Enjoy 💚💙
--
--
--
Dua minggu setelah kejadian penyerangan Saka terhadap Kala, Gail tidak lagi terlihat mengganggu Kala disekolah. Ia hanya akan diam saja jika Kala berada didekatnya. Namun bukan berarti Gail membiarkan Kala begitu saja. Gadis cantik itu tetap menjadikan Kala sebagai asisten pribadinya. Hanya saja sekarang Gail sudah lebih baik dalam berinteraksi dengan Kala.
Gail sudah sedikit melunak pada Kala. Ia akan menjawab pertanyaan Kala meskipun terkadang terkesan asal. Namun tidak mengapa. Meski hanya menjawab pertanyaannya asal, Kala tetap senang karena setidaknya Gail tidak segalak dan sedingin dulu terhadapnya.
"Gail bangun, sudah pagi,"
Sebuah suara membangunkan seorang gadis cantik dari tidur lelapnya. Kala sudah berteriak dan mengetuk pintu kamar Gail. Kini sudah menjadi kewajiban Kala memastikan adik angkatnya itu untuk bangun pagi agar tidak telat pergi ke sekolah.
Gail membuka matanya. Terkadang ia masih suka kesal jika Kala berteriak dan mengetuk ngetuk pintunya. Namun itu masih lebih baik daripada ia harus dibangunkan oleh pembantunya yang menurutnya jauh lebih menyebalkan daripada Kala.
Bayangkan saja salah satu pembantunya akan masuk kedalam kamar Gail tanpa permisi. Ia lalu mengambil air menggunakan gelas, lalu setelah itu menyipratkannya pada wajah Gail.
Pembantunya tersebut mengatakan bahwa itu adalah perintah dari sang Papa. Namun tetap saja Gail kesal jika dibangunkan seperti itu. Masih lebih baik dibangunkan Kala daripada pembantunya itu.
Terkadang jika Gail susah untuk dibangunkan Kala akan langsung masuk kedalam kamar gadis itu. Kala akan mematikan AC kamar Gail lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Gail. Gadis tinggi itu akan membangunkan Gail pelan. Ia akan menunggu hingga adik angkatnya itu membuka mata dan duduk. Baru kemudian Kala akan meninggalkan Gail untuk membuat sarapan.
"Pagi Pa, pagi Ma," sapa Gail yang baru saja bergabung diruang makan.
"Aku ngga disapa?" ucap Kala yang sedang menuangkan nasi keatas piring Gail.
Gail menatap Kala malas. "Harus banget gue sapa?" ucap Gail.
"Ngga sih,"
"Yaudah diem," ucap Gail ketus namun entah mengapa saat ini justru hal itu membuat Kala senang.
Mungkin efek tertular Heksa yang suka menggoda Gail. Kala sering kali melakukan hal yang sama. Ia akan tertawa dalam hatinya jika Gail merespon dengan celetukan maupun ucapan ketus yang keluar dari mulutnya.
Gail menikmati sarapannya pagi ini. Gail gengsi untuk mengakui hal ini namun dirinya selalu suka menu sarapan yang lebih dari satu bulan ini Kala buat. Apapun menu yang Kala buat selalu enak. Bahkan jika hanya roti bakar dengan selai seadanya, Kala selalu bisa membuat masakannya berbeda.
Gail telah menyelesaikan sarapannya. Ia sedang memakai sepatu di sofa ruang tengah, namun matanya terfokus pada Kala. Gadis tinggi itu sedang membereskan meja makan serta mencuci piring sebelum berangkat sekolah. Gail sempat bertanya tanya mengapa Kala melakukan hal tersebut padahal jelas-jelas sudah ada pembantu dirumah mereka.
Namun Gail tidak ingin ambil pusing. Biarlah Kala melakukan apapun yang ia mau. Selama hal tersebut tidak mengganggu Gail, ia tidak akan peduli dengan apa yang dilakukan Kala.
Gail sudah siap berangkat ke sekolah dengan tas dipunggungnya. Kala juga sudah selesai mencuci piring. Ia sedang pamit kepada Papa Gerald dan juga Mama Asmiralda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASKALA [Greshan]
FanfictionCinta mungkin bukan satu-satunya yang berkuasa. Masih ada usaha serta takdir yang akan menetukan alur cerita. Greshan, gxg, jangan dibawa ke dunia nyata