lain, selain Sagi seperti itu"

Isha tidak bisa mengelak. Fakta dia punya caranua sendiri melihat Sagita.

"Padahal saya sudah berusaha menyembunyikannya"

"Cinta yang besar emang kadang sulit di redam, sulit disembunyiin" Katrina menjelaskan, dia kemudian menambahkan, "tapi kamu juga pusing pasti karena Sagi yang clueless sama perasaannya sendiri. Sagi tuh juga kalau misalnya ternyata emang suka sama kamu, dia ga nyadar sama perasaannya. Dan kadang denial anaknya tuh" Katrina sedikit tertawa.

Itu sangat tepat sasaran. Tapi sebenarnya dia tidak pernah ambil pusing tentang Sagi. Semua yang dilakukan gadisnya itu baginya hal candu. Isha sebenarnya percaya diri sekali dia bisa menaklukan hati seseorang, tapi yang ini beda, dia Sagita, orang yang membuatnya takut mengambil langkah yang salah yang bisa saja membuat gadis itu risih dan kemungkinan menjauh. Sehingga hal itu menjadi ketakutan berkepanjangan baginya. Dia ingin pelan-pelan tapi pasti, kalau pun orientasi seksual Sagi tidak sama dengannya, maka dia akan menyimpan perasaanya dalam diam.

"Kamu pasti bingung kok aku keknya tau banget. Aku sama Sagi tuh sebenarnya sering curhat-curhatan. Kami juga kadang sering suka saling minta pendapat. Keliatan jarang ngobrol karena kesibukan kita beda, dia kuliah, aku kerja, tapi dibalik itu kita sama kayak saudara lain yang deket. Oh ya, kamu ga penasaran kalau Sagi pernah ngomongin tentang kamu atau ga?"

Sangat, dia ingin sekali tau semua tentang gadisnya.

"Saya ingin tau semua tentang dia, apa lagi yang dia katakan tentang saya"

"Sebenarnya Sagi udah bilang ini rahasia, jadi aku ga bisa kasih tau detailnya, pokoknya, kamu masih ada kesempatan kok, Sha"

Ucapan Katrina membuat Isha sangat termotivasi.

"Semangat naklukin Saginya, pokoknya aku pendukung nomor satu kalian, ga sabar liat adek aku punya pacar, terus bucin gitu, lucu banget"

"Tapi saya perempuan, bukan kah aneh mendukung hubungan saya dengan Sagita"

She and Ms. Ex BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang