Chpt 14

957 105 17
                                    

Enjoy 🤍🤍



--
--
--

Setelah kejadian pemukulan Saka pada Kala gadis itu demam selama beberapa hari. Meski begitu Kala selalu menolak setiap Gail ajak ke dokter.

"Cuma demam biasa. Besok juga sembuh,"

Begitu kata Kala. Meskipun keesokan harinya suhu tubuh gadis itu semakin tinggi.

Kedua orangtua mereka sedang ada projek kerja diluar negeri. Jadi wajar saja jika Kala menolak untuk pergi ke dokter. Karena anak itu memang membenci bau rumahsakit.

Gail yang merasa bersalah terus saja memaksa Kala agar mau dibawa ke rumahsakit dan diperiksa kondisinya.

Tapi namanya juga Kala. Gadis setinggi tiang listrik kalau kata Gail itu selalu saja keras kepala. Alhasil Gail harus memanggil dokter ke rumah mereka, baru Kala mau diperiksa.

Selama beberapa hari juga Kala tidak masuk sekolah. Heksa yang memang khawatir terus saja bolak balik ke kediaman Permana untuk menjenguk sahabatnya itu.

Weekend tiba. Matahari sudah agak meninggi diluar sana namun gadis dengan gingsul masih tetap terlelap dalam tidurnya. Ia hanya bergerak untuk berpindah posisi, lalu setelah itu kembali ke alam mimpinya.

Seperti biasa, seperti hari-hari saat Kala tidak sakit, ia pasti akan membangunkan Gail dan mengganggu pagi gadis itu. Begitu pula dengan hari ini.

Demam Kala sudah turun. Tubuhnya juga terasa sudah kuat kembali. Waktunya untuk mengganggu kesayangannya itu.

Kali ini berbeda dengan hari-hari biasanya. Kala masuk kedalam kamar Gail tanpa izin sambil membawa panci serta sendok ditangannya.

Ia berdiri tepat disamping ranjang Gail. Memperhatikan wajah cantik mempesona itu dengan serius. Memikirkan bagaimana bisa Gail membuatnya sejatuh ini padahal mereka belum lama kenal. Bahkan belum mengenal satu sama lain.

Namun, namanya juga cinta. Kadang alasan yang muncul saat jatuh itu hadir sangat aneh. Bahkan tak jarang para manusia yang sedang merasakan indahnya jatuh cinta tidak memiliki alasan akan hal itu.

Kembali lagi pada Kala yang masih berdiri disamping Gail. Ditangannya sudah ada panci serta sendok untuk membangunkan Gail.

Ajaib memang. Tiba-tiba saja Kala ingin mendengar omelan Gail karena beberapa hari ini yang terdengar hanya suruhan lembut serta sedikit paksaan agak gadis tinggi itu mau makan dan minum obat.

Kala menyunggingkan cengirannya. Bersiap untuk memukul panci tersebut dengan sekuat tenaga, agar gadis yang masih terlelap itu membuka mata.

Ting ting ting ting ting...

Kala semakin kencang memukul panci ditangannya saat melihat Gail yang tidak terusik karena itu.

Sekali, Gail masih tidak bangun.

Dua kali

Tiga kali

Dan akhirnya gadis yang lebih muda itu terusik karena mendengar suara yang sangat kencang dan mengganggu.

Gail membuka mata. Mencoba melihat siapa yang sudah mengganggu mimpi indahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GASKALA [Greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang