✢ 12. The Last ✢

873 114 8
                                    

Happu reading:)

****

The House of Rekindled Love

Chapter 12. The Last

June 30, 2024

****

“Kalo aku mengusulkan supaya kita pergi ke psikolog pernikahan, apa kamu mau?”

Pertanyaan serius itu tiba-tiba saja melayang di salah satu malam ketika mereka sedang makan masakan Mommy dan Daddy sebelum pulang tadi. Lisa, yang duduk di kursi rodanya, mendongak menengok istrinya.

“Aku … aku nggak mau cerai. Aku mau memperbaiki pernikahan kita, kalo kamu masih mau.”

Beberapa hari telah berlalu sejak mereka pulang dari rumah sakit. Lisa dan Jennie kini tinggal bersama di rumah, dengan Lisa dianjurkan untuk fokus pulih dulu tanpa bekerja, dan Jennie menunda pekerjaannya untuk merawat Lisa sepenuh waktu. Mereka tidur di kamar yang sama di lantai bawah, karena Lisa belum bisa naik ke lantai dua. Setiap malam, Jennie menggenggam tangan Lisa saat tidur, tidak hanya untuk memastikan bahwa Lisa aman, tetapi juga untuk meredakan kerinduannya untuk saling berpelukan. Lisa masih harus tidur telentang untuk sementara waktu, dan ini adalah solusi terbaik untuk menjaga kenyamanannya.

Mereka kadang mendadak merasa canggung ketika hanya berdua di rumah, seperti pengantin baru yang beradaptasi dengan situasi baru ini—berita buruknya, mereka dulu tak pernah sekali pun canggung setelah menikah. Sehingga bisa disimpulkan bilamana situasi ini cukup asing untuk keduanya.

Lisa tampaknya juga mulai dilanda bosan karena Jennie terus melihatnya mondar-mandir di dalam rumah memakai kursi roda yang dilengkapi tombol canggih itu, belajar mengendarainya meski sampai sekarang tidak kunjung fasih juga. Lisa masih sering menabrak karena telat belok, mengatur kecepatan terlalu keras, atau lupa bagaimana cara mengerem. Jennie harus tetap waspada dan mengawasinya, walaupun dia berusaha seolah sibuk sendiri agar Lisa tidak merasa setiap saat diawas dan tak nyaman.

Hubungan mereka memang mulai membaik, tak mudah terpancing amarah bila melihat satu sama lain lagi, dan bisa menghabiskan waktu lama untuk berbincang-bincang santai. Meski begitu, bagi Jennie rasanya masih ada yang mengganjal. Mungkin karena awalnya mereka berniat bercerai dan kecelakaan ini mengubah segalanya, belum ada pembahasan rencana masa depan lagi. Jennie tahu Lisa masih mencintainya, tetapi dia penasaran apakah Lisa masih ingin bersamanya sebagai pasangan hidup. Itulah mengapa dia merasa perlu membicarakan hal ini selama makan malam mereka.

“Aku—”

“Kalo kamu nggak mau nggak papa, kok. Kalo kamu masih keukeuh mau cerai juga nggak papa, aku nggak akan maksa.”

“Aku belum jadi bicara?”

“Maaf.”

Lisa menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, ia amati istrinya yang menunduk dalam. Sepertinya Jennie sangat takut.

“Aku mau, kok. Aku juga mau perbaiki pernikahan kita.”

“Beneran?” Mata Jennie berkaca-kaca.

Lisa mengangguk. “Tapi aku mau kita serius, ya? Kita bener-bener perbaiki pernikahan ini.”

Jennie mengangguk berkali-kali saking senangnya. Ia tak menyangka Lisa masih mau mempertahankan rumah tangga mereka. Memang di mimpi saat koma Lisa sudah berkata tidak mau bercerai juga, tetapi rasanya lebih melegakan mendengarnya secara langsung ketika mereka dalam keadaan sepenuhnya sadar.

The House of Rekindled Love ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang