Enjoy 💚💙
--
--
--
Suara ayam berkokok pagi ini, membangunkan para manusia bumi untuk bersiap memulai hari mereka. Namun tidak dengan seorang gadis yang sudah duduk tegap didepan meja belajarnya sambil membuka satu kotak besi yang entah apa isinya.
Askala Naveska; seorang gadis yang kini memiliki image cupu dan gagap nampak sudah terbangun dari tidurnya sebelum ayam berkokok. Ia sedang memperhatikan kotak besi ditangannya yang berisi barang peninggalan milik sang ibu dan juga benda-benda yang selalu Kala simpan rapat sebagai bagian dari kenangan buruk di masalalunya.
Kala mengambil sebuah kalung dengan liontin berbentuk G milik sang ibu; Genina. Ingatannya melayang pada saat dimana sang ibu yang dalam keadaan sekarat karena kecelakaan menitipkan langsung kalung tersebut pada Kala.
"Tolong berikan kalung ini kepada siapapun yang kamu cintai dengan hebat setelah ini,"
Itulah ucapan terakhir Genina sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Kala berpikir keras. Siapa yang akan ia cintai dengan hebat jika ia sendiri masih membenci dirinya sendiri? Apakah Kala akan merasakan lagi bagaimana perasaan jatuh cinta jika dirinya bahkan menutup rapat-rapat hatinya untuk orang lain.
Kala menyimpan kembali kalung tersebut kedalam kotak besi tersebut. Ia menyimpannya keatas meja di hadapannya. Kala kemudian bersandar pada sandaran kursi dan mulai menutup matanya. Tanpa terasa airmatanya menetes. Kala merindukan sang ibu. Kala merindukan sosok yang selalu bisa menjadi tempatnya pulang setelah melewati hari yang melelahkan.
"Kala kangen Ibu. Ibu apakabar diatas sana? Apakah menyenangkan disana?" kala mulai bermonolog sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Kala sudah berhasil menuruti permintaan ibu agar menjadi anak yang baik, Bu. Kala tidak lagi berulah dan nakal seperti dulu. Kala bahkan memutus komunikasi dengan teman-teman SMP Kala yang Ibu bilang anak berandalan itu,"
"Kala bahkan rela mengubah image Kala dimata oranglain menjadi gadis yang cupu agar tidak di cap sebagai anak berandalan yang bisanya hanya membuat masalah saja. Dan sekarang, disekolah yang baru Kala juga melakukan hal yang sama agar tidak mempermalukan nama keluarga yang mengangkat Kala menjadi anak mereka. Bahkan Kala diam saja ketika beberapa orang, atau bahkan anak kandung dari keluarga yang mengangkat Kala sebagai anak membully Kala,"
Gadis itu membuka matanya. Berkali-kali ia menghela nafas karena merasa sangat lelah dengan kehidupannya yang sekarang. Kala ingin menunjukkan sisi aslinya, namun ia juga tidak ingin membuat ibunya kecewa diatas sana.
Kala menyimpan kembali kotak besi dihadapannya kedalam laci. Ia kemudian mengambil handuk dan mandi. Kala berniat untuk membuatkan Papa Gerald, Mama Asmiralda serta Gail sarapan. Semoga saja hal ini bisa membuat Gail mau sedikit melunak padanya.
--
--
"Selamat pagi Ge," sapa Kala pada Gail yang baru saja turun dan bergabung dengan keluarganya di meja makan.
"Ge? Ngapain lo manggil gue dengan sebutan itu? Merasa udah deket?" ketus Gail yang ternyata masih belum bisa melunak pada Kala.
"Ge, jangan galak-galak sama kakak kamu. Lagian juga apa salahnya manggil Ge? Jauh lebih singkat daripada harus manggil Gail. Kamu juga tidak suka kan jika dipanggil Gail?" ucap Gerald mencoba memberi pengertian pada anak kandungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASKALA [Greshan]
أدب الهواةCinta mungkin bukan satu-satunya yang berkuasa. Masih ada usaha serta takdir yang akan menetukan alur cerita. Greshan, gxg, jangan dibawa ke dunia nyata