Chapter 9 - The First Meeting

230 14 3
                                    

5 tahun lalu,

Pukul 3 subuh, Sagita terlihat mengendap-endap, dengan jar di tangannya. Dia menaburkan benda-benda kecil yang berkilau. Sebenarnya itu adalah lidi yang dibakar. Para bodyguardnya awalnya masih tertidur nyenyak, kemudian salah satu dari mereka merasa sengatan dan bangun. Seperti efek domino, yang satu bangun yang lainnya ikut bangun. Mereka menyapu benda itu dengan tangannya sambil meringis.

Sagita hanya tertawa melihat mereka. Tapi ini hanyalah bagian kecil dari keusilan 16 tahun Sagita.

●●●

Hap,



dia menangkap mahluk merayap itu dengan lihai. Dulu, Sagita tidak takut dengan hewan apapun.

Semua bodyguard yang bertugas khusus untuk dirinya, berdiri tegak dengan tangan di belakang tubuh. Walau terlihat sangar, mereka cemas dalam hati, karena kalau sudah begini, mereka tau apa yang akan terjadi, Sagita akan mengundi orang yang akan di rundungnya selama satu minggu penuh.

"Oke, sekarang, kita akan mengundi siapa yang akan beruntung. Tenang saja, enam banding satu kok, enam akan beruntung. Tapi pemeran utamanya adalah yang belum beruntung"

Sagita melemparkan mahluk itu yang menempel tepat di dahi salah satu bodyguardnya. Dia menjerit jijik, awalnya dia pikir itu tidak hidup, tapi saat cicak itu memutuskan ekornya, dia langsung meloncat-loncat merinding dan meringis.

Sagita tertawa "liat deh, saking bahagianya sampe dia loncat-loncat"

Itu hanya sebagian kecil dari perbuatannya. Sudah berapa kali dia ganti bodyguard.

Ada satu hari dimana dia menutup tangannya, "om Arga tebak, apa yang aku pegang"

Dari caranya memegang menyatukan tangannya, pasti siapapun yang melihatnya berekspektasi itu kupu-kupu yang indah. Tapi begitu dia buka, itu adalah kecoak terbang. Tidak ada bodyguard yang aman dengannya.

Dulu, Sagita merasa dia harus berani, agar bisa melawan dan menakuti para bodyguardnya. Dia memaksa dirinya seperti itu. Sehingga dengan cara itu dia bisa terbebas dari kekangan papanya yang menyewa bodyguard. Sejak saat itu hobby favoritnya adalah naik wahana ekstrim, dan kadang masuk rumah hantu. Dia sudah membuat dua bodyguardnya pingsan di dua wahana tersebut. Belum lagi yang lainnya.

Katakan hal nakal apa yang bisa dilakukan remaja sepertinya, dia pasti sudah pernah mencobanya. Membuat bodyguardnya di serang lebah, dengan menyuruh mereka mengambil balon yang tersangkut di pohon yang ada sarang lebahnya. Memberi bubuk gatal ke pakaian mereka. Menjatuhkan satu ember penuh kodok ke mereka. Menjebak mereka semalaman di atas genteng tanpa ada jalan turun, kecuali lewat tangga yang sudah dia pindahkan.

Dulu dia adalah perwujudan anak iblis. Menjebak mereka semalaman tidaklah separah itu, kejahatan yang sesungguhnya adalah dia lebih dulu mengecek ramalan cuaca, melihat apakah akan ada guntur, kilat dan hujan badai malam itu. Dan puncaknya, dia mengerjai mereka dengan memberi makanan yang mereka tidak tau, dia sudah sisipkan potongan makanan yang membuat mereka alergi. Bahkan masuk rumah sakit. Ayahnya sendiri yang mau mengirim Sagita ke polisi tapi karena masih dibawah umur sehingga dia cuma direhabilitasi lagipula tidak ada korban jiwa. Hingga tahap ini, papanya benar-benar sakit kepala karenanya. Lama-lama anaknya itu bisa membunuh orang lain.

Dulu, dia adalah remaja nakal yang membuat siapapun yang bertemu dengannya akan lebih memilih child-free.

Sagita adalah bocah cerdas yang selalu menggunakan otaknya, lagipula dia mana menang bila menggunakan otot. Setiap bodyguard yang akan menjadi bodyguard khusus untuknya harus menyerahkan CV, dan mereka wajib mengisi kolom kelemahan. Tapi ditangan Sagita hal itu menjadi boomerang bagi mereka.

She and Ms. Ex BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang