Chpt 8

697 86 8
                                    

Enjoy 💚💙




--

--

--






"Apa liat-liat?" ketus Gail pada Kala yang sedang duduk disamping ranjangnya.

Gail yang sedang terbaring di atas ranjang rumahsakit berusaha untuk duduk. Kala dengan sigap membantu adiknya itu. Meski beberapa kali Gail menghempas kasar tangan Kala yang ingin membantunya, namun beberapa kali juga Kala tetap kembali membantu Gail.

Setelah pulang sekolah saat hari dimana Gail demam, gadis itu langsung mengancam Kala untuk tidak memberitahu kedua orangtuanya tentang kondisi kesehatannya. Meski begitu, orangtua Gail tetap tahu jika anaknya itu sedang demam lantaran Gail yang mencium punggung tangan Papa Gerald ketika pulang sehingga Papa Gerald jadi tau bahwa anaknya itu sedang sakit.

"Gara-gara lo tauga gue jadi dirawat di rumahsakit begini," dengus Gail kesal.

Papa Gerald dan Mama Asmiralda sudah beberapa hari ini menitipkan Gail pada Kala dengan alasan mereka sibuk bekerja. Itu juga yang menjadi alasan Gail tidak ingin kedua orangtuanya tahu jika dirinya sedang sakit. Karena pada akhirnya kedua orangtuanya tidak akan berada di sisinya.

"Kok nyalahin gue? Siapa suruh cium tangan Papa kalo ngga mau ketauan?" ucap Kala membela diri.

Entah mengapa Gail merasa Kala jauh lebih berbeda dari awal pertama kali mereka bertemu. Kala menjadi lebih menyebalkan, lebih berani untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kekesalan Gail, dan yang lebih membuat Gail kesal adalah, gadis tinggi itu entah mengapa lebih sering tebar pesona akhir-akhir ini. Ya meskipun harus Gail akui pesona Kala akhir-akhir ini juga terlihat lebih keren. Aura Kala juga terasa lebih kuat.

"Mau kemana?" kesal Gail saat melihat Kala yang bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

"Beli jajan," ucap Kala singkat.

"Trus gue?"

Pertanyaan terakhir Gail membuat Kala menghentikan langkahnya dan berbalik arah. Ia melihat Gail yang seperti sedang memohon kepadanya untuk tidak ditinggalkan sebentar saja. Sejujurnya Kala bingung dengan Gail. Gadis itu seperti enggan untuk ditinggal olehnya, namun jika Kala berada di sampingnya, Gail pasti akan terus mengoceh dan mengomel.

"Lo mau nitip?" tanya Kala yang masih berada di ambang pintu.

Gail menggeleng.

"Trus mau apa?" tanya Kala dengan sabar meladeni semua tingkah Gail.

"Mau ikut," ucap Gail sambil menundukkan kepalanya.

Kala menaikkan sebelah alisnya. Mengapa Gail tiba-tiba manja kepadanya seperti ini? Apakah ini bukan termasuk rencana Gail untuk mengerjainya?

"Emang udah kuat?" tanya Kala. Gadis tinggi itu berjalan kembali menuju ranjang Gail. Ia melepas kantung infus dan memindahkannya ke tiang yang ada rodanya.

Gail mengangguk. "Udah. Dari kemarin juga udah kuat," ucap Gail dengan semangat.

Kala tersenyum. Gail memang susah ditebak. Satu waktu ia akan menjadi gadis yang menyebalkan dan suka mengomel. Namun dilain waktu Gail akan menjadi gadis yang manja seperti saat ini contohnya.

GASKALA [Greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang