Selamat membaca 💚💙
--
--
--
"Mama apa-apaan sih. Kenapa Mama dan Papa seenaknya angkat perempuan cacat ini jadi anak?!"
Sebuah teriakan kekesalan terdengar dari sebuah rumah mewah disalah satu kota didaerah Bandung. Pemilik suara tersebut adalah gadis cantik (Namun galak) bernama Gail Emilia atau yang akrab disapa G (dibaca Ge).
Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi dan hari ini adalah hari minggu namun entah mengapa kedua orangtua Gail sudah membuat mood gadis itu berantakan. Kedua orangtuanya tiba-tiba saja memperkenalkan Gail kepada seorang perempuan dengan sebelah mata yang cacat serta gangguan pada pendengarannya. Sang Mama; Asmiralda memperkenalkan perempuan tersebut sebagai kakak angkat Gail mulai hari ini.
"Gail Emilia, jaga ucapanmu!" kesal sang Papa; Gerald Permana yang sejak tadi hanya melihat perdebatan putrinya dengan sang Mama.
"Pa, coba Papa pikirin gimana pandangan orang-orang kalau tau Papa dan Mama memiliki anak cacat seperti dia!" Gail menunjuk perempuan yang kini hanya bisa menunduk tanpa berani menatap keluarga dihadapannya.
"Lebih baik Gail pergi dari rumah ini daripada harus rela menjadi adik bagi dia, Pa!"
Gail berlari menjauh dari ruang keluarga. Gerald hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap putri semata wayangnya. Tujuannya mengangkat Askala Naveska sebagai anak kandungnya adalah untuk memberikan masa depan yang layak kepada gadis itu dan juga untuk menemani Gail. Namun sepertinya rencananya tidak memberitahu Gail tentang masalah ini sebagai kejutan merupakan kesalahan yang fatal.
"Askala mau kemana?" Tanya Asmiralda ketika melihat Kala yang sudah berjalan menjauh dari ruang keluarga.
"K..kka..kala mau su..ssu..susul Gail, Ma," ucap Askala yang memang memiliki kekurangan bicara. Ia gagap sejak lahir.
"Biarin aja Kal. Nanti juga balik sendiri anaknya," kini gentian Gerald yang angkat suara.
Namun entah karena Kala tidak mendengar ucapan Gerald atau memang ia tidak peduli, kakinya terus melangkah menyusul Gail. Meskipun harus sedikit terpapah lantaran mata sebelah kiri dari seorang Askala kini cacat karena terkena puntung rokok saat dirinya masih kecil. Seorang yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja menyundut mata sebelah kiri gadis cantik itu dengan puntung rokok, dan berakhirlah Askala menjadi seperti saat ini.
Netra Kala menatap sekitar. Ia sudah berlari berkeliling komplek untuk menemukan Gail. Dengan alat bantu dengar di telinganya yang sebentar lagi akan lepas lantaran dirinya terus berlari, Askala masih tetap gencar mencari keberadaan Gail.
Jika Askala ingin egois, mungkin bisa saja ia tidak peduli dengan Gail. Toh Asmiralda dan juga Gerald masih tetap akan menganggapnya anak. Namun dirinya terus-terusan dilanda rasa bersalah ketika mengetahui bahwa anak semata wayang dari keluarga Permana tidak mengetahui perihal pengangkatan dirinya sebagai anak. Kala mengerti bagaimana sakitnya jika kedua orangtuanya mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASKALA [Greshan]
Fiksi PenggemarCinta mungkin bukan satu-satunya yang berkuasa. Masih ada usaha serta takdir yang akan menetukan alur cerita. Greshan, gxg, jangan dibawa ke dunia nyata