Chapter 10 - Still 5 years ago

287 19 0
                                    

Masih 5 tahun lalu,

Jadi apa itu menarik? Sagita bahkan tidak tau ide apa lagi yang harus dia gunakan untuk mengusir the new head bodyguard yang bernama Isha Gracella Bacas ini.

Semua bodyguard lain sangat menghormati Isha akan kesabaran cewek itu untuk menjinakan Sagita dan menanggung semua beban keunikan ide Sagita. Mereka menyemangati Isha dan siap menjadi teman curhatnya.

Sudah sebulan terlewati. Sagita bosan, benar-benar bosan.

Isha membuka pintu kamar nonanya, setelah mendapat panggilan cewek itu. Begitu membuka pintu, dia hanya bisa tercengang. Gadis itu duduk terjungkal dari kursinya. Dia sudah terbiasa dengan tingkah tak biasa Sagita.

 Dia sudah terbiasa dengan tingkah tak biasa Sagita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Welcome" sapa gadis itu

Sagita tersenyum jahat, "New game's start"

Sagita memperlihatkan tiga tiket pesawat. Kebetulan dia libur panjang, dia menggunakan waktu tersebut untuk mengajak dua bodyguardnya ke luar negeri.










Klik.


























Pemilik wahana, memasangkan pengaman saat mereka sudah duduk di kursi rollercoaster. Di ujung sana, Edo sudah berdoa memohon ampun pada Tuhan sebelum terlambat. Sedangkan saat dia melihat Isha, cewek itu sedang menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jarinya dengan tenang. Cewek-cewek di belakangnya terdengar menggosipkannya.

"Lo ga takut?" Sagita mengecek.

"Kenapa? Kamu takut? Kalau kamu takut pegang tangan saya"

Ck. Sagita mengecek Edo yang sudah pucat. Setidaknya ada satu bodyguardnya yang kena mental. Dan begitu wahana ini dipacu, Edo berteriak nyaring.

Sagita mengecek Isha yang berekspresi biasa, tidak terlihat menikmati, juga tidak terlihat takut. Cewek itu pun menoleh balik ke Sagita, menatap tepat dimanik mata cewek yang penasaran itu, dia menaikan alisnya, lalu mengambil tangan Sagita untuk menggenggamnya.

"Gimana tadi?" Sagita menahan senyumnya yang mengembang.

"Seru" jawab Isha singkat.

Edo sudah dipojokan, mual. "Huek"

Isha memberikannya minyak angin.

"Kita ke tempat berikutnya ya"

"Aku mau istirahat" ujar Edo tepar.

"Istirahat? Justru permainan baru dimulai"

Sagita menarik tangan Edo menuju ke wahana lain. Isha mengikuti mereka.

"Mamaa, ga mau, mau pulang"

"Sstt, ga ada mama di sini nak"

Sagita menyuruh Isha pergi membeli tiket untuk tiga orang. Karena lama, dia mengecek, dan bodyguardnya itu sedang berbincang dengan tiga cewek pirang. Entah apa yang mereka bicarakan. Mungkin mereka sedang menanyakan sesuatu seperti arah, tapi untuk apa mereka bertanya pada Isha yang turis. Sedangkan mereka penduduk lokal. Tapi dia melihat salah satu cewek itu memberikan kertas dan mengisyaratkan telpon di telinga.

She and Ms. Ex BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang